Home / Germasa

Senin, 17 Oktober 2022 - 18:32 WIB

Kerja Sama, Ini Manuver Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk Korea Selatan

SEOUL, Arcus GPIB – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas hari ini meneguhkan langkah strategis dalam memajukan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Menag menjalin sinergi dengan Cyber ​​Hankuk of Foreign Studies, Korea Selatan.

Laman Kemenag RI melansir, komitmen sinergi itu ditegaskan bersama dalam pertemuan antara Menag Yaqut dengan President Cyber ​​Hankuk of Foreign Studies Profesor Jang Jiho, di Seoul, Korea Selatan, Senin (17/10/2022).

Hadir Direktur Cyber ​​Hankuk of Foreign Studies untuk Kerja Sama Internasional Profesor Jin Jeongran, dan Dekan Departemen Studi Indonesia Dr. Im Youngho. Turut dalam pertemuan Wakil Duta Besar Republik Indonesia, Zelda Wulan Kartika dan Atase Kebudayaan dan Pendidikan Gogot.

Disampaikan, ikut mendampingi Menag, Staf Khusus Wibowo Prasetyo dan Abdul Rochman, Dirjen Pendis Ali Ramdhani, Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kartimi, Tenaga Ahli Menag Anna Hasbie, dan Kasubbag TU Ditjen Pendis Aziz Hakim.

Baca juga  "Seneng Bisa Ikut Relawan Multimedia Di Forum Konven Pendeta dan PST 2023 Medan"

“Ketika Presiden Indonesia Joko Widodo mengangkat saya sebagai Menteri Agama pada Desember 2020, saya meluncurkan program prioritas Cyber ​​Islamic University. Universitas ini menjadi jembatan untuk mengamankan prinsip pendidikan untuk semua, khususnya aksesibilitas bagi seluruh rakyat Indonesia dalam mengakses pendidikan tinggi,” terang Menag.

“Saya sangat percaya bahwa pertemuan ini akan membawa hasil demi membangun jembatan memajukan Cyber Islamic University,” sambungnya.

Tugas Kementerian Agama (Kemenag), kata Menag, mencakup dua hal besar. Pertama, urusan yang berkaitan dengan kehidupan dan kerukunan umat beragama. Kemenag harus memastikan kerukunan umat beragama di Indonesia yang majemuk.

Kedua terkait dengan pendidikan agama dan keagamaan. Dalam bidang pendidikan agama dan keagamaan, Kementerian Agama membina 38 ribu lebih pondok pesantren, 83.500 madrasah, serta ratusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, baik dalam bentuk sekolah tinggi, institut, maupun universitas. Kemenag juga membina perguruan tinggi keagamaan Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.

Baca juga  Kasus Covid-19 Di Sembilan Provinsi Naik, Kemenag Minta Umat Disiplin Prokes

Lembaga pendidikan ini berada hampir di seluruh kota dan pulau di Indonesia dengan berbagai tantangan geografis, dari pusat kota hingga pulau-pulau terpencil.

“Dengan tantangan-tantangan ini, saya percaya bahwa yang dibutuhkan Indonesia adalah “jembatan”. Indonesia membutuhkan “jembatan” untuk menjaga keragaman. Indonesia membutuhkan “jembatan” untuk menjamin aksesibilitas dan kesetaraan dalam pendidikan,” jelas Menag.

“Jembatan masa depan bukan tampak secara fisik namun teknologi. Kita membutuhkan teknologi yang menjamin aksesibilitas dan kualitas pendidikan terbaik bagi semua orang,” sambungnya.

Menag berharap, jembatan yang dibangun bersama dengan Cyber Hankuk University, Korsel, bisa mengamankan kemanusiaan dan menguntungkan dua negara.

“Saya berharap kerja sama yang erat antara Kementerian Agama dan Cyber Hankuk University segera terealisasi,” tandasnya. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

SE Kemenag: Kapasitas Tempat Ibadah Bisa 100 persen di PPKM Level 1

Germasa

Idul Fitri, Gereja, Masjid dan Masyarakat Menyatu Merajut Kerukunan

Germasa

Komisi III DPR Minta Maksimalkan Fungsi Intelijen untuk Cegah Teror kepada Tokoh Agama

Germasa

Ucapan Natal Dari Wapres K.H. Ma’ruf Amin, Gubernur Hingga Walikota: Mari Berkolaborasi

Germasa

Letupan-letupan Di Konferdal Germasa GPIB Saat Sesi “Gereja Menghadapi Pemilu”

Germasa

Gereja dan Perdamaian, Pdt. Manuel Raitung: Perlu Peace Building, Pdt. Elly Pitoy: Dialog Antar Iman

Germasa

Direktur Urusan Agama Kristen Kemenag RI Resmikan Gedung GPIB Immanuel Singkawang

Germasa

Mereka yang Ada Dibalik Acara Eco Church GPIB Di Kaltim