JAKARTA, Arcus GPIB – Paparan demi paparan yang disampaikan dalam perhelatan Asian Church and Ecumenical Leaders’ Conference (ACELC) di Jakarta, 1-5 Mei 2023 selalu menarik.
Di hari ke-3 ini Kamis (03/05/2023) ada Refleksi Teologis Biblika: “Pembaruan, Transformasi dan Pemulihan Ciptaan” oleh Uskup Hilary Jr Pasikan, ada paparan Pengantar Umum CCA, dan pemaparan Perjalanan Ekumenis di Asia serta paparan.
Sekjen CCA Dr Mathews George Chunakara juga memaparkan materi Diakonia Ekumenis: Tindakan Gerejawi untuk semua Umat Allah dan semua Ciptaan, dan Pendeta Mathew Ross menyajikan materi Diakonia Ekumenis – Dipanggil untuk Transformasi.
Sehari sebelumnya Pendeta Henriette Hutabarat Lebang membahas Integrity Leadership: Towards Mutual Accountability and Transparency. Materi dipaparkan sangat menarik untuk disimak.
Mengurai soal kepemimpian gereja, Pendeta Henriette, mantan Ketua Umum PGI mempertanyakan model kepemimpian apa yang semestinya ada di gereja.
“Kepemimpinan seperti apa yang sebenarnya kita cari di gereja hari ini?” kata Henriette. Menurutnya, kepemimpinan adalah tindakan mempengaruhi atau melayani orang lain demi kepentingan Kristus dalam hidup mereka sehingga mereka mencapai tujuan Allah untuk dan melalui mereka.
Dikatakan, inti dari kepemimpinan, menurut kitab suci, adalah pelayanan sebagaimana di Markus 10:43-45 “Tetapi siapa pun yang ingin menjadi besar di antara kamu harus menjadi pelayanmu, dan siapa yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu harus menjadi budak dari semua. Bahkan untuk Anak dari manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawanya sebagai tebusan banyak.”
Henriette meminta, para pemimpin Kristen mengikuti gaya Kristus, kepemimpinan yang melayani. Kepemimpinan bukanlah tentang posisi, hak istimewa, atau kekuasaan. Akuntabilitas, transparansi, dan Integritas para pemimpin gereja memiliki pengaruh yang besar terhadap pencegahan kesalahan pada administrasi gereja.
Karenanya, manajemen gereja harus berkembang efektif melalui sistem Akuntabilitas, Transparansi, dan Integritas untuk menarik donatur dan bagaimana membuat pengelolaan uang gereja.
Untuk itu, penataan yang baik dalam keluarga, gereja dan masyarakat sangat dibutuhkan, kualitas penting dari pemimpin yang baik.
Kepemimpin yang baik meliptui Integritas, Akuntabilitas, Empati, Kerendahan hati, Ketahanan, Pengaruh dan Berpikir positif.
Menurut Henriette, ada tiga model kepemimpinan yakni Kepemimpinan transaksional, transformasional, dan transenden muncul sebagai tiga model pengaruh terpenting yang tersedia untuk mencapai tujuan kelompok.
Melampaui transaksional dan kepemimpinan transformasional dengan garis bawah keuntungan mereka dan orang, kepemimpinan transenden menambahkan garis bawah ketiga dari Tujuan (atau planet), panggilan yang lebih tinggi dari dunia bersatu, bergerak dari saling ketergantungan untuk keutuhan.
Kepemimpinan transaksional – berorientasi laba, Kepemimpinan transformasional – saling ketergantungan – berorientasi pada orang. Kepemimpinan transenden – keutuhan – dunia/planet yang bersatu “hanya satu dunia”. /fsp