SAAT kau terlahir di Bumi Pertiwi, Syukurku panjatkan pada Ilahi,
Senyummu menyejukkan hati, Sangat indah bagai bunga melati,
Kau selalu setia menemaniku, Kau adalah penghibur bagiku,
Dikala gundah dan lara hatiku, Disaat itu kau ada disampingku,
Cucuku yang terkasih, Jangan lupakan didikan Tuhan,
Jauhkan ketidakadilan, Peluklah kebenaran,
Jadilah saksi hidup akan kebesaran Tuhan,
Berbakti dan berkaryalah, Bagi Nusa dan Bangsa,
Bahagiakan orang tua, Berbagi kasih selalu dengan sesama,
Aku berdoa agar Tuhan melindungimu dan memberkatimu,
masa depan gemilang menjadi milikmu.
Puisi diatas dengan judul BERSINARLAH merupakan karya Loes Palar pemenang lomba di HUT – 13 PKLU GPIB yang diadakan di Hotel Horison Grand Serpong – 2023 dengan materi lomba tentang cucuku.
Puisi ini ditulis pada saat usia beliau 73 tahun, woo keren, luar biasa dimana masih mau menggunakan kognitif, afektif dan psikomotornya untuk berbagai lewat karya dalam bentuk puisi dan usia tidak menghalangi untuk terus melakukan sesuatu bagi banyak orang lewat tulisan tangannya.

Loes Palar pemenang lomba di HUT – 13 PKLU GPIB bersama Ketua Dewan PKLU Tommy Halauwet
Melalui WA Call, 30 Maret 2025, beliau banyak bercerita tentang kegiatannya sekarang ini dan pengalamannya dalam pelayanan.
Mulai menjadi seorang Pelayan Persekutuan Teruna GPIB ‘Nazareth’ Jakarta Timur dari tahun 1994 dan sekarang ini ikut kegiatan WKUB, Wadah Komunikasi Umat Beragama di Jakarta Timur.
Dan diusia 75 tahun saat ini, sudah cukuplah dan berharap sampai kapanpun jadi berkat dan mengenai Dewan PKLU GPIB beliau berpandangan kiranya Dewan lebih cermat dengan inspirasi, kalau rajin ikut group WA PKLU mereka pasti tahu, kira-kira PKLU maunya apa sih! Ada yang suka kritik, itulah liku-likunya, hitung-hitung ujian kesabaran, mengendalikan diri.
Makanya kalau Dewan PKLU GPIB setahun sekali buat acara pertemuan sepertinya kurang! Karna PKLU senangnya kumpul-kumpul, biar yang sakit jadi tidak sakit, senang mau ketemu teman-teman dan beda rasanya kita kumpul sama keluarga , sama anak, sama cucu dan inilah yang harus dipikirkan. Buatlah program yang istilahnya kebersamaan seperti jalan santai dll. yang ringa-ringan sajalah, ringan untuk jasmani, ringan untuk kantong juga.
Apalagi kita akan mengadakan HUT – 15 PKLU, 11 – 14 oktober 2025 di Bali, yang dirasakan mahal amat, tempatnya terbatas. Yang harus dipikirkan kemampuan PKLU, selain fisik juga kemampuan dana, kalau kita di kota mungkin gimana, tetapi kalau di daerah di luar pulau rasanya berat, kan kasihan mereka itu, yang di Jawa sini juga coba!
Kita juga harus mengumpulkan dana sekitar 2,8 juta per orang, ini benar-benar kejutan, luar biasa, sampai berpikir ini harus bagaimana, sudahlah apa kata Tuhan, ikut aja.
Dan yang paling menyedihkan itu, ada kata-kata yang nggak mampu nonton aja Live Streaming, kalau kita disuruh nonton youtube, ya ngapain gitu!
Tapi sudahlah, mau apa, itulah pemikiran Dewan PKLU GPIB, mereka sudah diberi hikmat oleh Allah, jadi keputusan merekapun haruslah kita hormati, istilahnya legowo-lah, jadi PKLU lebih banyak begitu, pikirannya legowo, Lansia harus legowo.
John Paulus, Yayasan Diakonia GPIB