Home / Germasa / GPIB Siana

Kamis, 10 November 2022 - 17:52 WIB

Arahan MS GPIB Sikapi Kontestasi 2024: Tahan Diri, Jangan Mengatasnamakan GPIB

JAKARTA, Arcus GPIB – Menyikapi Kontestasi Politik menjelang tahun 2024, Majelis Sinode (MS) GPIB menyatakan sikap tegas bahwa GPIB tetap mendukung penerapan demokrasi yang didasari mekanisme sesuai konstitusi dan dilaksanakan secara teratur dan damai.

“Gereja harus tetap menjaga netralitas dan mendorong proses politik dapat dijalankan dengan menjunjung prinsip dan etika yang ditujukan untuk kebaikan bersama. Sebagai gereja kita tetap berkeyakinan bahwa Tuhan akan tetap menyertai perjalanan gereja-Nya di negeri dan negara Indonesia,” demikian Edaran Fungsionaris Majelis Sinode tertanggal 10 November 2022  yang ditandatangani Ketua II Pdt. Manuel E. Raintung, S.Si., M.M dan Sekretaris I Pdt. Roberto J.M. Wagey, M.Th.

Untuk itu, Majelis Sinode GPIB menyampaikan arahan sebagai sikap GPIB kepada seluruh Presbiter dan segenap Warga GPIB. Gereja tetap terus menyaksikan suara kenabian untuk hadir dan berkarya membawa damai sejahtera Tuhan bagi masa depan Indonesia. Gereja harus terus berkomitmen untuk menjaga persatuan kesatuan, membangun komunikasi dan kebersamaan dalam dan bersama seluruh komponen dari berbagai latar belakang.

Baca juga  ToT CC Sinodal 2022: Dari Rescue Air Hingga Mengendalikan Ular Berbisa

“Ditengah hiruk pikuknya paradigma politik yang terindikasi cenderung menghalalkan berbagai cara termasuk menggunakan isu-isu identitas dan atau keagamaan untuk beragam kepentingan, maka sebagai gereja patutlah kita dapat menahan diri untuk tidak ikut dan terbawa arus dalam kontestasi politik yang sering membangun narasi-narasi eksklusivisme dan atau ujaran kebencian maupun hoaks.”

“Sebagai Presbiter GPIB diharapkan kita dapat membijaki tuturan kata dan perilaku agar tidak mendatangkan kerugian bagi kelembagaan gereja (GPIB). Setiap pernyataan dalam merespons isu sosial – politik hendaknya tidak menciptakan kontradiktif pendapat yang mengatasnamakan lembaga gereja (GPIB). Sebaiknya setiap pernyataan dapat dikonsultasikan dengan Pimpinan Jemaat dan atau Pimpinan Sinodal.”

Baca juga  Kemenag: Jangan Tunda Penyelesaian Jika Ditemukan Masalah Kerukunan Beragama

“Gereja memiliki panggilan untuk mendukung pemerintah tanpa meniadakan fungsi profetik (kenabian) dan kritisnya. Sehingga selain kita tetap terus mendoakan pemerintah, hendaknya pula kita tidak terjebak dalam polarisasi terkait situasi sosio-politik.”

Gereja tetaplah harus memiliki pemahaman kritis serta mampu membaca tanda-tanda perubahan dan pembaharuan masyarakat. Gereja diminta memotivasi warga gereja untuk dapat menjadi agen perubahan dan berkontribusi positif bagi masyarakat terkait keharmonian, keadilan dan perdamaian. /fsp

Share :

Baca Juga

GPIB Siana

BIG DATA Jemaat, Dua Sosok Ini Akan Kupas Tuntas Di Leaders Meeting Bali

Germasa

Dibuka, Pendidikan Politik Warga Gereja di Lombok

Germasa

Diskusi Jimly Asshiddiqie Bicarakan Penanganan Pandemi Covid-19

GPIB Siana

Pdt. Peggy: Andalkan Tuhan, Pdt. Hendra: Jangan Dikit-dikit Kepeng

Germasa

CC GPIB Kolaborasi dengan PGI Bantu Bencana Cianjur

Germasa

Buka Puasa Bersama Pdt. P.K. Rumambi: Harus Sinergi, Prof: Dede Rosyada: Negara Serius

Germasa

Penolakan  Gereja di Cilegon Inkonstitusional, Ketua II Majelis Sinode GPIB: “Makar”

GPIB Siana

Bagaimana Bersikap Saat Menghadapi Persoalan? Ini Kata Pdt. Jona Lumanauw