DARI Kota Salatiga banyak diskusi dalam tataran yang begitu indah, tinggi rendahnya tensi dalam pemaparan setiap komisi dalam Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB – 2025 masih bisa ditolerir dalam suasana kehangatan dalam kasih.
Di sela-sela menunggu presentasi RPKA 2025-2026 dari setiap komisi, mari simak apa tanggapan Pendeta Jozef M.N Hehanussa, Dosen Doktor Teologi tentang kualitas spiritualitas GPIB yang diwawancarai John Paulus Personel Yayasan Diakonia GPIB bertempat di Balairung UKSW Salatiga, 14 Maret 2025, berikut petikan wawancaranya.
Tentang kualitas spiritualitas bagaimana pandangan Pak Pendeta. Apakah ini diarahkan ke personal atau organisasi!
Lebih kepada organisasi, harus keluar dari organisasi, dikarenakan membangun tidak bisa hanya diserahkan kepada organisasi, bahwa memang pada akhirnya kembali lagi pada person atau pribadi-pribadi, tapi bagaimanapun juga institusi punya tanggungjawab untuk mengembangkan spiritualitas.
Anda bertanya tentang kualitas spiritualitas, apa sebenarnya ide itu muncul dari keadaan ini atau!
Muncul dari pernyataan Pak Ketum, Pendeta PK.Rumambi beliau mengatakan bahwa kita punya masalah besar berkaitan dengan spiritualitas warga jemaat, bahkan dikatakan kita berada di rangking paling bawah dari semua gereja termasuk gereja mainstream. Misalnya Ibu Corina katakan dalam pemaparannya tentang urutan perbandingan tingkat spiritualitas antar denominasi gereja dimulai dari Gereja Kharismatik, Gereja Injili, Gereja Mainstream, GPIB Mupel Banten, GPIB Mupel Bali NTB. Yang menjadi pertanyaan apa alat ukurnya sehingga ini bisa disimpulkan demikian dan kalau ini terjadi ini masalah bagi kita semua, terutama kita para presbiter dan para dosen yang memberikan pembinaan.
Apakah kegagalan dipihak ini ataukah alat ukurnya!
Alat ukurnya tolong dijelaskan, kriterianya seperti apa, supaya kita bisa tahu karena bagaimanapun kita harus mengakui ada pola bergereja atau pola penghayatan bergereja yang berbeda antara kelompok kharismatik dengan GPIB. Yang menjadi pertanyaan lembaga penelitian Bilangan Research menggunakan kriteria apa. Apakah pakai kriteria untuk umum, untuk semua ataukah Bilangan Research lebih didominasi dari kelompok kharismatik. Contohnya GPIB penghayatan kepada Tuhan tinggi tapi soal beriman, berdoa dsb. GPIB rendah, bagaimana bisa itu! Ini tidak jelas.
Artinya dalam pemaparan tentang kualitas spiritualitas, itu dipilah-pilah!
Kesan saya seperti itu dan jelas kalau di kharismatik kan dari studi mereka lebih tinggi disitu termasuk gereja mainstream, Gereja Bethel, Gereja Pentakosta yang lebih utamakan pelayanan kesehatan, bagi sembako yang umum dan lebih banyak studi alkitab, doa dan kita GPIB lebih banyak kegiatan sosial.
Setuju nggak hasil lembaga penelitian Bilangan Research?
Saya tidak bisa menyimpulkan atau katakan Ibu Corina hasilnya begini, karena waktu yang terbatas sehingga beliau tidak bisa menjelaskan secara keseluruhan dan cuma dari dua variable yang beliau sampaikan, saya merasa tidak bisa dijadikan alat ukur yaitu keimanan kepada Tuhan dan bagaimana relasi dengan tetangga, kesediaan membantu tetangga, karena spiritualitas itu keseluruhan.
Apakah Bilangan Research masih perlu dipertanyakan!
Mungkin bisa jadi begitu, karena kita belum tahu variable untuk menghitung dan mengukur spiritualitas walaupun dikatakan ada tujuh variable.
Adakah ketidakpuasan dengan perhitungan ini!
Bagi saya belum puas dengan jawaban ini, saya pingin diberikan waktu untuk sharing lalu kita diskusi bersama.
Apakah anda pernah melakukan penelitian tentang model ini!
Saya belum pernah melakukan hal ini, belum memberikan perhatian secara serius untuk meneliti tingkat spiritualitas.
Harapannya kedepannya dalam penilaian ini!
Penilaian yang dilakukan oleh Bilangan Research sebaiknya bisa diuraikan atau dipresentasikan lebih jelas pada satu sesi lebih awal sehingga kita bisa diskusi, dimana kita bisa tahu kekurangan, sehingga program-program kita harusnya kemana. ***