Home / Germasa / Pelkat / Pelkes

Minggu, 11 Juni 2023 - 16:00 WIB

Komjen Golose Bicara Bahaya Narkotika, Pdt. Abraham Persang: Gereja Harus Hadir

Kepala BNN  Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhart Golose ramah tamah dengan KMJ GPIB Immanuel Jakarta Pdt. Abraham Rumben Persang, M.Th.

Kepala BNN Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhart Golose ramah tamah dengan KMJ GPIB Immanuel Jakarta Pdt. Abraham Rumben Persang, M.Th.

JAKARTA, Arcus GPIB – “Puji TUHAN,” tercetus kata dari Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Immanuel Jakarta, Pendeta Abraham Ruben Persang, M.Th. Alasan apa sehingga sukacita itu lepas?

Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhart Golose dan Pdt. Abraham Ruben Persang, M.Th menyampaikan salam kompak.

Ternyata ini alasannya. Di dalam bulan Pelkes GPIB, 10 Juni 2023, dan di tahun Germasa, GPIB Jemaat GPIB Immanuel dan didukung oleh Mupel Jakarta Pusat serta Majelis Sinode, secara khusus Dewan Pemuda, dan teristimewa disupport penuh oleh Badan Narkotika Nasional Republik (BNN RI), telah terlaksana kegiatan Dialog War on Drugs; Dialog Pemuda Nusantara, Pemuda Bersatu Mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba).

Peserta memenuhi ruang ibadah Immanuel Jakarta, antusias mengikuti dialog “Bersih-bersih Narkoba”

“Yang luar biasa event ini dihadiri oleh lebih dari 600 orang dari berbagai lintas iman, dengan pembicara tunggal langsung disampaikan oleh Kepala BNN RI: Komisaris Jenderal Pol. Dr. Petrus Reinhart Golose,” kata Pendeta Abraham Ruben Persang.

Menurutnya, dua hal penting disampaikan oleh Kepala BNN dalam kesempatan tersebut:
Pertama, tegas semua anak bangsa harus memerangi bahaya Narkoba yang dapat merusak dan menghancurkan bangsa termasuk orang muda sebagai pemimpin bangsa di masa depan.
Kedua, kesungguhan sikap dan tindakan seluruh anak bangsa melawan ancaman bahaya Narkoba merupakan perwujudan nyata dari penerapan nilai-nilai dasar empat konsensus bangsa, Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika.

Ketua Dewan Gerakan Pemuda, Roland Loupatty.

Dialog War on Drugs yang disampaikan oleh Kepala BNN RI Komjen Pol Dr. Petrus Reinhart Golose, menjadi begitu menarik dan membuat peserta yang hadir tetap antusias hingga akhir, walau durasi hingga 3 jam.

Baca juga  MUI Apresiasi Edaran Menag Tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara

Strategi edukasi pencegahan, soft power menjadi begitu crucial dan efektif dalam rangka pencegahan penyebaran Narkoba yang merupakan Transnational Organized Crime.

Peserta tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menanyakan berbagai hal berkaitan dengan Narkotika

“Gereja harus hadir dalam realita hidup jemaat dan masyarakat, termasuk di dalamnya realita ancaman bahaya Narkoba,” tandas Persang.

Kegiatan Dialog War on Drugs salah satu wujud implementasi program gereja dan masyarakat dalam upaya menghadirkan damai sejahtera Kristus bagi semua.

Catatan Arcus GPIB mengutip halodoc.com menyebutkan, bahaya penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan fisik dan mental antara lain

Ruang utama tempat Ibadah di Immanuel dipenuhi peserta yang hadir.

  1. Menurunkan kesadaran sampai hilang ingatan

Efek penyalahgunaan narkoba yang paling kentara adalah penurunan kesadaran. Bahkan, menurunnya kesadaran bisa berujung pada hilang ingatan.

Pasalnya, efek narkoba bersifat sedatif. Artinya, obat-obatan terlarang ini dapat menimbulkan gejala seperti kebingungan, hilang ingatan, perubahan perilaku, penurunan kesadaran dan gangguan koordinasi tubuh. Kamu bisa membaca artikel berikut untuk memahaminya lebih lanjut: Benarkah Narkoba Jadi Penyebab Psikosis? Ini Faktanya.

  1. Dehidrasi
Baca juga  GPIB Deklarasikan Dukungan Terhadap Ibu Kota Nusantara Di Titik Nol

Bahaya narkoba selanjutnya adalah dehidrasi akibat ketidakseimbangan elektrolit. Alhasil, pemakainya bisa mengalami serangan panik, sakit pada dada, halusinasi, bahkan kejang akibat narkoba. Bila dibiarkan, efek narkoba tersebut dapat berujung pada kerusakan pada otak.

  1. Merusak otak secara permanen

Kalau bahaya narkoba yang satu ini bisa timbul saat seseorang memakainya dalam jangka panjang. Pemakaian dalam dosis yang tinggi juga bisa memicu efek narkoba yang satu ini.

Narkoba memaksa otak untuk bekerja lebih cepat dan menekan saraf pusat untuk menimbulkan efek ketenangan. Perubahan sel otak ini mengganggu komunikasi antar sel saraf. Akibatnya, kerusakan otak permanen akibat narkoba pun tak terhindari.

Meski pemakainya telah berhenti mengonsumsi obat terlarang ini, proses penyembuhannya pun memakan waktu yang cukup lama. Malahan, efek kecanduan narkoba ini bisa berlangsung seumur hidup.

  1. Mengganggu kualitas hidup

Efek narkoba yang pasti terjadi adalah terganggunya kualitas hidup. Ini tentu mampu menurunkan kualitas hidup pemakainya. Sebab, rasa candu akibat narkoba akan terus memicu pemakainya untuk menambah dosis.

Apabila tidak terpenuhi, pecandu narkoba bisa nekat sampai rela mencuri demi memuaskan hasratnya. Perilaku ini jelas melanggar hukum yang dapat berujung pada sanksi seperti dipenjara.

  1. Kematian

Bahaya penyalahgunaan narkoba yang paling parah adalah kematian. Hal ini bisa terjadi apabila pemakainya mengonsumsi dalam kadar berlebihan. Dosis yang sangat tinggi ini tidak mampu ditoleransi tubuh sehingga berujung pada overdosis.

Gejala overdosis akibat narkoba ditandai dengan kejang-kejang, mulut berbusa, dan bola mata yang mengarah ke atas. /fsp

Share :

Baca Juga

Pelkes

Tren Bencana Alam Tinggi, Jemaat Perlu Memiliki Tim Crisis Center yang Tangguh

Germasa

Wujudkan Gereja Hijau dalam Kehidupan Sehari-hari

Germasa

Universitas Indonesia Bakal Bangun Lima Rumah Ibadah Multiagama Di Asrama Mahasiswa

Germasa

Dinkes Senen dan PGI Gelar Vaksinasi Booster di Grha Oikoumene Jakarta

Germasa

Letupan-letupan Di Konferdal Germasa GPIB Saat Sesi “Gereja Menghadapi Pemilu”

Pelkes

Ayo, Tetap Prokes. Pak Jenderal: Corona, Di Gereja Juga Ada Lho

Germasa

Lima Lembaga Agama PGI, PHDI, Permabudi, MATAKIN, dan KWI Ngumpul, Ada Apa?

Germasa

KKN Merdeka Belajar, Papua Jadi Lokasi KKN Kolaborasi Nasional Moderasi Beragama