SUKABUMI, Arcus GPIB – Miris juga menyaksikan ibadah-ibadah dalam rangkaian menyongsong paskah di Jemaat GPIB Kornelius Lido Sukabumi. Jemaat merayakannya di rumah-rumah warga secara bergantian. Padahal, diketahui ada gedung gereja permanen di komplek SPN Lido yang biasanya dipakai pada setiap ibadah Minggu dan kegiatan ibadah lainnya.
”Mudah-mudahan Paskah tahun depan rangkaian ibadah ini bisa dilakukan di gedung Gereja Kornelius di Lido,” harap Daddy Therik jemaat GPIB Zebaoth Bogor dan Anggota UP2M Pelkes GPIB yang berkesempatan mengikuti ibadah Hari Doa Rabu (27/03/2024) dan Kamis Putih (28/03/2024) yang dilakukan di rumah warga di daerah itu.
Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Kornelius Lido Pendeta Erick Tanabora mengatakan, awalnya gedung gereja memang dipakai sebagaimana mestinya untuk segala kegiatan ibadah. Hanya saja saat ada wabah Covid-19 gedung gereja dipakai secara terbatas. Dan seharusnya kebiajakan itu ditinjau kembali dan warga jemaat bisa memakai seperti semula untuk semua kegiatan ibadah dan tidak di rumah-rumah.
”Kebijakan masa pandemi apakah masih berlaku. Saya kira harus ditinjau kembali,” kata Pendeta Erick Tanabora seraya menjelaskan bahwa gedung gereja awalnya dipakai bersama Katolik dan Protestan. Namun kini hanya GPIB yang menggunakan gereja tersebut.
Apakah Kepala SPN Lido tahu hal ini? tanya Arcus GPIB kepada Daddy Therik. ”Saya kira kebijakan ini pada presbiter setempat yang perlu mengkordinasikan kepada Kepala SPN Lido,” jawab Daddy.
Bagaimana situasi saat ibadah hari doa dan Kamis Putih? Kembali Arcus GPIB bertanya. Menurut Daddy, Hari Doa GPIB dilaksanakan di rumah Diaken Utami Supit dilayani Pendeta Erick Tanabora. Jemaat yang hadir membludak hingga garasi rumah mengikuti dengan penuh antusias diakhiri dengan makan bihun bersama serta kue-kue lokal yang disajikan.
Keesokan harinya, pada Kamis Putih, kata Daddy, dalam nuansa baju putih yang bersih dalam guyuran hujan lebat, jemaat tetap memenuhi rumah Penantua Lumongga untuk bersama-sama menjalani perayaan Kamis Putih dengan mengalami pembasuhan kaki.
Rumah tersebut ada didepan sebuah Masjid yang pada waktu bersamaan juga merayakan berbuka puasa. Suasana yang mengharukan dan sangat khidmat mewarnai tiap jengkal ibadah.
Kehidupan persekutuan yang indah ini mampu membangkitkan kebersamaan memaknai rangkaian kehidupan Sang Mesias sebelum perayaan paskah.
Ada kekaguman melihat kegigihan jemaat Kornelius yang walau hanya terdiri dari 2 sektor (80-an KK) masih tetap bersukacita dan selalu ceria bahkan banyak juga anak-anak yang terlibat didalam rangkaian ibadah rutin gereja. /fsp