ArcusGPIB.com – “Payung tidak pernah menghentikan hujan. Tetapi ia mampu melindungi kita dari derasnya air hujan. Seperti halnya Doa, Doa tidak membuat kita luput dari masalah. Tapi Doa membuat kita tenang meskipun kita berada ditengah-tengah masalah.”
Demikian share tulisan yang diposting Ika Maslicha digrup fb Catatan Harian GPIB. Postingan gambar sederhana dasar hitam tulisan putih ada gambar payung ditengahnya, pesan “Ewako” sebanyak dua kali.
Bagi Pdt Yvonne D. Taroreh – Loupatty, Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Immanuel Depok, doa memberi kekuatan dengan mangajak warga jemaat untuk berdoa kepada Tuhan Yesus. “Berdoa dan sesuatu pasti terjadi.”
Menurutnya, peristiwa pandemi Covid-19 ini tidak saja menjadi efek kejut bagi dunia dan Indonesia, tetapi juga membuat pola kehidupan masyarakat berubah total, baik cara berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesama dan lingkungannya. Dampak yang ditumbulkannyapun menyelusup masuk dalam setiap aspek kehidupan manusia, baik menyangkut ekonomi global, masyarakat tertutama terhadap kondisi kesehatan, sehingga banyak yang terbaring dirumah sakit dan tidak sedikit yang meregang nyawa bahkan begitu cepat harus kehilangan orang-rang yang dicintai.
“Dalam situasi dan kondisi seperti ini, sebagai orang percaya kepada siapakah kita harus menaruh pengharapan kita? Karena kekuatan kita terbatas, kemampuan dan obat-obatan pun terbatas. Tetapi kita patut bersyukur bahwa kita mempunyai Tuhan Yesus yang hidup yang tidak terbatas serta tidak akan pernah meninggalkan setiap orang yang berseru dan berserah kepada-Nya,” kata penulis buku “Secercah Harapan Di Titik Nadir Kehidupan” ini.
Kalau Nabi Nehemia saja seorang diri berdoa, menangis, berpuasa dan berkabung memohon belas kasihan Tuhan dan Tuhan menjawabnya, kalau Ester seorang diri saja bersama dayang-dayangnya berdoa,berpuasa dan Tuhan menyelamatkan bangsanya dari kematian. /fsp