Home / Diakonia

Rabu, 10 November 2021 - 15:04 WIB

Pendeta Berbisnis, Mungkinkah? Pdt. Johny A. Lontoh: Jangan Hanya Di Mimbar

MEDAN, Arcus – Gereja butuh duit, pelayanan butuh dana, pekerjaan yang sifatnya proyek butuh biaya. Kalau hanya sekadar mengandalkan kas jemaat yang diambil dari persembahan jemaat apakah mencukupi.

Lalu bagaimana kalau gereja menjalankan bisnis untuk mendanai program kerjanya, salahkah? Atau pendeta berbisnis untuk menghadirkan damai sejahtera bagi warganya, mungkinkah? Menjawab itu, Frans S. Pong dari Arcus mewawancarai Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Immanuel Medan, Pdt. Johny A. Lontoh, M.Min., M. Th. Berikut wawancaranya:

 

Bolehkah gereja secara institusional berbisnis?

Pdt. Johny A. Lontoh: Boleh saja. Coba belajar dari gereja Katolik, Menonaith, yang punya saham di perusahaan-perusahaan besar di dunia. Gereja di Indonesia seperti HKBP dengan Diakonia Sosial yang luar biasa. GBKP dengan Kredit Yunior. Intinya damai sejahtera jangan hanya di mimbar tapi bagaimana mewujudkan damai sejahterah dan ketahanan ekonomi warga jemaat.  Yesus pun berkata manusia tidak hanya hidup dari roti tapi Firman Tuhan. Bukankah harus dilihat dalam keseimbangan.

Baca juga  Jauh dari Gaya Feodalistik, Ketua I Sinode GPIB Bezuk Karyawan yang Sakit

Paulus dalam misinya juga menjalankan usaha “Tukang Tenda” bagaimana dengan Pendeta bolehkah ia berbisnis?

Pdt. Johny A. Lontoh: Boleh saja, tapi tujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi umat. Jika umat sejahtera, persembahan meningkat dan Pendeta pun sejahtera.

Bagaimana kondisi keekonomian pendeta pada umumnya. Sudah mapankah?

Pdt. Johny A. Lontoh: Kemapanan di jemaat kecil dan Pos Pelkes masih jauh dan GPIB hanya menyentuh pelayanan Koinonia, Marturia disekitar Ibadah dan Pelayanan Firman. Diakoniapun masih karitatif. Tidak heran selama ini terkesan gereja di pusat kota menjadi subjek pelayanan dengan kekuatan ekonominya.

Baca juga  WAMENAG Apresiasi Natal 2021 Berlangsung Khidmat: Terus Rajut Persaudaraan

Solusi untuk itu?

Pdt. Johny A. Lontoh: Kondisi ini harus diubah. Jemaat2 di daerah pun harus menjadi subjek. Caranya gereja harus berperan meningkatkan perekonomian khususnya di jemaat kecil, dan Mupel mengkoordinasikannya. Itulah yang kami lakukan dengan Diakonia Reformatif dan Transformatif di Mupel SUMUT Aceh.

Bagaimana dengan pembedayaan jemaat bagaimana?

Pdt. Johny A. Lontoh: Dalam Pastoral Sosial, gereja harus memberdayakan atau empowering seluruh potensi ekonomi jemaat lewat UMKM dan membebaskan atau liberating dari ketidakadilan dan ketidakbernaran pada tokek/tengkorak. ***

Share :

Baca Juga

Diakonia

Sssuuut… Jangan Sombong, Jangan Pamer Kekuasaan, Semua AnugerahNya

Diakonia

YADIA GPIB Bertandang Ke Panti Asuhan Zebaoth, Empati Humanis

Diakonia

LAPORAN Tim CC Sinodal, Christ Wangkay: Prioritas Makanan dan Air Mineral

Diakonia

Tanpa Cinta Bagai Mesin Bergerak Dingin, Pdt Letlora: YADIA Itu Kesaksian Tanpa Khotbah

Diakonia

KAMIS PUTIH, Makna Kerendahan Hati, Kebersamaan dan Kesederhanaan

Diakonia

“Hayati Sungguh-sungguh Pekerjaanmu Sebagai Kerja yang Diberikan Tuhanmu”

Diakonia

Di Forum IIPE, Pdt. Johny A. Lontoh: Gereja Harus Serius dan Kreatif

Diakonia

30 Yadia GPIB, Pdt. Marthen Leiwakabessy Ajak Melayani Keluar