Home / Misioner

Jumat, 21 Maret 2025 - 20:56 WIB

Bincang Dengan Bendahara I MS GPIB Luwy Leunufna: “Ada Tanggung Jawab yang Perlu Saya Ambil”

Bendahara I Majelis Sinode GPIB Pnt Luwy Leunufna saat wawancara dengan Frans S. Pong, Pelaksana Redaksi ArcusGPIB.com, Jumat 21/03/2025.

Bendahara I Majelis Sinode GPIB Pnt Luwy Leunufna saat wawancara dengan Frans S. Pong, Pelaksana Redaksi ArcusGPIB.com, Jumat 21/03/2025.

TERASA gairah pelayanannya begitu kuat. Itu tampak dari aura bagaimana ia bertutur, menjawab berbagai hal tentang berpelayanan di Gereja Protestan di Indonesia bagian Berat (GPIB) ini dengan segala dinamikanya.

Ia adalah Penatua Luwy Leunufna, Bendahara I Majelis Sinode GPIB yang terpilih dalam PST 2025 di Salatiga belum lama berselang. Sosok pria yang keseharian menjabat Direktur TSE Group, perusahaan sawit ini tahu persis apa yang mesti dilakukan untuk menghadirkan damai sejahtera bagi umat Tuhan.

Mencari tahu lebih dalam lagi apa-apa yang akan dilakukannya dalam 7 bulan kedepan menjelang PSR di Makassar Frans S. Pong, Pelaksana Redaksi ArcusGPIB.com mewawancarai Penatua Luwy Leunufna yang pernah mendapatkan award “Pencapaian Net-Zero dan Penanganan Perubahan Iklim”. Berikut petikan wawancaranya:

Terpilih sebagai Bendahara I Majelis Sinode. Bagaimana perasaan anda?

Menjadi Bendahara I Majelis Sinode anugerah yang luar biasa bahkan sama sekali tidak terpikir. Saya bergumul, saya berdoa, saya memohon petunjuk Tuhan.

Saya melihat bahwa ada tanggung jawab yang perlu saya ambil dan ada sesuatu yang perlu saya kontribusikan terkait dengan gerak pelayanan di GPIB ini. Saya merasa sangat diterima oleh Bapak Ibu Fungsionaris Majelis Sinode. Saya mengerti betul bahwa ada harapan-harapan yang mesti sungguh-sungguh saya jawab dengan kerja nyata.

Sebagai Bendahara I, apa yang mesti dilakukan gereja pada umumnya untuk meningkatkan keekonomiannya?

Selain berhemat, kita harus berinovasi, mencari cara supaya bagaimana caranya bisa mendapat dana dari kegiatan pelayanan. Itu caranya banyak. Kita harus sungguh-sungguh berhemat. Seperti  yang Pak Ketua Umum sampaikan di PST semangat ugahari itu memang terus harus digaungkan, bukan hanya sekadar kita bicara tapi kita harus lakukan. Itu penting, jangan berhenti cukup dengan slogan, kita harus benar-benar berhemat.

Baca juga  Sekira 8000 Orang Hadir Dalam Ibadah Syukur HUT GPIB Ke-75 di Istora Senayan

Soal pengelolaan keuangan gereja, bagaimana?

Menurut saya, cara pengelolaan keuangan yang paling simple adalah kita tambahkan terus kerendahan hati ketika melakukan pengelolaan uang. Harus sadar sepenuhnya bahwa uang itu bukan milik kita, itu harta benda milik Allah yang kepada kita dipercayakan. Jadi bukan barang kita pergunakan dengan sangat hati-hati.

GPIB punya banyak asset yang perlu dimaksimalkan yang bisa menunjang kekuatan keuangan. Apa yang mesti dilakukan?

Terus terang, saya baru masuk Majelis Sinode. Rupanya cukup banyak juga asset. Saya pikir yang harus kita pahami, seringkali kita terlena seolah-olah kita punya asset banyak, tapi asset bagaimana sih yang sebenarnya bisa dikembangkan, jangan kita terpesona, belum tentu dia bankable, belum tentu asset itu bisa kita pergunakan untuk kepetingan kita.

Jadi, terus terang saya belum tahu secara spesifik asset apa saja yang kita miliki, saya juga belum melihat daftar asset. Memang dalam persidangan saya melihat daftar asset tapi apakah asset itu bisa bekerja. Mungkin kita perlu lihat lebih dalam.

Menjelang PSR Makassar, waktu anda sisa 7 bulan. Apa yang urgent yang harus anda lakukan?

Baca juga  #IndonesiaGelap, Pdt. Emmawati Ajak Berpatisipasi Dalam Misi Ilahi

Mudah-mudahan Tuhan menolong saya, bersama-sama bergandengan tangan dengan Bapak Ibu pendeta juga Fungsionaris Majelis Sinode bisa menyelesaikan tanggung jawab kita semua di bulan Oktober 2025 dengan baik.

Yang pasti saya berkerinduan mewariskan tata laksana keuangan yang baik supaya kedepan bila ada yang melanjutkan estafet, mereka bisa melanjutkannya dengan jauh lebih mulus, ada perubahan positif dari hari ke hari supaya pelayanan yang kita buat ini adalah pelayanan yang baik, efektif, efisien dan professional untuk kemuliaan Tuhan.

Soal piutang-piutang tak tertagih tertagih, saya ingin berkontribusi. Kenapa sih gereja sebesar ini bisa terjadi hal-hal seperti ini. Saya tahu ini pekerjaan berat, saya tahu Majelis Sinode sudah melakukan yang terbaik. Kalau disisa waktu yang sedikit saya melihat yang bisa saya kontribusikan.

Sebagai presbiter di Petra Ciluar Bogor, kaitannya dengan pelayan Pelkat-pelkat seperti apa yang anda lihat?

Saya mulai masuk dalam berpelayanan di Petra Ciluar Bogor tahun 1991 saat itu saya datang dari kampung, Biak Papua,  kuliah di di IPB Bogor dan terlibat dalam pelayanan di Persekutuan Teruna, menjadi Pengurus Pelkat PT hingga 2002. Pelkat itu memberi bekal, pengalaman dalam berpelayanan,  sangat menolong untuk mengerti  arti pelayanan dan bagaimana memandang pelayanan itu. Ada banyak manfaat, belajar bertanggung jawab dan belajar disiplin. ***

Share :

Baca Juga

Misioner

Mupel-Mupel Diminta Mengadakan Pembinaan Pasangan Suami Istri Pendeta GPIB

Misioner

Kasus Gereja Kingmi, Pdt. Nicodemus Boenga: Kembali Ke Konsep Ugahari

Misioner

Disanjung Tapi Juga Dibully, Luhut Binsar Pandjaitan: Terpenting Andalkan Tuhan

Misioner

GPIB Immanuel Depok Tuntaskan Vaksinasi, Pdt Yvonne Taroreh: Melindungi Diri

Misioner

Doktrin Trinitas untuk Kemuliaan Allah, Bukan Mencari-cari Kesalahan

Misioner

Pdt. Crenos Cinun: Yesus Ada untuk Kepentingan Kita, Pnt. Faby Sopacua: Andalkan Tuhan

GPIB Siana

Natal Majelis Sinode, Pdt. Diana: Tahun 2023 Memberikan Energi Positif dan Sukacita

Misioner

Daud Lebih Memilih Lari, Menghindari Kekerasan Di Rumah Tangganya