BEKASI, Arcus GPIB – Lansia mandiri Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) menghadirkan persaudaraan dan damai sejahtera bagi Bangsa Indonesia sampai ke 38 provinsi.
Itu dapat dirasakan pada perayaan HUT ke-13 Pelkat PKLU yang dirayakan ditiap-tiap jemaat GPIB yang tersebar di 26 Provinsi dimana GPIB hadir.
“GPIB mengajak untuk ekklesia dan memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia. Salah satu hipotesa saya pada saat menyusun skripsi di STT Jakarta. Ketika semua komponen Negara termasuk gereja gagal memaknai Pancasila maka kita akan kehilangan identitas,” tutur Douglas Leander Pendeta Jemaat GEMINDO FILADELFIA, Pulomas Jakarta ketika melayani di HUT ke-13 Pelkat PKLU di GPIB Jatipon Bekasi baru-baru ini.
Menurutnya, gereja harus dilihat dari perspektif kebangsaan atau multikultural.
“78 tahun Indonesia merdeka masih ada kesulitan saudara – saudara kita membangun rumah ibadah, kita perlu pendampingan para politikus dan bagi saya politik itu adalah mulia dan bagi mereka yang terjun di partai politik laksanakan, sebarkan Firman Tuhan, jalankan dan tunjukkan suara kenabian, hadirkan politik kebebasan, politik keadilan, poltik toleransi dan politik tanpa korupsi.”
“Dan bagi saudara atau jemaat di gereja yang ibadah jarang dan hanya datang ketika mau mencalonkan doang, setelah jadi bukan hal yang terbaik diberikan untuk gereja melainkan membawa persembahan dari hasil korupsi. Gereja tidak boleh buta akan hal ini, gereja harus peduli dan anak muda harus terlibat.”
Dalam rangka HUT – 13 PKLU dan dari dasar I Timotius 2 : 1 – 4, Timotius memberikan pesan kepada murid – muridnya agar kuat didalam Tuhan dan peduli terhadap pemimpin dan raja – raja, dalam konteks sekarang ini bangsa dan negara serta doakan dalam doa syafaat.
“Saya dalam berkhotbah tidak pernah mau mengatakan ikut Yesus saudara akan seratus persen bahagia, nanti dulu? Ikut Yesus harus siap pikul salib.”
Dalam ayat 4 dari pembacaan alkitab “Yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”, supaya orang disana yang berteriak – teriak Tuhan tapi tak mengenal Tuhan termasuk orang Kristen.
Keselamatan bukan hanya untuk orang Kristen, gereja harus peduli dan Gereja jangan tidur agar bisa meredam paham intoleransi.
“Saya mau lihat lansia itu dalam bahasa dan dalam terjemahan dari masa ke masa dan mereka adalah orang tua kita dan gereja ini hadir juga karena karya dan karsa mereka dan untuk PT dan GP jangan tinggalkan gerejamu, aktiflah dan bangunlah gerejamu, kita harus tertib.”
“Kesadaran itu harus ada dan bergereja bukan persoalanmu sendiri dan mari kita bersama-sama dalam arak – arakan kebenaran Firman Tuhan supaya tugas dan panggilan kita benar – benar utuh di mata Tuhan.”
“Khususnya dalam rangka Ibadah Syukur HUT – 13 Pelkat PKLU lingkup jemaat, Firman Tuhan mau mengatakan, yang pertama GPIB Jemaat Pondok Ungu Bekasi memiliki pengalaman spiritual dan pergumulan luar biasa sekalipun dihambat tetap merambat dan sekalipun kau dihina teruslah engkau menebarkan cinta kasih.”
“Yang kedua , jadikanlah gerejamu menghargai kemajemukan dan pluralisme, Yesus meneladankan itu , Yesus menghancurkan sekat – sekat antara Yahudi dan Non-Yahudi dan keselamatan bukan hanya untuk orang yahudi tetapi keselamatan juga untuk GPIB Jemaat Pondok Ungu Bekasi.”
“Yang ketiga, Gereja lintas generasi harus memahami konteksnya tak perlu menyalahkan teknologi tapi mengucap syukur. Yang keempat , mari kita melakukan jalan salib supaya yang setia dia yang menjadi pemenang dan mendapat mahkota kemuliaan,” imbuh Pendeta Douglas Leander.
Turut mengisi puji – pujian dalam ibadah HUT tersebut VG. Kolaborasi PKLU – PKP, VG. Batak Bermazmur dan G – Nazareth featuring John Paulus – Novry Pindarano dan tak lupa pemotongan Kue HUT – 13 PKLU diakhiri dengan foto bersama.
Oleh: John Paulus, GPIB Jatipon, Bekasi.
Videographer dan Photographer Kevin Sumolang dan Royke Sumolang.