GPIB bisa punya uang kalau aset-aset dimanfaatkan dengan baik. Kita harus buat master plan, aset-aset ini harus kita bagi dulu, aset yang value tinggi, aset yang value menengah, dan aset yang sama sekali tidak punya value.
JAKARTA, Arcus GPIB – Peduli terhadap pemberdayaan aset-aset GPIB menjadi perhatiannya. Belum lagi aset GPIB yang bermasalah dari sisi hukum membuatnya berbicara tegas untuk bisa menyelamatkan harta milik gereja yang berada di 25 provinsi ini.
Ia adalah Penatua Semuel Uruilal ST, SH, MH, pria berprofesi sebagai Lawyer di Semuel Uruilal & Partners/Advocates & Legal Consultants yang berkesempatan untuk wawancara dengan Redaktur Arcus GPIB, Frans S. Pong di sela-sela Rakerdal PEG 2024 di Jakarta, Minggu 17/11/2024.
Menurut Samuel, aset akan mati kalau tidak diberdayakan. Yang paling urgent dilakukan untuk aset-aset GPIB agar bisa memberi nilai bisnis perlunya master plan dan kelompokkan aset-aset yang ada.
“Kalau kita bicara dari sisi bisnis, GPIB bisa mempunyai uang kalau aset-aset itu dimanfaatkan dengan baik sangat besar. Kita harus buat master plan, aset-aset ini harus kita bagi dulu, aset yang value tinggi, aset yang value menengah, dan aset yang sama sekali tidak punya value,” ungkap Semuel.
Aset yang mempunyai value tinggi sangat gampang untuk menghasilkan duit, bisa dengan kerja sama atau bisa dengan profit sharing cari orang untuk membangun tapi harus dilakukan secara baik antara jemaat dimana aset-aset itu berada dengan Majelis Sinode.
”Kita harus mengerti gereja bukan lembaga profit. Kalau kita salah melakukan ada pajak, dan itu harus hati-hati. Itu harus kita bicara dari sisi perpajakannya seperti apa. Kalau semua sudah bagus baru bisa kita lakukan dengan baik,” kata Semuel mencontohkan rencana GPIB Maranatha Denpasar membangun gedung serbaguna di Padang Sembian yang bisa disewakan untuk acara pernikahan atau kegiatan lain dan diluar ibadah.
Menyikapi aset GPIB yang nilainya fantastis tapi juga ada yang bermasalah, Semuel yang juga Presir Mexicola Group ini berharap dibentuk Tim Khusus penanganan aset bermasalah.
”Kalau aset-aset bermasalah harus membentuk tim khusus, di GPIB sendiri orang-orang Hukumnya banyak, bukan hanya satu dua orang dan rata-rata mereka juga orang-orang profesional yang ada didalam,” kata Semual.
Menurutnya, harus fokus menyelesaikan aset-aset bermasalah, jangan hanya temporer dan tidak konsisten dalam melakukan proses hukum.
”Kalau hanya datang menyelesaikan sebentar-sebentar setelah itu didiamin, harus fokus, dan konsisten melakukannya dan perlu pengorbanan. Kalau kita mau mengharapkan sesuatu dari itu, yach, mundur,” tandas Semuel.
Ia mencontoh masalah uang yang digelapkan karyawan Maranatha Denpasar semua Lawyers yang diturunkan adalah warga jemaat dan semua free, tidak ada yang mengambil uang sepeserpun.
”Kita butuh orang-orang yang mempunyai niat yang tulus untuk mau menyelesaikan atau menyelamatkan aset-aset GPIB, jangan kita mengharapkan sesuatu dari sesuatu yang akan kita selesaikan. Tapi, bagaimana bisa menyelesaikan itu sampai tuntas,” harap Semuel.
Jadi, kata Semuel, butuh kektulusan untuk menyelamatkan aset GPIB. Ketulusan dalam arti konkrit, harus berkorban.
”Aset gereja itu adalah aset milik Tuhan. Tuhan memberikan kita rezeki, Tuhan memberikan kita ilmu pengetahuan, kita kembalikan lagi kepada Tuhan,” imbuhnya seraya berpesan untuk tidak menerima pamrih apapun. ***