DENPASAR, Arcus GPIB – Gereja dan Kepemimpian Misioner di Era Industri 4.0 dan Society 5.0 menjadi fokus forum Leader Meeting yang dilaksanakan Departemen Inforkom dan Litbang di Bali tanggal 6 – 8 Januari 2023.
Seperti yang disampaikan Chris Kanter, Komisaris PT Indosat Tbk saat berbicara dalam forum tersebut mengatakan gereja harus terus disipkan menyikapi perkembangan yang begitu cepat terjadi.
“Kepemimpinan misioner sangat dibutuhkan karena begitu kita masuk pada industry 5.0 masyarakatnya akan berubah, masyarakatnya akan well equipt dengan kemudahan-kemudahan yang didapatkan karena sudah ada di society 5.0,” ungkap Chris Kanter yang juga Anggota Badan Pertimbangan Majelis Sinode (BPMS) ini.
Menurut Chris, kepemimpinan gereja harus benar-benar memanfaatkan sistem Big Data secara maksimal termasuk utuk semua artificial inteligent. Ini penting agar kepemimpinan gereja tidak tertinggal jauh dibanding dengan jemaatnya sendiri.
Juga perlunya ada pemahaman teologia yang tepat yang tidak membuat data-data yang ada belok. Itu yang harus disiapkan gereja. Tidak ada jalan lain itu harus, database merupakan kemutlakan yang tidak bisa dihindari.
Saat menyampaikan materinya, Chris mengajak agar leadership GPIB fokus kepada database, inovasi dan cooperative approach.
“Mengantisipasi masa depan kita bisa sangat pendek sudah mengetahui list of issues yang ada di jemaat kita. Mana yang ada di dalam Tata Gereja mana yang harus dirubah, mna yang harus ditambahkan. Intinya kita hanya membuka database kita kalau database kita mampu mengatasi itu,” kata Chris.
Disampaikan bahwa gereja harus menyiapkan kepemimpinan misioner yang bisa mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi.
Antusias peserta mengikuti Leader Meeting sangat terasa. Berbagai pertanyaan dilontarkan kepada narasumber Chris Kanter yang dijawab tuntas dan memuaskanpeserta.
Soal cara-cara pelayanan dengan robotik mencuat dalam acara yang diselenggarakan di Hotel Grand Sovereign Bali ini.
Seperti yang dipertanyakan Pendeta Richard Agung Sutjahjono soal bagaimana GPIB mempersiapkan pendeta-pendeta robotik dan diaken penatua untuk terlibat dalam pelayanan.
Menurutnya, diluaran sudah ada sistem cuci mobil dengan robot terasuk lemari es dengan cara-cara robotik yang dengan mudah dijumpai.
“Kedepan apakah GPIB bisa punya pendeta robot. Sehingga nantinya beberapa tahun kedepan begitu saya mutasi penggantinya adalah pendeta robot. Semuanya diselesaikan dengan robotik,” tandas Richard menanyakan.
Jadi, katanya, pendeta robot dulu yang disiapkan dan nantinya disusul diaken dan penatuanya juga robot. /fsp