Imelda Amelia Sibala, ST, MSi, Departemen Inforkom Litbang
Bertolak dari kesadaran bahwa GPIB merupakan representasi dari keragaman dan kepelbagaian, khususnya di tengah pandemi Covid 19, dibutuhkan terobosan untuk semakin memahami kondisi jemaat yang beragam di seluruh wilayah pelayanan.
Pemahaman antara lain menyangkut pengelompokan jemaat dan sejauhmana gereja dapat mengukur kinerja pelayanan agar sesuai dengan tujuan dan rancangan Allah bagi gereja. Musyawarah Pelayanan (Mupel) Banten merespon kebutuhan ini melalui penyelenggaraan Lokakarya Parameter Pengelompokan Tipe Jemaat dan Pengukuran Kinerja Pelayanan. Lokakarya tersinergi dengan Program Sosialisasi dari Departemen Informasi, Komunikasi, dan Penelitian dan Pengembangan (Inforkom Litbang) Majelis Sinode GPIB XXI masa bakti 2021-2025.
Bertempat di Gedung Gereja Jemaat GPIB Ora et Labora Serpong pada 29 Januari 2022, lokakarya ini dimulai dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Pdt Salmon A.J. Bawole, MTh, M.Min sebagai Ketua Majelis Jemaat GPIB Ora et Labora.
Melalui sambutan pembukaan, Ketua V Mupel Banten, Pnt. Afan Mendrova mengajak peserta dapat mengoptimalkan partisipasi mengikuti Lokakarya penting ini. Sebanyak 29 peserta mengikuti secara luring maupun daring, terdiri dari para Ketua V di Mupel Banten, anggota Departemen Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Insani (PPSDI), anggota Departemen Pembangunan Ekonomi Gereja (PEG), dan anggota bidang Inforkom Litbang dari lingkup Mupel Banten.
Nara bina pertama, Pnt. Robynson L. Wekes Sh, MM, MBA selaku Ketua V Majelis Sinode GPIB, mengajak peserta untuk mencermati kembali perjalanan GPIB sesuai Visi, Misi, dan Motto, yang diterjemahkan dalam tema tahunan dan tema 5 tahunan. Sesuai dengan entitas GPIB, pengelompokan jemaat mutlak dibutuhkan baik dari aspek kondisi internal, sumber daya insani dan aset, serta berbasis pada perhatian terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapi jemaat. Seluruhnya dirangkum dalam Pokok-Pokok Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (PKUPPG).
Dijelaskan singkat mengenai peran Departemen Inforkom dan Litbang dalam konsep Sistem Informasi yang terintegrasi dengan program Digitalisasi, selaras dengan mendesaknya penyesuaian menyikapi terjadinya pandemi Covid 19.
Pengukuran Kinerja Pelayanan Gereja adalah materi kedua yang menyorot upaya-upaya gereja menemukenali dan merespon kebutuhan jemaat, dalam spirit pengembangan pelayanan yang berbasis pada pengelolaan data dan informasi yang valid. Imelda Sibala dari Departemen Inforkom Litbang sebagai nara bina kedua juga memaparkan intisari kajian baik dari Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) maupun 3 lembaga lain di Indonesia yang menganalisa respon, tantangan, dan rekomendasi agar gereja mampu memberikan langkah-langkah pelayanan strategis bagi jemaat di tengah situasi pandemi Covid 19. Keseluruhan rekomendasi mengerucut pada pentingnya membenahi dan menata ulang pelayanan gerejawi.
Menanggapi kedua materi, diskusi berjalan dinamis dengan sejumlah pertanyaan berikut saran-saran konstruktif dari peserta. Poin-poin yang disampaikan oleh peserta antara lain menyoal analisa terhadap pengukuran indikator kinerja gereja, gereja perlu lebih inklusif dan olehnya penting untuk memerhatikan kebutuhan spesifik berbagai komponen jemaat, usaha-usaha untuk menggalang partisipasi jemaat dalam peningkatan kualitas distribusi dan penggunaan produk GPIB seperti Sabda Bina Umat (SBU).
Poin lainnya adalah sinergitas antar-departemen agar tidak berjalan parsial, pengukuran kinerja diselaraskan dengan agenda pemilihan penatua dan diaken di GPIB, format-format pelayanan dan pengukurannya di era pandemi Covid 19 dan analisa efektifitasnya, tantangan era digitalisasi, peninjauan kembali pendataan jemaat agar lebih informatif, dan tindak lanjut nyata dari pendampingan Departemen Inforkom Litbang terhadap kebutuhan gereja di Mupel Banten untuk mulai menggagas perbaikan-perbaikan ke depan berbasis pada kondisi saat ini dan hasil yang diharapkan.
Peserta juga mengusulkan agar Majelis Sinode GPIB meningkatkan kerjasama lintas departemen yang akan berdampak luas sampai kepada koordinasi di tingkat gereja-gereja anggota.
Antusiasme peserta dalam Lokakarya setengah hari ini mengekspresikan kebutuhan akan dialog-dialog interaktif dan berkala, mengingat selain agenda pokok gereja yang telah direncanakan secara gradual, gereja juga dituntut bergerak cepat menyikapi isu-isu krusial di jemaat sebagai dampak dari pandemi Covid 19.
Gereja butuh kepekaan untuk meninjau ulang apakah sedang melakukan pendekatan parsial, atau telah menuju ke pendekatan komprehensif yang berkesinambungan. Departemen Inforkom dan Litbang secara khusus menjadi garda depan untuk mendampingi gereja-gereja dalam mengadakan survei dan pengumpulan data, mengelola informasi, dan mendorong sinergitas dengan komponen lain di dalam gereja demi perumusan tindak lanjut konkret.
Mengakhiri lokakarya, selain apresiasi kepada tuan rumah kegiatan dan kedua nara bina, Ketua IV Mupel Banten, Pnt. Richard Marlan, menekankan kembali pentingnya pembinaan semacam ini untuk mendukung penyusunan Program Kerja dan Anggaran (PKA) di Mupel Banten. Lebih lanjut disampaikan bahwa kebutuhan koordinasi tak terbatas hanya antara para Ketua V atau yang membidangi Inforkom Litbang, akan tetapi juga dengan bidang-bidang lain. ***