BICARA soal Pemberdayaan Ekonomi bagi Kumala Hesti dan suami Devi Susianto bukan sesuatu yang baru. Mereka telah ada pada fase kongkrit bukan lagi pada fase mencari atau membuat sebuah terobosan. Mereka telah mewujudkan semua dilingkup internal keluarganya.
Mengelola bisnis telah menjadi habitatnya. Semua lini bisnisnya berjalan O.k dan memberi kebaikan yang tidak sedikit bagi kemaslahatan orang banyak dan gerejanya. Keluarga ini telah menjadi gereja yang menghadirkan damai sejahtera bagi sesama.
Lalu apa pendapatnya ketika ditawari untuk masuk ke ranah politik? Pemilik bisnis Otomotif di Salatiga yang juga menjalankan bisnis rental mobil berkata cerdas soal itu. Dan bisnis apa yang akan digarap lagi, pemilik usaha tambak ikan dan usaha penggilingan padi ini kini membidik bisnis travel dan properti.
Apa tips yang dilakukan sehingga semua lini bisnis warga jemaat GPIB ATK Ambarawa ini berjalan bagus? Pelaksana Redaksi Arcus GPIB, Frans S. Pong mewawancarai Kumala Hesti, Owners Devi Motor. Berikut wawancaranya:
Yang lain masih berpikir soal pemberdayaan ekonomi, anda sudah jauh melangkah. Apa Tips sukses anda mengelolah bisnis?
Dari dulu orang tua mendidik tidak boleh malas, begitu aja. Jadi seberapapun hasilnya tetap kita harus mensyukuri. Tidak lepas dari itu kita punya tanggung jawab, konsisten, bangun pagi mau apa harus kita planning dulu sebelum hari esok Di malam hari kita planning dulu, apa yang mau dilakukan, tujuan apa, harus ada hasil, apa sudah ada peningkatan atau atau tidak, kalau gagal apa yang membuat kita gagal, besok pagi harus dibenarin.
Wah, itu pasti etika disiplin yang luar biasa yang diajarkan orangtua anda?
Dari kecil orang tua mewajibkan punya planning untuk besok. Orang kalau mau jalan itu mau kemana tujuannya harus dari semalam direncanakan.
Orangtua anda, Bapak atau Ibu yang tegas dalam disiplin?
Dua-duanya. Kalau ibu lebih kepada kelembutan. Kalau Bapak agak keras. Waktu main ada, main bukan hal yang utama, kalau sekolah harus rajin belajar, kalau pulang sekolah sudah dikasih tanggung jawab, mengantar pesanan kesana-kesini itu sudah terjadwal, jadi sampai malam sudah ada jadwalnya sendiri.
Alumni mana?
UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana), S-1 Jurusan Ekonomi Majemen tahun 2004. Tahun itu saya juga sudah kerja di Jakarta, dan saat wisuda balik lagi ke Salatiga untuk wisuda.
Sejak kapan merintis bisnis?
Kalau merintis bisnis sejak kecil.
Anda ’kan punya banyak lini bisnis. Ada otomotif, bengkel, tambak ikan, usaha penggilingan padi. Bisnis apa lagi yang bakal dibidik?
Baru merambah bisnis travel dan properti bersama suami.
Apa memang punya cita-cira jadi pebisnis?
Tidak sih. Itu karena orangtua punya bisnis ini dan orang tua kepingin melanjutkan bisnis ini.
Politik saat ini banyak mengakomodir kepentingan perempuan. Wakil Wali Kota Salatiga, Perempuan. Saya pikir anda perlu juga terjun ke ranah politik?
Iya, ada tiga partai pernah tawari saya untuk bergabung. Soalnya anak masih perlu bimbingan dan bisnis saya ‘kan perlu banyak waktu, tidak dululah.
Mungkin bisnis bisa diserahkan ke profesional, dan anda fokus ke politik dan bisa menolong banyak orang?
Jangan.
Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin, perempuan lho?
Yang pasti saya belum terpanggil untuk kesana. Belum punya pikiran. ***
