KOTA PADANG, Arcus GPIB – Rangkaian HUT ke-75 Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) yang dilaksanakan di Kota Padang punya makna tersendiri. Perhelatan Sinodal ini tak henti menyatakan Kabar Baik bagi sesama dan semua mahkluk ciptaan-Nya.
Mupel Sumber-Riau melalui GPIB Efrata Padang sebagai “Tuan dan Nyonya” rumah berkomitmen mewujudkan itu. Hasilnya, Senin 30 Oktober 2023 GPIB menyatakan itu lewat kepedulian terhadap keindahan dan kebersihan serta kelestarian lingkungan hidup. GPIB melakukan penanaman berbagai pohon di areal Pantai Air Manis Kota Padang dan menyerahkan beberapa tong sampah.
Padang memiliki sejumlah pantai yang menjadi tujuan dan daya tarik bagi sektor pariwisatanya. Salah satunya adalah Pantai Air Manis. Pantai ini terletak kurang lebih 10 km ke selatan dari pusat kota.
Penanaman pohon dilakukan oleh Fungsionaris Majelis Sinode dan berturut-turut dilakukan oleh Pengurus Departemen GERMASA, Panitia HUT GPIB ke-75 baik yang dari Jakarta maupun yang dari Kota Padang.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Cabang Utama (KCU) BCA (Bank Central Asia) Padang, Robert Siahaan juga turut hadir dan ikut mensupport kegiatan peduli lingkungan hidup tersebut dan memberikan sambutannya termasuk melakukan penanaman pohon.
Tidak hanya sekadar melakukan penanaman aneka pohon, komitmen melestarikan lingkungan hidup dan kebersihan alam sekitar juga disampaikan dalam kalimat-kalimat dalam bentul yel-yel di lokasi penanaman pohon.
Yang luar biasa dari kegiatan itu, di sudut lain terlihat beberapa anggota GERMASA memungut sampah-sampah dan dimasukkan kedalam kantong yang tersedia. Personel GERMASA tersebut antara lain Pendeta Nico Boenga, Ria Cornelis dan beberapa personel GERMASA lainnya.
Sehari sebelumnya, Minggu 29 oktober 2023 di GPIB Efrata Padang telah dicanangkan Deklarasi Gereja Ramah Lingkungan Deklarasi disampaikan Ketua Majelis Sinode GPIB Pendeta Drs. Paulus K. Rumambi, M.Si.
“Kami Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) menyadari bahwa planet bumi mengalami perubahan dan kerusakan lingkungan yang masif. untuk itu kami menyatakan komitmen untuk menjadikan setiap pelayanan GPIB sebagai gereja ramah lingkungan,” demikian bunyi salah satu butir Deklarasi tersebut.
“Kita bersyukur, kita bisa mendeklarasikan GPIB sebagai gereja ramah lingkungan karena Yesus katakan juga beritakanlah Injil kepada segala mahkluk, bukan hanya kepada masunia. Mari kita mulai lebih serius lagi lingkungan alam disekitar kita khususnya,” tutur Pendeta Rumambi dalam sambutannya.
Dikatakan, dalam acara 75 tahun GPIB ini Panitia membagaikan bak sampah kepada beberapa masjid. GPIB adalah Gereja Penampung Insan Berdosa yang layak dimasukkan kedalam bak sampah.
“Gereja harus menjadi bak sampah. Yang belum adalah keset kaki yang bisa membersihkan kaki yang kotor. Siapa yang mau memulai gereja keset kaki. Dalam rangka ramah lingkungan membagi-bagi keset kaki,” ajak Pendeta Rumambi.
“Kita ini bagai keset kaki selain bak sampah,” tandas Rumambi berharap jemaat untuk peduli lingkungan./fsp
Ketua IV Shierly Van Houten dan suami turut serta melakukan penanam.
Ketua V MS GPIB Pnt. Robynson Wekes dan istri melakukan penanaman.
Bendahara MS GPIB Pnt. Eddy Soei Ndoen menanam pohon.
Foto-foto: Frans s. Pong.