Home / Diakonia

Jumat, 9 Agustus 2024 - 12:36 WIB

Hiduplah Berkecukupan, Jangan Serakah, Jauhi Gaya Hidup Mental Budak

JAKARTA, Arcus GPIB – Mengubah mental budak dengan mental berkecukupan adalah upaya yang paling tepat. Dengan kecukupan, orang tidak akan dibelenggu oleh keserakahan. Mental hidup berkecukupan sangatlah dibutuhkan dalam membangun suatu bangsa merdeka, yang membuat sehat dan dapat berkarya.

Demikian renunagn pagi Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Jumat 9 Agustus 2024 memabahas Firman Tuhan dari Keluaran 16 : 19 – 24 mengupas ayat 23: ”Lalu berkatalah Musa kepada mereka: “Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN. Roti yang perlu kamu bakar, bakarlah: apa yang perlu kamu masak, masaklah, dan selebihnya sisihkanlah untuk disimpan sampai pagi”.

Keinginan berlebihan tidak boleh dibiarkan apalagi bertumbuh di tengah kehidupan bangsa merdeka. Setiap orang hendaknya berproses mulai dari pendidikan di masa kanak-kanak dengan keinginannya yang masih besar, menuju masa muda yang belajar menempa diri tidak terlalu bergantung dan masa dewasa yang menjadi berkat bagi yang membutuhkan.

Baca juga  Pra Orasi Ilmiah Prof. Dr. Ir. Rilus A. Kinseng: Ada Ketidakadilan  

Dengan prinsip hidup berkecukupan, membuat orang benar-benar dapat berperan menyediakan makan dan minum, sesuai kebutuhan dan gizi seimbang.

Pengajaran hidup yang berkecukupan dituntun menghayati kehidupan sebagai orang Kristen yang bekerja. Paulus menegaskan bahwa bekerja itu tanggung jawab yang harus dilakukan (2 Tes. 3:10): bekerja memberi buah (Flip. 1:22), dan belajar mencukupkan (Flp. 4:11).

Sebagai bangsa merdeka, kemampuan untuk menahan diri dari makanan akan menyehatkan. Dengan makan sesuai kebutuhan, seseorang kuat dan beraktivitas dengan baik: berbeda dengan makan berlebihan, seseorang bisa saja sakit karena alat-alat tubuh tidak mampu mengelolanya.

Baca juga  Hari Bumi: Bencana, Karena Manusia Tak Pernah Terpuaskan Sedang Mengubah Planet dan Kehidupan

Terkadang orang dikuasai oleh keserakahan sehingga sulit melakukan investasi untuk berkembang dan membantu saudaranya memenuhi kebutuhannya. Matius mengajarkan orang untuk mengembangkan talenta (Mat. 25:14-30) dan Paulus menganjurkan agar dalam hidup bersama, orang memberi kepada saudaranya, agar ada keseimbangan (2 Kor. 8:13).

Bangsa Israel yang dibentuk oleh orang Mesir bermental budak akan selalu merasa berkekurangan: hal ini terlihat dengan petunjuk Musa mengenai pengumpulan manna yang mereka langgar: bukan karena mannanya kurang tapi mereka serakah. /fsp

Share :

Baca Juga

Diakonia

Saatnya Beristirahat Sejenak, Pdt Jona Lumanauw: Musibah GPIB Nehemia Kami Akan Kesana

Diakonia

Di Forum IIPE, Pdt. Johny A. Lontoh: Gereja Harus Serius dan Kreatif

Diakonia

YADIA GPIB Berbelas Kasih Tanpa Amnesia, Terus Membantu Sesama

Diakonia

Pengobatan Gratis dan Bagi Sembako Di Ultah ke-30 YADIA GPIB

Diakonia

Mupel Bekasi Berbagi Kasih Ke Raal Lawang dan STIKES Griya Husada Surabaya

Diakonia

Di Pulau Lembeh Bitung, Baksos YADIA GPIB Jamah Ratusan Pasien

Diakonia

Ada yang Minta Dibatalkan Saja, Ini Kata Pnt. Robby Wekes Soal Aturan Baru Menaker

Diakonia

“Miskin, Tertindas, Buta Rohani, Tuhan Mengutus Kita”