PEKANBARU, Arcus GPIB – Selain berkunjungan ke Kampus UMRI dan Pura Agung Jagatnatha, rombongan peserta Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB juga menanam pohon di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), Sabtu (8/6).
Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi mengawali dengan menanam pohon jenis Matoa di area tersebut. “Dalam rangka melestarikan lingkungan hidup, saya akan menanam pohon matoa. Semoga tanaman ini dapat terus bertumbuh dan berbuah, serta dapat menjadi berkat. Saya menanam pohon Matoa ini hanya di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”
Kawasan Tahura adalah kawasan hutan wisata yang ditetap tahun 1999 dengan luas 6.172 hektar. Nama Kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim diambil dari nama ayahanda Sultan Syarif Qasim yang dikenal sebagai pahlawan nasional asal Riau.
Kawasan Tahura SSH ini merupakan salah satu kawasan konservasi yang ada di Provinsi Riau. Tahura Sultan Syarif Hasyim memiliki fungsi yang beragam, seperti sebagai daerah resapan air, penyerap karbon, penghasil oksigen, sarana rekreasi serta pelestarian flora dan fauna.
Setelah penanaman selesai, peserta diajak berinteraksi dengan dua ekor gajah yang dipelihara oleh pihak Kawasan untuk menghibur pengunjung taman tersebut. Menurut pawangnya, dua gajah tersebut berjalan 4 kilo eter dari dalam hutan untuk bisa berinteraksi dengan pengunjung./tur & phil