PERHATIANNYA kepada pengembangan ekonomi kecil selalu up to date. Tak heran kalau ia gencar dimintai untuk memberi pencerahan diberbagai tempat sebagai narasumber tentang peran usaha kecil (UMKM) yang disebut-sebut sangat membantu ditengah badai ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja.
Ia adalah Edy Misero, Warga GPIB Ora et Labora Banten, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO) yang ditemui Frans S. Pong dari Arcus GPIB dalam suatu kesempatan belum lama berselang.
Harapannya kedepan, GPIB bisa hadir secara masif kepada komunitas-komunitas UMKM membawa damai sejahtera melalui usaha-usaha kecil yang digeluti warga yang pada akhirnya memberi dampak bagi gereja Tuhan.

Foto bersama Sekjen Asosiasi UMKM Indonesia Edy Misero dengan Pengurus PD Wanita Islam Tangsel.
Menurut Edy, berjualan sudah tidak zamannya lagi menawarkan produk keliling dari rumah ke rumah. Pedagang harus bersahabat dengan teknologi digital, sehingga semua orang bisa melihat apa yang dijual. ”Fungsi teknologi digital sangat membantu,” kata Edy.
Saat berbicara di forum Pengurus Daerah Wanita Islam (PDWI) Tangerang Selatan, Edy Misero banyak memberi masukan bagaimana bangkit dengan menjalankan UMKM.

Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan bersalaman dengan Sekjen Asosiasi UMKM Edy Misero.
Yang pasti, tutur Edy, siapapun yang bergerak UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) perlu mengubah pola pikir dalam memasarkan produknya. Perkenalkan produk mulai dari pembuatan, pengemasan hingga proses pengiriman, sehingga masyarakat menjadi tahu akan kualitas produk yang dijual, agar tertarik.
Tidak hanya aktif ditataran internal di Tangsel, Edy Misero aktif ditataran nasional. Belum lama berselang ia turut hadir di forum “Pangan Berdaulat, Indonesia Semakin Kuat” yang digelar Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan.
Di forum itu ada berkomitmen mewujudkan masa depan pangan biru Indonesia yang lebih mandiri dan berkelanjutan dan menetapkan lima kebijakan ekonomi biru untuk menjaga ekosistem perikanan sebagai salah satu sumber pangan, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.
Ditanya soal #Kabur Saja Dahulu atau #KaburAjaDulu ini bisa dimanfaatkan sebagai peluang belajar pengetahuan baru dari bangsa yang berbeda.
Ia menyarankan untuk berhenti berharap terhadap orang lain. Anak-anak muda harus berkreasi atau menciptakan apa yang tidak ada atau yang sudah ada untuk bisa ditingkatkan. Menurutnya, generasi muda Indonesia memiliki potensi dan peluang yang terhampar luas di seantero Nusantara.
”Potensi pasar dalam negeri juga memberikan kesempatan besar bagi generasi muda untuk turut aktif dalam roda perekonomian,” tandas Edy.
Perhatian Edy Misero tidak hanya sekadar bagaimana UMKM bisa terus bangkit, kepekaannya terhadap UMKM yang mengalami kredit macet juga menjadi perhatiannya.
Ia pernah memprotes pelaksanaan kebijakan hapus tagih piutang macet usaha mikro, kecil, dan menengah yang digelar pemerintah.
Menurutnya, kebijakan penghapusan kredit macet hanya diberikan kepada pelaku-pelaku UMKM nasabah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), sedangkan pelaku UMKM yang bukan nasabah Himbara tidak diperhatikan. Ia pun berharap harus ada peluang untuk kesempatan menghapus utang bagi semua UMKM.
Soal program efisiensi pemerintah, Edy berharap kepada para pelaku usaha UMKM agar tidak terlalu khawatir. Tujuan efisiensi sebetulnya baik untuk mengurangi kegiatan yang selama ini merupakan tindakan pemborosan.
Ia menunjuk bahwa saat ini ada sebanyak 280 juta rakyat Indonesia yang mempunyai permintaan dan kebutuhan pokok, seperti makanan. Kebutuhan pokok itu tidak mungkin kena efisiensi karena masyarakat tetap butuh dalam keseharian. /fsp