TIDAK semua orang ataupun pakar sekalipun punya wawasan dan jangkuan berpikir kedepan untuk kemajuan suatu organisasi atau lembaga dimana dia bernaung.
Rasa cinta yang dia miliki terhadap lembaga inilah yang membuatnya mau berbuat yang terbaik untuk kemajuan kedepan bahwa organisasi ini khususnya GPIB harus melakukan sesuatu agar tetap eksis dengan visinya menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan-NYA.
Simak bincang-bincang Pendeta Dr. John C. Simon, Dosen STFT INTIM Makassar, di Hotel Millennium Jakarta, 15 November 2024 dengan John Paulus, Panitia Rakerdal PEG 2024 yang sudah memikirkan GPIB 24 tahun kedepan menuju menuju 100 tahun.
Apa yang akan dijelaskan tentang Uraian Teologis dan implementasi PEG GPIB!
Jadi focus atau perhatian atau muatan dari uraian teologis yang sebentar akan dipresentasikan, itu terkait dengan bagaimana PEG GPIB itu dibayangkan menuju seratus tahun. Nah dicatatan awal, saya membaca naskah akademik yang saya susun sekitar 5000 kata dan disitu disampaikan di tahun 2048 kita sedang membayang GPIB seperti apa! PEG GPIB seperti apa! Saya menggunakan berbagai macam literatur yang menopang, menolong untuk mengembangkan cara berpikir dan salah salah satu pointnya bagaimana GPIB mengembangkan tiga istilah penting, yang pertama profitability, yang kedua sustainability, yang ketiga solidarity. Yang profitability menjadi sesuatu yang tidak bisa kita nafikan lagi, kita elakkan lagi bahwa gereja dengan unit-unit usahanya itu bisa mendapatkan keuntungan, tetapi dengan satu point penting adalah kita tetap mengembangkan prinsip penting yang ada dalam Injil Yesus Kristus yaitu solidaritas. Solidaritas pada mereka –mereka yang tengah yang tak berdaya dan yang kedua solidaritas terhadap alam ciptaan dan lingkungan hidup dan juga menghadapi problem-problem yang sangat luar biasa yang membutuhkan perhatian kita semua.
Tiga Inti Profitabiliy, Sustainablity dan Solidarity, Bisakah terjadi di GPIB! Dalam Rangka Menuju 100 Tahun!
Saya berharap begitu.
Apakah selama ini tidak seperti begitu!
Masih bersifat konvensional, hanya menikmati aset warisan, kita tidak tahu bagaimana cara mengelolanya, memberdayakan sehingga memberikan profit tetapi dengan prinsip solidaritas Injil yang harus dikedepankan.
Bagaimana merubah mindset GPIB dari konvensional menuju transformasi atau modern!
Memang tidak mudah karna GPIB adalah gereja yang sangat kental dengan nuansa kolonial dan warisan koloniak dan kita kemudian menjadi gereja yang sulit melakukan terobosan sehingga Changing Mindset menjadi sesuatu yang penting kita upayakan bersama, salah satunya adalah dengan melakukan berbagai macam upaya termasuk Rakerdal PEG kita hari ini, itu untuk meletakkan pondasi bersama nanti kerja-kerja di panitia materi yang akan dibawa dalam Persidangan Sinode Raya tahun 2025 di Makassar dan semuanya, sebetulnya arahnya menuju GPIB 100 tahun di 2048.
Tapi sustainability terus solidarity membutuhkan sinergisitas, apakah selama ini kita cuma Rakerdal disini aja, tidak berlanjut!
Ya, Rakerdal ini perlu dituangkan dalam gerak gereja yang makin praktis, tidak hanya di tingkat sinodal tetapi juga jemaat, mupel-mupel diberdayakan, dikuatkan sehingga hasil-hasil yang dihasilkan pada hari ini, kemudian bisa diturunkan menjadi sangat applicable dalam lingkungan mupel dan kemudian jemaat sebagai pelaku langsung, front terdepan dari gerakan ekonomi gereja.
Gerakan ekonomi gereja selama ini alergi bicara bisnis. GPIB siapkah melangkah dari konvensional menjadi transformasi berbisnis!
Saya berharap bisa lewat orang-orang yang sangat kompeten dan menguasai bidang yang sekarang ada dalam TIM kita ini, rasanya GPIB punya harapan besar, punya mimpi besar dan lewat tiga kata kunci profitability, sustainability dan solidarity menuju 100 tahun PEG _ GPIB.
Masalahnya Profit, Apakah GPIB sudah bisa Berbisnis!
Saya kira bisa, PT.GPIB menjadi sebuah kenyataan yang kita tidak bisa, tidak harus masuk dalam lingkup seperti itu, kita harus banyak belajar dari teman -teman Katolik yang bisnis pendidikan, bisnis rumah sakit, itu menjadi sesuatu yang tidak bisa lagi kita tutupi bahwa mereka adalah gereja yang berbisnis tapi diikat oleh satu istilah solidarity karna solidarity adalah kekuatan Injil Yesus Kristus.
Ada pesan untuk Rakerdal PEG GPIB 2024!
Bahwa integrasi anatara dunia sekuler lewat berbagai macam orang atau sumber daya insani GPIB yang punya kompetensi di bidang-bidang keuangan dan bisnis itu kemudian diintegrasikan dengan perspektif teologi, alkitabiah itu menolong kita agar gereja kita tidak hanya bicara tentang profit tetapi bicara tentang solidaritas Injil demi keberlanjutan hidup manusia dan lingkungan hidup yang juga membutuhkan perhatian kita semua, maka pembangunan ekonomi gereja, PEG menuju seratus tahun punya harapan bagi perubahan transformasi sosial. ***