JAKARTA, Arcus GPIB – Rangkaian pembinaan atau pendewasaan iman terus dilakukan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) bagi warganya, salah satunya adalah dengan mengiktui Katekisasi. Apa Itu Katekisasi?
Laman gpibshalom.org menyebutkan katekisasi merupakan wadah Pembinaan Warga Gereja yang strategis, karena melalui wadah ini warga gereja diperlengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah didalam Yesus Kristus, serta sanggup menghayati dan melaksanakan imannya secara nyata dalam keluarga,Gereja melaksanakan imannya secara nyata dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
Kata katekisasi berasal dari kata ‘katekismus’ berkaitan dengan kata kerja Yunani katekhein, ‘memberitahukan dari atas (panggung, mimbar) ke bawah’, dari situ juga ‘mengajarkan’. Mulai abad pertama (Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25, Galatia 6:6) katekhein menjadi istilah baku yang mengacu ke kegiatan membimbing masuk anggota baru ke dalam iman Kristen, apakah mereka orang dewasa yang baru menjadi percaya atau anak-anak yang telah dibaptis, tetapi masih perlu menerima pengajaran.
Seseorang setelah melewati masa-masa katekisasi dipastikan akan memasuki fase ritual yang disebut Sidi, saat dimana seseorang akan mendapatkan peneguhan dari pendeta di jemaat sebagai tanda penguatan.
Pada ibadah Minggu 10 April 2022 GPIB serentak melakukan ritual ibadah sidi kepada katekisan yang telah dinyatakan lulus mengikuti proses kateksasi di jemaat masing-masing, sebagaimana disiarkan melalui kanal youtube.
Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Pengharapan Cibinong, Pdt. James Erie Manahampi, S.Th kepada warga sidi baru mengatakan, sidi bagi seseorang yang telah melewati masa-masa katekisasi adalah penguatan dan dikokohkan agar dapat bertumbuh dan berkembang secar Imani.
“Saya mau katakan, diteguhkan, berarti dikuatkan, dikokohkan karena kalian sudah berakar, ketika kalian masih anak-anak dibaptis dan oleh orang tua diberikan pengajaran-pengajaran tentang Iman maka pada hari ini dikokohkan, dikuatkan sehingga kalian bertumbuh, berkembang secara pribadi bertanggung jawab terhadap Iman dan Percaya itu,” kata Pdt. Manahampi.
KMJ Immanuel Cimahi, Pdt. Ny. M. Nanlohy-Latupeirissa, M.Si meminta kepada sidi baru untuk benar-benar menghayati makna sidi dan tidak hanya sekadar mengucapkan janji Ya dengan Segenab Hatiku” tapi bersungguh-sunguh dihadapan Tuhan.
“Mengucapkan Janji “Ya dengan Segenab Hatiku” jangan asal saja. Harus sungguh-sungguh, saudara ada disini karena Yesus yang memanggil saudara,” tandas Pdt. Ny. M. Nanlohy-Latupeirissa. Menurutnya, dalam percaya ada kasih yang mengikat, orang yang sungguh percaya ada kasih yang sangat kuat.
“Ketika kita mengakui bahwa kita adalah pengikut Yesus dengan demikan kita harus benar-benar menyatu dengan kehidupan Sang Gembala itu. Kita harus membuktikan itu,” imbuhnya.
Dari GPIB Bethel Tanjungpinang, Pdt. Victoriana Desmatrusia Resdawati, S.Th dihadapan warga jemaat dan sidi baru mengatakan, diluar anugerah Allah tidak seorangpun dapat mengenal Yesus. Dan didalam anugerah Allah jaminan keselamatan itu diberikan secara cuma-cuma.
Kita semua diperkenankan menikmatianugerah Allah dan itu bukan usaha kita, diberikan karena kasihNya. Kita dipanggil untuk memberitakan anugerah Allah, melalui Yesus Kristus kepada orang-orang berdosa, kepada orang yang tidak kenak Tuhan, kepada orang-orang tersesat diluar sana,” kata Pdt. Victoriana. /fsp