CIANJUR, Arcus GPIB – Tim Crisis Center GPIB di Cianjur yang dipimpin Karl Simatupang terus bergerak melakukan penanganan dengan memberikan bantuan yang diperlukan kepada warga terdampak gempa Cianjur.
Laporan dari lapangan yang diterima Frans S. Pong, ArcusGPIB.com, Mupel Jabar I yang menjadi motor penanganan di lapangan terus berkoordinasi dengan Tim CC GPIB. Berbagai bantuan terus dipasok kepada warga Cianjur yang dilanda gempa pada 21 November 2022. Tim CC GPIB juga terus mendata keperluan-keperluan yang dibutuhkan antara lain sembako dan keperluan medis.
“Saya baru ditelpon Pdt Shuresj-PRB PGI yg mengharapkan bantuan dari GPIB, al: Sembako, Tenaga IT (Pemuda) utk pencatatan admin keuangan bantuan. Saat ini meja admin tsb karena Mhs/i Univ. Maranatha Bandung hanya bertahan 3 hari saja, Tenaga kesehatan,” kata Christ Wangkay, Tim Crisis Center GPIB.
Menurut Christ Wangkay, Jemaat GKP Cianjur tidak siap menghadapi situasi ini dan perlu didukung. Juga disampaikan untuk pengawalan bantuan bisa didapat dari PGI Cianjur pada saat berada di wilayah Cianjur.
Tim CC GPIB juga melaporkan posko GKP Cianjur sebagai Posko bersama gereja-gereja anggota PGI masih memerlukan bantuan berupa ssembako untuk 500 orang per sekali makan, tenda dan terpal, air minum, air bersih untuk MCK, pengobatan massal, dan tim pencatatan administrasi bantuan dan keuangan.
Relawan untuk distribusi bantuan kedaerah terpencil juga diperlukan, saat ini bantuan lebih diakses oleh penduduk disekitar jalan besar. Juga yang sangat diperlukan adalah ketersediaan alas tidur untuk bayi, pembalut wanita dan pampers.
Sekretaris I Majelis Sinode Pdt. Roberto Wagey terus memonitoring seraya mengarahkan Tm CC di lapangan untuk prioritas 2 sampai 7 hari kedepan.
Dalam surat Jakomris PBI disampaikan untuk 2 sampai 7 hari kedepan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar di wilayah terdampak yang belum mendapatkan bantuan secara memadai dengan koordinasi dengan gereja-gereja dan berkoordinasi dengan anggota-anggota HFI (Humanitarian Forum Indonesia) di Jawa Barat; LPBINU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama), MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), WVI (Wahana Visi Indonesia), Yakkum Emergency Unit (YEU), dll.
Memastikan koordinasi mobilisasi sumber daya dan arus informasi yang efektif antar gereja dan aktor-aktor kemanusiaan lainnya. Memastikan keberlangsungan Posko Bersama di GKP Cianjur. Kegiatan posko bersama dapat diakses pada tautan berikut ini:
https://docs.google.com/document/d/1NjGkG0v2RJpEoXnDIqNJfOwjUIa2b
/fsp