JAKARTA, Arcus GPIB – Perbedaan selalu ada. Dan Tuhan memang merestui perbedaan itu. Tuhan menciptakan satu dengan lainnya berbeda-beda itulah uniknya ciptaan Tuhan.
Menurut Imam Safe’i, Karo AUPK UIN SGD Bandung seperti dilansir situs Kemenag RI menyebutkan, satu pahampun masih sering terjadi perbadaan.
“Kita satu negara terkadang beda suku dan bangsa. Kita satu suku dan bangsa terkadang beda agama. Kita satu agama terkadang beda paham. Kita satu paham terkadang beda pemahaman, Kita satu pemahaman terkadang beda pengamalan,” tuturnya Imam.
Bahkan, katanya, ada yang sama pengamalan tetapi juga pasti beda keikhlasan. “Kalau dicari bedanya, pasti tidak akan ada habisnya dan semua kita pasti memiliki perbedaan,” ujarnya.
Oleh karena itu, mampu merayakan perbedaan merupakan anugerah yang luar biasa yang akan mendatangkan kebahagiaan. Termasuk perayaan lebaran Idulfitri tahun ini yang penetapan awal bulan Syawal-nya terjadi perbedaan, maka ini tidak perlu dibesar-besarkan bahkan menjadi perselisihan yang bisa mengarah pada perpecahan.
Anugerah keberagaman termasuk dalam keberagamaan yang telah diberikan kepada bangsa ini harus selalu disyukuri dengan cara sama-sama menjaga dan merawatnya.
“Ini adalah bagian dari bukti cinta kita kepada Tanah Air Indonesia. Oleh karena itu, arahan Gus Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui Surat Edaran penyelenggaraan Hari Raya Idulfitri 1444 H/2023 M yang mengimbau umat Islam tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dalam menyikapi perbedaan awal Syawal Tahun 1444 H ini harus menjadi pijakan kita bersama.”
Catatan Arcus GPIB mengutip katolisitas.org menyebutkan, ketika menghargai perbedaan dengan kasih, akan bisa melihat keindahannya. Indahnya perbedaan itu dapat digambarkan dengan pelangi. Indahnya pelangi terbentuk dari berbagai macam warna yang berbeda. Keindahan pelangi hanya dapat dinikmati oleh hati yang bersih.
Dasar dari indahnya perbedaan ini adalah kisah penciptaan Allah (Kejadian 1:1, 26-31a). Tuhan Allah sejak awal mula menjadikan ciptaan-Nya dalam perbedaan. Tuhan menjadikan langit dan bumi, berbagai macam tumbuhan, berbagai macam jenis binatang, dan manusia adalah pria dan wanita. Setelah selesai menciptakan hal-hal itu, Tuhan Allah melihat bahwa semuanya itu baik adanya.
“Harus disadari bahwa Tuhan menjadikan semuanya dalam perbedaan, kita akan menyikapi perbedaan dengan bijaksana. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa menghindari untuk berjumpa dengan orang yang berbeda, seperti latar belakang, watak, kepribadian, status sosial, status ekonomi, keyakinan, dan suku.”
“Dalam perbedaan yang ada itu, kita tidak perlu mencari siapa yang lebih baik, karena semua diciptakan secara unik dan untuk saling melengkapi. Artinya, kita memandang perbedaan itu untuk melengkapi ketidaksempurnaan kita.” /fsp