JAKARTA, Arcus GPIB – Fungsionaris Majelis Sinode GPIB dan Unit-unit Misioner serta Karyawan Kantor MS GPIB merayakan paskah di GPIB Immanuel Jakarta, Jumat, (09/05/2025).
Ibadah Syukur paskah teresbut dilayani Pendeta Fransien Ihalauw-Hkom yang dlam kesempatan itu menyatakan syukurnya atas pelayanan-pelayanan yang dicapai Majelis Sinode 2020-2025 yang saat ini mendekati masa akhir tugas.

Fungsionaris Majelis Sinode bersama Pendeta Fransien Ihalauw Hukom dan Mejelis bertugas.

Paduan suara Dewan PKP menaikkan pujian
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi, Ketua III Pendeta Maureen Rumeser, Ketua IV Shierly van Houten Sumangkut, Sekretaris Umum Pendeta Elly D. Pitoy De Bell, Sekretaris I Pendeta Emmawati Rumampuk – Baule, dan Sekretaris II Penatua Ivan G. Lantu,
Di ibadah syukur tersebut juga dihadiri Fungsionaris-Fungsionaris Sinode lalu antara lain Pendeta John D. sihite, Pendeta Frits Manuhutu dan Pendeta Martinus Tetelepta dan perutusan Unit-unit Misioner yang ada di Majelis Sinode.

Karyawan Majelis Sinode memuji Tuhan di ibadah syukur paskah.

Vikaris-vikaris yang bertugas wilayah Jakarta menaikkan pujianĀ
Paduan Suara Dewan PKP dan Paduan Suara Karyawan Kantor Majelis Sinode mengiringi ibadah syukur yang juga dihadiri vikaris-vikaris yang bertugan wilayah Jakarta yang juga turut menaikkan pujian.
Pendeta Fransien Ihalauw-Hukom dalam renungannya mengatakan, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik perlu setia dan jujur. “Belajar menjadi seorang pemimpin harus ada kesetiaan tapi juga harus ada kekjjuran dalam mengatakan yang benar,” tuturnya.
Apa yang pernah Allah sampaikan tidak pernah berlalu begitu saja. Perjanjian yang pernah Allah buat tidak pernah Allah ingkari, Allah melihat kesetiaan, Allah melihat kejujuran, taat melakukan apa yang Tuhan katakan.
Kalau manusia buat apapun jangan cepa-cepat bangga. Ketika itu bukan dari Tuhan, sebab yang namanya dari manusia pasti terbatas. Karena kita bukan pencipta, kita ciptaan.
Yasua dipersiakpan Tuhan bukan dengan pokiran-pikran yang modern, dengan rekayasa pikiran-pikiran yang hebat, alau disaat ini Tuhan memberikan perintah yang begitu hebat dan Yosua melakukannya dengan penuh ketaatan mereka boleh mengelilinginya selama 6 hari dan pada hari yang ke-7 tembok roboh.
“Keanggkuhan manusia, pengetahuan yang canggih, hanya bisa dihancurkan dengan sangkakala dan sorak sorai kemenangan,” tandas Pendeta Fransien. /fsp/den














