JAKARTA, Arcus GPIB – Yayasan Diakonia GPIB dalam menyongsong HUT Ke -30 sudah mengkoordinasikan dan mengerjakan tugas panggilan melalui Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang yang merupakan prestasi yang baik.
“Kita berharap ada Rumah Asuh dan Rumah Aman yang dapat dibangun kembali di daerah Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau, Batam oleh YADIA GPIB dan juga pelayanan untuk anak-anak yang membutuhkan beasiswa perlu dikembangkan karena ini merupakan tugas panggilan gereja yang tak bisa dihindari,” demikian disampaikan Pendeta Manuel E. Raintung, Ketua II MS GPIB.

Sekretaris Umum MS GPIB Pendeta Elly D. Pitoy de – Bell, kedua dari dari kanan, bersama personel Yadia GPIB.
Selain itu, katanya, harus mau melakukan pekerjaan Tuhan melalui pelayanan kepada anak – anak ke depan. Semoga berkat Tuhan di usia yang ke-30 ini tahun Yayasan Diakonia GPIB bisa lebih eksis lagi.
”Konsolidasi pengurus diperlukan dan dinantikan terutama dalam rangka pengelolahan RAAL, Rumah Asuh Anak dan Lansia karena mengelola rumah asuh tidak mudah dan mengurus orang tua dan anak-anak itu membutuhkan pengorganisasian yang lebih baik dan kerjasama,” tandas Pendeta Raintung.
Ia juga berharap ada kolaborasi dengan berbagai pihak supaya RAAL ”Griya Asih” tidak hanya dikenal di GPIB melainkan juga dikenal di masyarakat luas khususnya Kabupaten Malang, sehingga aktifitas GPIB melalui pelayanan kasih di Lawang betul – betul terasa.
Sebagai informasi, Yayasan Diakonia GPIB pada 6 Juli 2024 di Lawang Malang akan mengadakan Ibadah Syukur HUT Ke -30 YADIA GPIB dan RAAL Griya Asih yang dilayani oleh Ketua II MS GPIB Pendeta Manuel E. Raintung.
Sekretaris Umum MS GPIB Pendeta Elly D. Pitoy de – Bell mengatakan dan mengungkapkan bahwa di usia yang ke – 30 Yayasan Diakonia GPIB perlu sekali memperkenalkan diri kembali dengan nuansa yang baru.
”Nuansa baru sangat dinantikan, kenapa? Karena selama ini gandengan kegiatannya dengan Bidang PELKES dan sekarang ini sudah punya tanggung jawab dengan RAAL Griya Asih Lawang oleh karena itu yang utama adalah koordinasi,” harap Pendeta Elly.
Koordinasi apa yang mau dilakukan, kata Pendeta Elly, tentunya yang menjadi berkat bagi banyak orang dan terus serta tetap semangat melaksanakan proses berdiakonia, baik diakonia modern maupun diakonia tradisional yang selama ini dikembangkan oleh GPIB.
Dikatakan, pelayanan YADIA gebyarnya luas, tetapi selama ini sepengetahuannya koordinasi kurang secara internal, perlu ada informasi yang bersama-sama, tapi yang diharapkan adalah koordinasi di semua lingkup yang ada di Majelis Sinode dan secara external kelihatannya di lingkup Jawa Timur saja karena basicnya RAAL ada disana dan penguatan – penguatan sudah dilakukan bersama.
”Kita berada dalam tema besar yaitu tema tahuan dan tema 20 tahun yaitu ”Yesus Kristus Sumber Damai Sejahtera” nah ini seharusnya masuk dan menjadi bagian utuh dari pelayanan kita bersama apakah kita melayani dengan sejahtera, memberi damai sejahtera dan karena itu marilah mereka yang ambil bagian dalam pelaksanaan HUT – 30 melakukannya dengan semangat damai sejahtera,” imbuh Pendeta Elly. /JP/fsp