Home / GPIB Siana

Kamis, 18 Agustus 2022 - 01:35 WIB

Politik Identitas Menguat, Pdt. Margie: Rawat Keragaman, Pdt. Desti: Jangan Jadi Ember Bocor

Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Bogor, Pdt. Margie Ririhena-De Wanna, D.Th, selaku Inspektur Upacara pada upacara HUT Kemerdekaan RI ke-77 di GPIB Zebaoth Bogor Rabu 17/8/2022.

Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Bogor, Pdt. Margie Ririhena-De Wanna, D.Th, selaku Inspektur Upacara pada upacara HUT Kemerdekaan RI ke-77 di GPIB Zebaoth Bogor Rabu 17/8/2022.

JAKARTA, Arcus GPIB – Segenap anak bangsa, seluruh lembaga keumatan diharapkan merawat  keragaman, menjauhkan sikap permusuhan atau mencurigai dalam  membangun Indonesia.

Mengatakan itu Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Zebaoth Bogor, Pdt. Margie Ririhena-De Wanna, D.Th, selaku Inspektur Upacara pada HUT Kemerdekaan RI ke-77 di GPIB Zebaoth Bogor Rabu 17/8/2022.

Pnt. Tonis Limbong selaku Komandan Upacara HUT ke-77 RI di GPIB Zebaoth Bogor.

“Ditengah menguatnya politik identitas menjelang pemilu 2024, fakta menguatnya ekstrimisme, mayoritarianisme, praktik intoleran dan politik kepentingan di tengah-tengah bangsa ini, kita bersama dengan anak bangsa lainnya, seluruh lembaga keumatan yang ada di Indonesia secara umum, tetapi khususnya yang ada di kota Bogor memiliki tugas bersama untuk saling menghormati,” kata Pdt. Margie.

Peserta upacara penuh semangat mengikuti jalannya upacara di halaman parkir GPIB Zebaorh Bogor.

Untuk itu, katanya, diperukan sikap untuk merawat keragaman, bekerja sama, menjauhkan sikap permusuhan atau mencurigai dalam upaya membangun Indonesia, khusunya kota Bogor.

Tema hari ulang tahun Republik Indonesia ke-77 Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,  diingatkan oleh Firman Tuhan  Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri perlakukanlah setiap orang sebagaimana kamu sendiri ingin diperlakukan orang lain.

Baca juga  GPIB untuk Korban Semeru, Pdt Roberto Wagey: Hadir Menyampaikan Empati

“Mari saling membantu, saling menghargai, saling besinergi, merawat Indonesia, merawat kota Bogor agara Indonesia terus menjadi rumah besar yang ramah bagi semua orang, semua generasi tanpa terkecuali apapun latar suku, latar agama dan ras,” kata Pdt. Margie.

Menurutnya, kondisi bangsa memberi sinyal kuat tentang pentingnya kerja sama sebagai syarat utama bangsa ini untuk dapat bangkit kembali dari dampak krisis berlapis tersebut.

The Energy of Indonesia terletak pada kemauan bekerja sama bahu membahu membangun bangsa ini. Energi keragaman itu yang membuat Indonesia ini ada dan bangsa ini dapat tetap berdiri,

Para pejuang kemerdekaan bangsa telah mewariskan nilai dan pengalaman dasar keberhasilan perjuangan mereka. Perbedaan jangan pernah menjadi penghalang untuk bersatu, justru dalam persatuan ada energi maha dahsyat untuk Indonesia merdeka tetapi juga untuk merawat keindonesiaan.

Pdt. Desti K. Manoppo-Wawondatu, S.Si Teol.

Dari GPIB Immanuel Pakanbaru, Pdt. Desti K. Manoppo-Wawondatu, S.Si Teol mengatakan, kemerdekaan itu anugereh Tuhan. Kemerdekaan memberi makna kebebasan dan kelapangan hati, pikiran dan perbuatan untuk menyampaikan pendapat dan kreasi secara terbuka tanpa ada rasa kuatir, takut dan tertekan.

Baca juga  P3K Penting, GPIB Filadelfia Bintaro Gelar "Basic First Aid Training"

Dari semangat itu, kata Pdt. Desti, harus bisa diwujudkan melalui semangat juang yang tinggi untuk bersama pulih. Pulih lebih cepat dalam menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan hidup dan bangkit lebih kuat untuk kemajuan bersama.

Paduan Suara GPIB Immanuel Pakanbaru dalam iabdah syukur HUT RI ke-77.

Kepada pelayan Tuhan, Pdt. Desti mengingatkan agar hidup dalam kekudusan dan berkata jujur.

“Menjadi seorang pelayan, menjadi seorang pemimpin dia harus berkata dengan jujur, berkata dengan benar, omongannya bermanfaat, tidak menla-mencle, apa yang dikatakan itulah yang dilakukan, jangan suka omong kosong, kata Pdt. Desti dalam ibadah syukur memperingati HUT ke-77 Republik Indonesia di GPIB Immanuel Pakanbaru.

Dikatakan, menjadi seorang pelayan atau pemimpin harus bisa menjaga diri, menjaga sikap dan layak dihadapan Tuhan.

“Menjadi seorang pelayan jangan menjadi ember bocor, cerita sana, cerita sini, cerita yang tidak bermanfaat, yang tidak berguna yang justru akan mencemarkan nama baik orang lain.  Tetapi mari berusaha menjadikan diri ini yang layak dihadapan Tuhan,” ujarnya. /fsp

Share :

Baca Juga

GPIB Siana

Isu Krisis Pangan dan Energi, Mejelis Sinode GPIB Minta Warga Jemaat Manfaatkan Lahan Kosong

GPIB Siana

Paduan Suara Immanuel Gambir Memukau Peserta Festival Toleransi Jakarta

Germasa

Art Deco dan Simbolisasi GPIB Bethel Bandung

GPIB Siana

STOP Menghakimi Orang Hanya Karena Anda Mungkin Lebih Taat Beribadah

GPIB Siana

HUT Ke-5 GPIB Bukit Sentul Bogor, Pdt Yvonne Taroreh: Melupakan Sejarah, Kelalaian Fatal

GPIB Siana

Pelatihan Teknik Pengambilan Gambar, GPIB Pasar Minggu Libatkan Dosen IKJ

GPIB Siana

Layani Tuhan Dengan Motivasi yang Benar, Utamakan Kebaikan Bersama

GPIB Siana

Belajarlah Dari Kupu-Kupu, Dari yang Jijik Menjadi Keindahan