JAKARTA, Arcus GPIB – Majelis Sinode GPIB menghimbau Pengurus Pelkat PKP GPIB untuk mulai menjalankan Persembahan “Persekutuan Mata Uang Terkecil” (Per-MUT) di jemaat-jemaat mulai bulan April s.d. November 2024.
Majelis Sinode dalam Edarannya tertanggal tertanggal 2 April 2024 yang ditandatangani Ketua Umum MS GPIB Pendeta Drs. P. K. Rumambi, M.Si dan Sekretaris Umum Pendeta Elly Pitoy – de Bell, S.Th menyebutkan bahwa persembahan Per-MUT yang dilakukan mengacu pada Program Kerja Bidang I tahun 2024-2025, Pelkat PKP no 4 tentang Fellowship of Less Coin / Persembahan Mata Uang Terkecil (MUT).
Dana yang terkumpul di jemaat mohon kiranya Majelis Jemaat dapat menyetor ke Dewan Pelkat PKP GPIB melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Veteran No. Rek. 0329 01 001 825 308 a.n. Majelis Sinode GPIB-DPKP. Dimohon agar Bukti transfer atau bukti setor mohon dikirim / di email ke: dewanpkp@gpib.or.id, dpkp.gpib@gmail.com atau WA ke 0813 1126 4104 – Maya Puspitasari / Bendahara DPKP).
Persembahan Mata Uang Terkecil adalah bagian dari kegiatan ACWC (Asian Church Women’s Conference) yang bertujuan untuk mendukung program Pemberdayaan Perempuan dan Anak, serta program kemanusiaan, membantu korban bencana alam, korban ketidakadilan dan kekerasan.
Hasil Per-MUT ini diserahkan kepada Departemen Perempuan dan Anak PGI dan Ibadah Syukur Asian Church Women’s Conference (ACWC) atau Hari Persekutuan Perempuan Gereja Asia (HPPGA)
Diharapkan pelaksanaan program Persembahan PERMUT dapat berjalan dengan baik dan dengan semangat kebersamaan program ini dapat mendukung pelaksanaan pelayanan terkhusus bagi perempuan dan anak, dan nama Tuhan dimuliakan.
Latar belakang
Pembentukan ACWC (Asian Church Women’s Conference – Hari Persekutuan Perempuan Gereja Asia), pada tahun 1958 perempuan Gereja Presbyterian mengadakan suatu pertemuan di Purdue University, Indiana-Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini hadir sekitar 5000 perempuan dari Amerika Serikat, Eropa, Afrika, Amerika Selatan dan Asia. Perempuan utusan gereja dari Indonesia pada saat itu diwakili oleh Pdt. Ny. Margareth Dharma Angkuw, S.Th.
Beliau secara aktif ikut mendorong pembentukan ASIAN CHURCH WOMEN’S CONFERENCE (ACWC) atau PERSEKUTUAN PEREMPUAN GEREJA ASIA, bersama tokoh-tokoh perempuan gereja dari berbagai negara Asia lainnya, seperti: Mrs. Rayana MA dari Hongkong; Mrs Rosano Aitenza dari Filippina; Mrs Junuan Sriyakhan dari Thailand; Mrs Manorama Chopade dari India; dan Mrs Shakuntala Bhan dari Pakistan.
Pada pertemuan perempuan Gereja di Amerika Serikat itu, perempuan dari Asia memutuskan untuk mengadakan pertemuan yang diselenggarakan di Hongkong pada tanggal 15-30 November 1958 dan melahirkan ACWC atau Persekutuan Perempuan Gereja di Asia.
Pertemuan itu dianggap sebagai Sidang Raya I ACWC, dan 15 November 1958 ditetapkan sebagai hari lahir ACWC. Kini Negara Anggota ACWC terdiri dari 19 negara, yaitu Hongkong, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Australia, Pakistan, Taiwan, Thailand, Nepal, Jepang, Myanmar, Bangladesh, Filipina, Cina, Kamboja, Mongolia, dan Sri Lanka. /fsp