JAKARTA, Arcus GPIB – Motivator terkenal Paulus Winarto mengakui tidak mudah memimpin atau menjalankan sebuah organisasi kegerejaan dengan segala tantangan yang ada di dalamnya. “Memimpin gereja lebih sulit dari memimpin perusahaan,” ungkap Paulus Winarto saat menjadi Narasumber dalam Study Meeting yang dilaksanakan Majelis Sinode GPIB Rabu (2/3).
Mengurai kata Servant Leader, Paulus Winarto mengatakan pandangan umum bahwa servant leader adalah pemimpin yang melayani, jika tidak disikapi dengan bijak, bisa berdampak pada hasrat pemimpin untuk memuaskan keinginan semua orang yang dipimpinnya. Seakan tertodong untuk memenuhi kemauan orang lain, bisa jadi membuat pemimpin mengabaikan nilai-nilai luhur dalam pengambilan keputusan. Alhasil, pemimpin semacam ini hanya menjadi –mohon maaf- pemuas hasrat orang-orang yang dipimpinnya.
Jadi, katanya, servant leadership lebih tepat kalau disebut sebagai pelayan yang memimpin. Ia melayani organisasi dengan cara melayani orang-orangnya demi terwujudnya tujuan organisasi. Servant Leader itu bagaimana seorang pemimpin di gereja bisa melayani dengan hati, membangun tim, tour leader, dan bisa sebagai mentor.
Dalam acara yang dipandu Ketua II Majelis Sinode GPIB Pdt. Manuel E. Raintung S.Si, MM cukup banyak pertanyaan yang diajukan peserta kepada Motivator Paulus Winarto. Pertanyaan-pertanyaan antara lain soal kepemimpinan gereja yang sentralistik, manajemen konflik dan bagaimana menyiapkan sosok pemimpin dalam hal ini vikaris dan pendeta di jemaat.
Paulus Winarto yang dikenal juga sebagai dosen luar biasa, dosen Sespim Polri meminta apa yang bisa diselesaikan di tingkat bawah diselesaikan saja. Tidak perlu di bawah ke tingkat yang lebih tinggi. “Kalau sebuah persoalan bisa diselesaikan di tingkat Polsek tidak usah bawah ke dia, dia bisa marah (Kapolri…red),” tuturnya. Pemimpin itu, katanya, harus punya visi, akuntabilitas dan servant leadership.
“Dalam leadership itu sebaiknya suatu persoalan diselesaikan di titik dekat masalah. Kalau tidak bisa baru dinaikkan keatas, ini yang namanya pemberdayaan,” ujar Paulus Winarto yang juga penulis sejumlah buku motivasi dan pengembangan diri best seller, seperti First Step to be An Entrepreneur, Reach Your Maximum Potential, The Power of Hope, Melejit di Usia Muda dan Starting Your Leadership Journey.
Soal manajemen konflik, Paulus Winarto menyebutkan tiga hal yang perlu dimengerti agar bisa menyelesaikan persoalan yang muncul sembari memikirkan dan mencari solusinya.
“Kalau ada konflik pegang tiga hal ini. Pertama adalah semangat solusi, jadi kalau ada konflik selalu cari solusinya apa? Jangan cari siapa yang salah, Cari solusinya dulu. Yang kedua adalah semangat bersaudara dan yang ketiga semangat sukses Bersama, dan jangan menciptakan konflik,” tandas pria kelahiran Papua yang kini tinggal di Bandung ini.
Dalam buku Servant Leadership yang ditulis Brigjen Pol. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si dan Paulus Winarto menyebutkan pemimpin yang baik akan bersikap proaktif dan mengantisipasi skenario terburuk yang mungkin terjadi, sehingga mampu mencari solusi atas masalah yang ada.
Di titik ini, orang-orang perlu merasakan kehadiran dan kepedulian pemimpin atas kegelisahan mereka. Mereka juga membutuhkan dorongan semangat dari sang pemimpin. /fsp