Home / Germasa

Sabtu, 22 April 2023 - 22:59 WIB

Imam Safe’i: Mampu Merayakan Perbedaan Akan Mendatangkan Kebahagiaan

Umat kristiani dan umat muslim menyatu dalam kebersamaan di Gereja Immanuel Jakarta. Foto Dok: Frans S. Pong, Arcus

Umat kristiani dan umat muslim menyatu dalam kebersamaan di Gereja Immanuel Jakarta. Foto Dok: Frans S. Pong, Arcus

 JAKARTA, Arcus GPIB – Perbedaan selalu ada. Dan Tuhan memang merestui perbedaan itu. Tuhan menciptakan satu dengan lainnya berbeda-beda itulah uniknya ciptaan Tuhan.

Menurut Imam Safe’i, Karo AUPK UIN SGD Bandung seperti dilansir situs Kemenag RI menyebutkan, satu pahampun masih sering terjadi perbadaan.

“Kita satu negara terkadang beda suku dan bangsa. Kita satu suku dan bangsa terkadang beda agama. Kita satu agama terkadang beda paham. Kita satu paham terkadang beda pemahaman, Kita satu pemahaman terkadang beda pengamalan,” tuturnya Imam.

Bahkan, katanya, ada yang  sama pengamalan tetapi juga pasti beda keikhlasan. “Kalau dicari bedanya, pasti tidak akan ada habisnya dan semua kita pasti memiliki perbedaan,” ujarnya.

Oleh karena itu, mampu merayakan perbedaan merupakan anugerah yang luar biasa yang akan mendatangkan kebahagiaan. Termasuk perayaan lebaran Idulfitri tahun ini yang penetapan awal bulan Syawal-nya terjadi perbedaan, maka ini tidak perlu dibesar-besarkan bahkan menjadi perselisihan yang bisa mengarah pada perpecahan.

Baca juga  Dari Konferdal Singkawang untuk Agama, Lingkungan Hidup, dan Politik

Anugerah keberagaman termasuk dalam keberagamaan yang telah diberikan kepada bangsa ini harus selalu disyukuri dengan cara sama-sama menjaga dan merawatnya.

“Ini adalah bagian dari bukti cinta kita kepada Tanah Air Indonesia. Oleh karena itu, arahan Gus Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui Surat Edaran penyelenggaraan Hari Raya Idulfitri 1444 H/2023 M yang mengimbau umat Islam tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dalam menyikapi perbedaan awal Syawal Tahun 1444 H ini harus menjadi pijakan kita bersama.”

Catatan Arcus GPIB mengutip katolisitas.org menyebutkan, ketika menghargai perbedaan dengan kasih, akan bisa melihat keindahannya. Indahnya perbedaan itu dapat digambarkan dengan pelangi. Indahnya pelangi terbentuk dari berbagai macam warna yang berbeda. Keindahan pelangi hanya dapat dinikmati oleh hati yang bersih.

Baca juga  SEMILOKA Eco Church: Momentum GPIB Merawat Lingkungan Hidup

Dasar dari indahnya perbedaan ini adalah kisah penciptaan Allah (Kejadian 1:1, 26-31a). Tuhan Allah sejak awal mula menjadikan ciptaan-Nya dalam perbedaan. Tuhan menjadikan langit dan bumi, berbagai macam tumbuhan, berbagai macam jenis binatang, dan manusia adalah pria dan wanita. Setelah selesai menciptakan hal-hal itu, Tuhan Allah melihat bahwa semuanya itu baik adanya.

“Harus disadari bahwa Tuhan menjadikan semuanya dalam perbedaan, kita akan menyikapi perbedaan dengan bijaksana. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa menghindari untuk berjumpa dengan orang yang berbeda, seperti latar belakang, watak, kepribadian, status sosial, status ekonomi, keyakinan, dan suku.”

“Dalam perbedaan yang ada itu, kita tidak perlu mencari siapa yang lebih baik, karena semua diciptakan secara unik dan untuk saling melengkapi. Artinya, kita memandang perbedaan itu untuk melengkapi ketidaksempurnaan kita.” /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

Ka. Dept. GERMASA Minta Pemuda Tampil Beda: “Jangan Hanya Di Zona Nyaman”

Germasa

Tangkal Radikalisme, 13 Sinode dan Lintas Agama Ikut Workshop Pemuda Penggerak Perdamaian  

Germasa

Walikota Singkawang Menjamu Peserta Konferdal Germasa: “Saya Sangat Bangga”

Germasa

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Berharap Indonesia Jadi Kompas Toleransi di Dunia

Germasa

Bajem Rafflesia Ibadah Pinjam Gedung Gereja, Panitia HUT GPIB Ke-75 Diminta Perhatiannya

Germasa

Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto Di PST Medan: Jangan Berperilaku Minoritas

Germasa

Demo Di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Ditutup

Germasa

30 Pendeta GPIB Peserta POK Dapat Pembekalan Dari Romo Suharyo