BANTEN, Arcus GPIB – Dua personel Departemen Inforkom dan Litbang Majelis Sinode GPIB bergerak cepat, bekerja cerdas. Mereka adalah Ketua V Majelis Sinode Pnt. Robynson Letunaung Wekes, SH, MM, MBA dan Imelda Amelia Sibala, ST, MSi dari Departemen Inforkom dan Litbang.
Di masa periode FMS XXI, sebagai Ketua V MS dengan rendah hati, pria yang akrab disapa Pnt. Robby Wekes mengajak insan GPIB bergerak dalam tatanan panggilan dan pengutusan menjadi Gereja yang bersinergi intergenerasional di tengah budaya digital.
Diakuinya, cukup banyak beban pelayanan yang harus dituntaskan bidang yang dipercayakan kepadanya. Sebagaimana diketahui ada beberapa sub bidang di Departemen Inforkom dan Litbang antara lain sub bidang Informasi, Komunikasi, Organisasi dan Litbang. Semua ini bukan hal yang mudah, apalagi di tengah era digitalisasi yang menuntut perubahan radikal.
Sebagai Fungsionaris Majelis Sinode Pnt. Robby Wekes tahu secara pasti apa yang mesti dilakukannya terhadap masalah-masalah Informasi, Komunikasi, Organisasi dan Litbang. Itu dibuktikannya dengan terus melakukan briefing anggota Dept. Inforkom dan Litbang yang diketuai Pdt. Dewi Sintha.
Kesiapan-kesiapan pun dilakukan melalui rapat-rapat virtual mempersiapkan program kerja dan anggaran (PKA). Peliknya masalah database terus dicarikan jalan keluarnya. Belum lagi masalah-masalah teknis menyangkut digitalisasi pelayanan yang menuntut adanya perubahan radikal secara keseluruhan baik jemaat di kota-kota besar maupun di Pos-pos Pelayanan dan Kesaksian (Pospelkes).
Saat diminta Mupel Banten menjadi narabina dalam acara Lokakarya, Workshop dan Sosialisasi Inforkom Litbang di GPIB Mupel Banten 29 Januari 2022 yang dilaksanakan di GPIB Ora Et Labora, Pnt. Robby Wekes menyajikan tema aktual “Parameter Pengelompokan Tipe Jemaat” di sini ia memaparkan tuntas materi yang telah disiapkan sebanyak 12 slide.
Dalam hal database yang akan menjadi perhatian kedepan, warga jemaat GPIB Gideon Depok ini mengelompokkannya kedalam lima bagian, yaitu database jemaat, database presbiter, database gereja, database keuangan dan database personalia. Sedangkan di bidang informasi dan komunikasi dibahas soal media sosial, media cetak, mobile apps, server, website, Arcus dan beberapa lainnya.
Sementara narabina Imelda A. Barus – Sibala membawakan materi “Pengukuran Kinerja Pelayanan Gereja” dalam lokarya tersebut. Warga jemaat GPIB Ora et Labora Serpong memaparkan intisari kajian baik dari Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) maupun 3 lembaga lain di Indonesia.
Kajian itu menganalisa respons, tantangan, dan rekomendasi agar gereja mampu memberikan langkah-langkah pelayanan strategis bagi jemaat di tengah situasi pandemi Covid 19.
Menurutnya, keseluruhan rekomendasi mengerucut pada pentingnya membenahi dan menata ulang pelayanan gerejawi.
Bertolak dari kesadaran bahwa GPIB merupakan representasi dari keragaman dan kepelbagaian, khususnya di tengah pandemi Covid 19, dibutuhkan terobosan untuk semakin memahami kondisi jemaat yang beragam di seluruh wilayah pelayanan.
Untuk itu, kata imelda, perlunya pengelompokan jemaat dan sejauhmana gereja dapat mengukur kinerja pelayanan agar sesuai dengan tujuan dan rancangan Allah bagi gereja.
Mupel Banten merespons kebutuhan ini melalui penyelenggaraan Lokakarya Parameter Pengelompokan Tipe Jemaat dan Pengukuran Kinerja Pelayanan.
Lokakarya tersinergi dengan Program Sosialisasi dari Departemen Informasi, Komunikasi, dan Penelitian dan Pengembangan (Inforkom Litbang) Majelis Sinode GPIB XXI masa bakti 2021-2025.
Sebanyak 29 peserta mengikuti secara luring maupun daring, terdiri dari para Ketua V di Mupel Banten, anggota Departemen Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Insani (PPSDI), anggota Departemen Pembangunan Ekonomi Gereja (PEG), dan anggota bidang Inforkom Litbang dari lingkup Mupel Banten.
Antusiasme peserta dalam Lokakarya setengah hari ini mengekspresikan kebutuhan akan dialog-dialog interaktif dan berkala, mengingat selain agenda pokok gereja yang telah direncanakan secara gradual, gereja juga dituntut bergerak cepat menyikapi isu-isu krusial di jemaat sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Gereja butuh kepekaan untuk meninjau ulang, apakah sedang melalukan pendekatan parsial, atau telah menuju ke pendekatan komprehensif yang berkesinambungan.
Departemen Inforkom dan Litbang secara khusus menjadi garda depan untuk mendampingi gereja-gereja dalam mengadakan survei dan pengumpulan data, mengelola informasi, dan mendorong sinergitas dengan komponen lain di dalam gereja demi perumusan tindak lanjut konkret. /Imel/fsp/phil