KEKAYAAN budaya Indonesia adalah kebanggaan tersendiri bagi masyarakatnya. Bahkan dunia internasional pun kagum dengan kekayaan negeri sejuta etnik yang bisa hidup harmonis berdampingan satu dengan yang lain.
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) merawat kebinekaan itu dalam setiap event-event jemaat, Mupel maupun Sinodal. Simak saja saat perhelatan akbar Persidangan Sinode Tahunan (PST) 12 -15 Maret 2025 di Salatiga yang digelar di Balairung Kampus UKSW Salatiga suasana kental dengan perpaduan berbagai etnik.

Anak Timor, Pnt. Eddy Soei Ndoen, Bendahara MS GPIB dengan kostum etnik di PST 2025 di Salatiga.
”GPIB ini Indonesia Mini,” tutur seorang peserta PST Salatiga saat melihat Fungsionaris Majelis Sinode dan Panitia mengenakan kostum-kostum etnik berbagai daerah.
Pesona kostum etnik semakin semarak didukung tatanan dekorasi ala Jawa yang menampilkan ornamen wayang dan sentuhan lighting yang semakin menguatkan pesan etnik.
Paduan suara-paduan suara juga mengenakan busana-busana etnik yang semakin menguatkan pesan keindonesiaan.

Pesona aneka etnik tak lekang oleh waktu, selalu menarik.

Sentuhan etnik ala putra kerajaan di PST 2025 Salatiga oleh Robynson Wekes, Ketua 5 MS GPIB.
Catatan Arcus GPIB mengutip ciputra.ac.id menyebutkan, busana etnik tidak hanya sekadar pakaian, tetapi juga cara untuk merayakan dan menjaga warisan budaya. Setiap elemen dalam desain busana etnik, mulai dari pola hingga bahan, sering kali memiliki makna khusus yang berkaitan dengan sejarah dan tradisi masyarakat yang menciptakannya.
Melalui busana etnik, nilai-nilai budaya dapat terus dipertahankan dan dihargai oleh generasi masa kini.
Busana etnik sering kali menonjolkan keunikan desain yang tidak dapat ditemukan dalam busana modern biasa. Dengan motif yang kaya, detail yang rumit, dan penggunaan bahan alami, busana etnik memberikan tampilan yang elegan dan artistik.
Desain busana etnik tidak hanya menonjolkan gaya, tetapi juga menyampaikan keindahan yang dalam dan mendalam, menjadikannya pilihan tepat bagi mereka yang ingin tampil beda.
Busana etnik telah berkembang dengan mengikuti tren fashion global. Kini, banyak desainer yang menggabungkan elemen busana etnik dengan tren kontemporer, menciptakan koleksi yang lebih modern dan dapat digunakan dalam berbagai kesempatan.
Padu padan busana etnik dengan aksesori atau pakaian modern memungkinkan seseorang untuk tampil fashionable, sekaligus tetap menghargai budaya dan tradisi.
Oleh:
Frans S. Pong, Arcus GPIB
Dennies Gaspersz, Fotographer