JAKARTA, Arcus GPIB – Memperbandingkan situasi kita dengan orang lain membuat kita mempertanyakan keadilan Tuhan.
Demikian renungan siang Sabda Bina Umat (SBU) Kamis (04/08/2022) mengangkat tema “Apa Untungnya” mengurai teks Firman Tuhan dari Maleakhi 3: 13 – 15.
Mereka membandingkan dengan sikap orang-orang fasik yang menurut pandangan mereka tetap saja merasakan hal yang sama bahkan lebih baik dari mereka yang mengaku lebih setia pada Tuhan. Mereka merasa tidak ada untungnya untuk tetap setia melakukan kehendak Tuhan.
Laman alodokter.com tegas mengajak untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Sikap membandingkan diri dengan orang lain bukanlah sesuatu yang baik untuk dipelihara. Jika dibiasakan, sikap ini dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial serta kesehatan mentalmu. Yuk, terapkan cara sederhana berikut untuk berhenti dari kebiasaan ini.
Hampir semua orang pasti pernah membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Sikap ini kadang kala dapat membangkitkan semangat untuk mempelajari banyak hal. Selain itu, sikap ini juga dapat menyadarkan segala kekurangan yang dimiliki sehingga memicu diri untuk memperbaikinya dan menjadi lebih baik.
Membandingkan diri dengan orang lain bukan lagi hal yang baik ketika orang lain menjadi patokan kualitas hidup kita. Kebiasaan ini dapat memicu perasaan iri yang dapat menurunkan rasa percaya diri, menghambat potensi diri, membuat murung, memicu quarter life crisis, dan menimbulkan perasaan tidak berharga atau menyalahkan diri sendiri.
Agar terhindar dari dampak buruk sering membandingkan diri dengan orang lain, mulai saat ini kamu harus berlatih untuk berhenti melakukannya. Ada cara sederhana yang bisa kamu terapkan, di antaranya kenali dan hindari pemicunya.
Cara utama untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain adalah dengan mengenali dan menghindari pemicunya. Kamu harus mengetahui situasi apa yang membuatmu jadi bersikap demikian. Setelah itu, cobalah untuk perlahan-lahan membatasi atau menjauhi hal-hal tersebut. /fsp