Home / Perspektif

Rabu, 21 Desember 2022 - 14:05 WIB

Allah Dalam Kemurahan-Nya Menyelamatkan Kita

Oleh: Dr. Wahyu Lay, GPIB Cipeucang Jonggol Jawa Barat

KADO merupakan salah satu simbol perayaan Natal. Semua hiasan pada pohon natal berbentuk kado. Selain pada pohon, dalam berbagai ukuran dan bentuk, hiasan kado diletakkan dengan rapih dan menarik perhatian di samping mimbar.

Hiasan kado juga dipajang pada dinding ruangan gereja. Suasana ruangan gereja itu semarak dengan hiasan kado. Ini sangat menarik, dan untuk pertama kali saya melihatnya.

Kado, hadiah! Penulis surat, melalui bacaan hari ini sesungguhnya berbicara tentang sebuah kado. Demikian ia menulis :”tetapi ketika nyata kemurahan Allah juru selamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya ’(Titus 3:4-5).

Sebelumnya ia telah menulis :’Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata (Titus 2:11). Allah dalam kemurahan-Nya menyelamatkan kita, bahkan menyelamatkan semua manusia. Dikatakan, ia menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik yang kita lakukan. Yang kita lakukan justru sebaliknya, yaitu kejahatan. Ini luar biasa. Kita dan semua manusia diselamatkan karena kemurahan Allah. Kita diselamatkan karena kasih karunia Allah.

Inilah kado terbesar, kado yang tak ternilai harganya, karena harganya adalah pengurbanan seorang Putra Tunggal, Yesus Kristus.”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ” Yesus Kristus adalah Kado terbesar bagi kita. Kita diselamatkan (atau dalam Titus 3:5b dikatakan : permandian kelahiran kembali). Yesus Kristus menjadi Juru selamat kita.

Baca juga  Yang Muda Yang Menjadi Teladan

Ketika orang-orang Kristen mulai hidup tidak tertib (Tit. 1:10) maksudnya tertib hidup, mereka perlu diarahkan untuk mengingat kembali jati diri mereka sebagai orang-orang yang telah diselamatkan. Rasul menyorot sikap terhadap pemerintah seperti tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, yaitu taat dan setia melakukan pekerjaan yang baik, jangn menfitnah, jangan bertengkar, sebaliknya bersikap ramah dan lemah lembut. (Tit. 3:1-2).

Bagaimana mungkin kalian hidup seperti itu, kamu, kita, yang ketika dahulu hidup dalam kejahilan, tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, saling membenci, menerima kemurahan Allah. Seharusnya, kita menerima hukuman, karena dosa-dosa kita. Tapi Allah membenarkan kita oleh kasih karunia-Nya (Tit. 3:7). Ia memberikan kado keselamatan bagi kita.

Yesus lahir ke dunia untuk melaksanakan karya selamat Allah. Ia berkurban sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Bahkan semua manusia. Kita tidak menerima upah kematian tapi kado
keselamatan.

Baca juga  FILSAFAT NEGARA: Warga Negara Harus Memiliki Rasa Tentram yang Pasti

Jadi, kita taat dan setia melakukan kebaikan kepada pemerintah (Tit. 3:1) bukan supaya kita diperlakukan baik oleh mereka, tapi karena kita telah lebih dahulu menerima kemurahan hati Allah, kita telah menerima kasih karunia Allah. Orang-orang Kristen dipanggil untuk bersikap ramah dan lemah lembut kepada semua orang, karena kita telah menerima kebaikan dan kemurahan hati Allah di dalam Yesus Kristus.

Suasana perayaan natal dengan simbol hiasan kado seperti yang diceritakan di atas sesungguhnya hendak memproklamirkan kado terbesar itu. Bahwa Yesus lahir ke dunia untuk menyelamatkan kita dan semua manusia. Inilah alasan paling mendasar kita merayakan Natal Yesus Kristus.

Perayaan Natal sesungguhnya adalah perayaan sukacita karena kado termahal itu yaitu Yesus Kristus. Semoga Yesus, Sang Kado Natal itu menjadi teladan kasih : kasih kepada semua orang tanpa pilih buluh, kasih yang rela berkurban, menjadi pola atau gaya hidup kita orang-orang yang Ia telah  selamatkan, mulai dari perayaan ini, dan terus dalam kehidupan kita setiap hari. Amin. ***

Share :

Baca Juga

Perspektif

PASTIKAN Anda Adalah Pemimpin yang Karismatik

Perspektif

Wow, Ternyata GPIB Punya Penyair, Griet Helena Luncurkan Buku “AKU, KAU, KITA….”

Opini

Belajar Dari Sejarah

Perspektif

Adakah Gerejamu Bertumbuh, Ketua Sinode GMIT Pdt Mery Kolimon: Dialog Dengan Agama Lain

Perspektif

UGAHARI, Pendapatan Rp140 Miliar, Tapi Pakai Hp Jadul

Perspektif

FILSAFAT NEGARA: Warga Negara Harus Memiliki Rasa Tentram yang Pasti

Perspektif

Ilmu Muncul Dari Pengalaman, ”Ibu” Semua Pengetahuan

Perspektif

PROFIL Keberanian Kennedy, Tidak Cari Selamat Sendiri