ArcusGPIB.com – Alumnus Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) 1977-1981 dan MBA Finance dari University of Hartford, Connecticut, USA 1988-1990 ini ternyata bukan orang biasa-biasa.
Tak dinyana berjumpa dengannya dalam suatu kesempatan. Banyak masukan berarti yang dilontarkan darinya bagaimana menata sistem pelaporan keuangan sebuah entitas gerejawi pada umumnya.
Pengalaman korporasinya mentereng, pernah sebagai Senior Manager s/d Direktur di beberapa perusahaan baik nasional (Astra International) dan Multi National (perusahaan computer Digital dan Compaq yang sekarang menjadi Hewlett Packard dan perusahaan minyak ExxonMobil Indonesia). Dan kini ia sebagai Pendiri, Direktur & Komisaris di perusahaan sendiri.
Ia adalah Pnt. Harli Sibarani, Fungsionaris Badan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG) GPIB 2015-2020. Apa kata lelaki yang juga Anggota Dewan Transportasi Kota Bekasi ini soal lika-liku keuangan gereja pada umumnya.
Ia merekomendasikan perlunya pemanfaatan dan pendayagunaan sistem keuangan berbasiskan IT terintegrasi dari masing-masing unit misioner bahkan dari masing-masing Jemaat.
“Sampai saat ini belum terlaksana, padahal sudah diamanatkan oleh Persidangan Sinode GPIB Tahun 2010,” tutur Harli Sibarani, Mantan Country HR Manager Digital Astra Nusantara Indonesia ini yang juga menyatakan siap ikut kontestasi untuk posisi Bendahara Umum Majelis Sinode pada Persidangan Sinode XXI tanggal 26 s/d 31 Oktober 2021.
Diakuinya, ikut kontestasi di forum Persidangan Sinode XXI ini karena kerinduannya agar sistem penataan keuangan GPIB kedepan semakin baik. Observasi BPPG selama lebih dari 6 tahun ini, pemanfaatan sistem yang sophisticated masih sangat jauh. Seharusnya GPIB sebagai salah satu gereja besar di Indonesia sudah melaksanakannya.
Pengelolaan dana-dana yang ada di GPIB baik yang existing maupun yang diupayakan melalui kegiatan Dana & Daya, seharusnya dikelola melalui multisarana dan fasilitas yang tersedia baik oleh pihak perbankan maupun oleh jasa-jasa keuangan lainnya yang tersedia yang memberikan nilai tambah positif bagi GPIB.
“Pembinaan, pengembangan dan penugasan SDM keuangan untuk lebih handal dalam mengelola administrasi keuangan GPIB yang dalam penilaian BPPG selama 6 tahun ini masih belum memadai,” kata Harli yang juga HR Director Compaq Computer Indonesia (1998-1999) ini.
Sebagai seorang Penatua GPIB yang dianugerahkan dan dipercayakan kepadanya sejak tahun 2002 yang lalu melalui GPIB Jemaat Jatipon, Bekasi Pnt. Harli Sibarani punya pemahaman berempati.
“Apa yang kita miliki adalah anugerah Tuhan yang harus kita syukuri terus menerus dan manfaatkan seoptimal mungkin untuk kebaikan semua pihak demi hormat dan kemuliaan nama Tuhan,” kata Suami dari Ir. Edwina RML. Tobing yang telah dianugerahi 3 Putri ini.
Sebagai salah satu dari 3 orang Fungsionaris (merangkap sebagai Sekretaris BPPG), bersama-sama dengan 2 orang fungsionaris lainnya, Pnt. Harli Sibarani telah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan laporan keuangan Majelis Sinode GPIB (triwulanan dan tahunan).
Laporan keuangan yang diperiksa adalah Yayasan dan unit-unit misioner lainnya di bawah kendali Majelis Sinode GPIB seperti Dana Pensiun, YAPENDIK, Unit Kerja/Biro Percetakan GPIB, Griya Sekesalam Bandung, Griya Bina Lawang, RAAL, AKBID/Yankes Surabaya serta laporan keuangan berbagai kegiatan Sinodal lainnya.
Juga memeriksa laporan keuangan Departemen, Pelkat dan Panitia-Panitia lainnya.
Dari sejak akhir tahun 2015 s/d beberapa hari sebelum PS XXI diselenggarakan, Pnt. Harli Sibarani bersama-sama dengan ke-2 rekan Shierly van Houten dan Ventje Rombot di BPPG telah melakukan pemerikasaan laporan keuangan.
“Dari 77 obyek pemeriksaan di tingkat sinodal GPIB, telah melakukan pemeriksaan rata-rata 13 obyek pemeriksaan setiap tahun,” ungkap Harli bahwa pemeriksaan laporan keuangan memerlukan kecepatan dan ketepatan observasi. /ans