JAKARTA, Arcus GPIB – Jika saudara dianugerahi jabatan apapun di dalam sebuah institusi, maka imbalan dari kepejabatan itu adalah menerima upah yang besar. Janganlah menjadi sombong. Sebaliknya, justru hal itu harus membuat kita bersyukur. Jabatan itu anugerah Tuhan.
Demikian pesan kalimat dalam Sabda Bina Umat (SBU) pagi, Senin 30 Mei 2022 mengurai teks Firman Tuhan dari Ester 1 : 1 – 8 mengangkat tema “Jangan Pamer Kekuasaan” yang menyoroti gaya hidup Raja Ahasyweros yang hidup dalam pesta pora.
Ahasyweros menyelenggarakan pesta berhari-hari, menelan biaya yang tak sedikit, tidak dalam rangka mencari simpati rakyatnya. Semua itu ia lakukan semata-mata, karena dia mau memamerkan kekuasaannya.
Diandaikan, jika Ahasyweros melakukan pesta dan menyajikan berbagai hidangan kepada rakyat di Indonesia, bisa dipastikan pada pemilihan Presiden, dia akan terpilih. Karena hal tersebut dapat menarik simpati banyak orang kepadanya.
Catatan arcusgpib.com mengutip bpkpenabur.or.id menyebutkan, kecenderungan jatuh pada kesombongan biasanya didorong oleh anggapan bahwa dirinya lebih hebat dari orang lain.
Kesombongan bukan hanya berkaitan dengan kekuasaan dan kekayaan, melainkan kesombongan juga bisa berkaitan dengan hal-hal rohani seperti pelayanan ataupun kedudukan gerejawi.
Rasul Paulus mengingatkan bahaya sikap hati yang sombong, terutama bagi para pelayan Tuhan. Mereka bisa jatuh dalam keinginan untuk mendapatkan pujian. Paulus mengingatkan bahwa kita semua adalah hamba. Sebagai hamba-hamba Kristus, di dalam segala hal kita harus tunduk kepada Kristus.
Dalam pengalamannya, Paulus bisa saja mengambil keuntungan dalam pelayanannya. Ia bisa saja menikmati pujian dan rasa hormat dari umat atau menuntut upah dari pelayanan yang dilakukannya.
Namun, ia tidak melakukannya. Kata Paulus, “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri.” Seorang “hamba” harus menyadari bahwa kapan pun dan di mana pun dia berada, dia selalu berada di posisi terendah dan paling sedikit dihargai orang. Karena memberitakan Injil itu adalah sebuah tanggung jawab dan perintah dari Tuhan kita, Yesus Kristus, maka tujuan utama pelayanan kita adalah untuk menghormati dan memuliakan nama Tuhan, bukan untuk mencari hormat dan pujian diri sendiri.
Youth, janganlah haus pujian dalam pelayanan. Janganlah melayani untuk menonjolkan diri. Belajarlah dari Paulus. Ingat, Tuhanlah yang memampukan kita untuk berkarya dan melayani. Oleh karena itu, lakukanlah semua pelayanan hanya untuk Tuhan dan demi Tuhan, bukan untuk atau demi diri kita sendiri. /fsp