Kesepian menjadi masalah utama bagi gen Z atau Gen Zoomers. Sebanyak 34% Gen Z merasakan kesepian dari tingkat sedang (26%) hingga akut (8% – sangat sering).
JAKARTA, Arcus GPIB – Hasil penelitian membuktikan bahwa yang membuat gen Z enggan datang ke gereja, pertama: Sikap orang dewasa yang menghakimi sesuai pandangan mereka, kedua: Gen Z tidak punya teman akrab di gereja, ketiga: Pemimpin-pemimpin di gereja tidak menjadi inspirasi, keempat: ibadah yang terlalu kaku dan membosankan dan kelima: Cara dan suasana ibadah tidak membuatku berjumpa Tuhan.
Demikian hasil Penelitian Bilangan Research Center (BRC) yang diterima Arcus GPIB 15 Maret 2025. Lima fokus tertinggi yang disampaikan BRC sebagaimana tabel dibawah:
Hasil penelitian itu juga menyebutkan, KESEPIAN menjadi masalah utama bagi gen Z atau Gen Zoomers. Sebanyak 34% Gen Z merasakan kesepian dari tingkat sedang (26%) hingga akut (8% – sangat sering). Terlihat “tingkat kesepian” kelihatan menurun bagi gen Z yang tertanam dalam komunitas dan memiliki mentor.
Tiga hal yang membuat Gen Z merasa tertekan adalah soal masa depan (37.5%), Tuhan meninggalkan aku (18.4%) dan dampak kesalahan masa lalu (14.8%). Makin dewasa, kekuatiran akan masa depan semakin meningkat (SMP 30.5%, SMA 41.6% dan Perguruan Tinggi 43.2%).
Secara umum, masih sekitar 20% Gen Z yang sulit merasakan dikasihi oleh Tuhan. Angka ini menjadi 10% bagi Mereka yang memiliki komunitas dan 15% bagi yang memiliki mentor.
Hingga tahun 2024, Gen Z adalah kelompok generasi yang terbesar di Indonesia, sebelum nantinya digantikan oleh generasi Alpha.
Dengan rentang usia mereka yang 14-28 tahun, maka 10 tahun lagi mereka adalah generasi yang mulai memimpin termasuk dalam kepemimpinan gereja. Di sisi lain, ternyata hanya sedikit data, informasi dan studi seputar gen Z Kristen terutama pandangan terhadap gereja dan kedalaman spiritualitas mereka. Itulah sebabnya, BRC di tahun 2024, memutuskan untuk membuat riset yang fokus kepada gen Z Kristen.
Riset Spiritualitas gen Z yang dilakukan oleh BRC di tahap pertama ini, difokuskan untuk memahami dinamika kehidupan, pandangan terhadap gereja, dan ekspresi spiritualitas gen Z.
Tim analis BRC telah menyajikan berbagai pengolahan data untuk memahami faktor penting yang mendasari ekspresi spiritualitas gen Z.
Dengan demikian, pimpinan gereja dan lembaga gerejawi yang terlibat dalam pelayanan gen Z, bisa membuat strategi dan mengalokasikan sumber daya pelayanannya dengan lebih efektif. /fsp