Home / Misioner

Sabtu, 23 November 2024 - 12:36 WIB

GPIB yang Profitability, Pdt. John Simon: “Saya Berharap Begitu”

Pdt. Dr.John  C.Simon,   Dosen  STFT  INTIM  Makassar saat wawancara dengan John Paulus, Panitia Rakerdal PEG

Pdt. Dr.John C.Simon, Dosen STFT INTIM Makassar saat wawancara dengan John Paulus, Panitia Rakerdal PEG

TIDAK semua orang ataupun  pakar  sekalipun  punya  wawasan  dan  jangkuan  berpikir kedepan untuk kemajuan suatu organisasi atau lembaga  dimana  dia  bernaung.

Rasa  cinta yang dia miliki  terhadap  lembaga  inilah  yang  membuatnya  mau  berbuat  yang  terbaik untuk kemajuan kedepan bahwa organisasi ini  khususnya  GPIB  harus  melakukan  sesuatu agar tetap  eksis  dengan  visinya  menjadi    gereja  yang  mewujudkan  damai  sejahtera bagi seluruh ciptaan-NYA.

Panitia Rakerdal PEG 2024 dan Pengurus Dept. PEG di event Rakerdal 2024 di Jakarta.

Pdt. John Simon bersama koleganya Samuel Uruilal pebisnis di Bali dan pendeta-pendeta GPIB.

Simak bincang-bincang  Pendeta Dr. John C. Simon,   Dosen  STFT  INTIM  Makassar, di Hotel Millennium Jakarta, 15 November 2024 dengan John Paulus, Panitia Rakerdal PEG 2024 yang sudah memikirkan GPIB 24 tahun kedepan menuju  menuju 100 tahun.

Apa yang akan dijelaskan tentang Uraian Teologis dan implementasi PEG GPIB!

 Jadi focus atau perhatian atau muatan dari uraian teologis yang sebentar akan dipresentasikan, itu   terkait   dengan   bagaimana    PEG   GPIB   itu   dibayangkan   menuju   seratus   tahun. Nah dicatatan awal, saya membaca  naskah  akademik  yang  saya  susun sekitar 5000  kata dan disitu disampaikan di tahun 2048 kita sedang membayang GPIB seperti apa! PEG GPIB seperti apa! Saya  menggunakan  berbagai  macam  literatur  yang  menopang,  menolong untuk mengembangkan cara berpikir dan salah salah satu pointnya bagaimana GPIB mengembangkan tiga istilah penting, yang pertama profitability, yang kedua sustainability, yang ketiga solidarity. Yang profitability menjadi sesuatu yang tidak bisa kita nafikan lagi, kita elakkan lagi bahwa gereja dengan unit-unit usahanya itu bisa mendapatkan  keuntungan, tetapi dengan satu point penting adalah kita tetap mengembangkan prinsip penting yang ada dalam Injil Yesus Kristus yaitu solidaritas. Solidaritas pada mereka –mereka yang tengah yang tak berdaya dan yang kedua solidaritas terhadap alam ciptaan dan lingkungan hidup dan juga menghadapi problem-problem yang sangat luar  biasa  yang  membutuhkan  perhatian kita semua.

Semangat menata GPIB via Pemberdayaan Ekonomi terus dilakukan awak GPIB.

Panitia Rakerdal 2024 di Millennium Hotel Jakarta: Bekerja Tuntas.

Tiga Inti Profitabiliy, Sustainablity dan Solidarity, Bisakah terjadi di GPIB! Dalam Rangka Menuju 100 Tahun!

Saya berharap begitu.

Apakah selama ini tidak seperti begitu!

 Masih bersifat konvensional, hanya menikmati aset warisan, kita tidak tahu bagaimana cara mengelolanya, memberdayakan sehingga memberikan  profit  tetapi  dengan  prinsip solidaritas Injil yang harus dikedepankan.

Bagaimana   merubah mindset GPIB dari konvensional menuju transformasi atau modern!

 Memang tidak mudah karna GPIB adalah gereja yang sangat kental dengan nuansa kolonial dan warisan koloniak dan kita kemudian menjadi gereja yang sulit melakukan terobosan sehingga  Changing  Mindset  menjadi  sesuatu  yang   penting   kita   upayakan   bersama, salah satunya adalah dengan melakukan berbagai  macam  upaya  termasuk  Rakerdal  PEG kita hari ini, itu untuk meletakkan pondasi bersama nanti kerja-kerja di panitia materi yang akan dibawa dalam Persidangan Sinode Raya tahun 2025 di Makassar dan semuanya, sebetulnya arahnya menuju GPIB 100 tahun di 2048.

Tapi   sustainability   terus   solidarity  membutuhkan   sinergisitas,    apakah    selama   ini kita cuma Rakerdal disini aja, tidak berlanjut!

Ya, Rakerdal ini perlu dituangkan dalam gerak gereja yang makin praktis, tidak hanya  di tingkat sinodal tetapi juga jemaat, mupel-mupel diberdayakan, dikuatkan sehingga hasil-hasil yang dihasilkan pada hari ini, kemudian bisa diturunkan menjadi sangat applicable dalam lingkungan mupel dan kemudian jemaat sebagai pelaku langsung, front terdepan dari gerakan ekonomi gereja.

Gerakan ekonomi gereja selama ini alergi bicara bisnis. GPIB siapkah melangkah dari konvensional menjadi transformasi berbisnis!

Saya berharap bisa  lewat  orang-orang  yang  sangat  kompeten  dan  menguasai  bidang yang sekarang ada dalam TIM kita ini, rasanya GPIB  punya  harapan  besar, punya  mimpi besar dan lewat tiga kata kunci profitability, sustainability dan  solidarity menuju 100 tahun PEG _ GPIB.

Masalahnya Profit, Apakah GPIB sudah bisa Berbisnis!

 Saya  kira  bisa,  PT.GPIB  menjadi  sebuah  kenyataan  yang  kita  tidak  bisa,  tidak  harus masuk dalam lingkup seperti itu, kita harus banyak belajar dari teman -teman Katolik yang bisnis pendidikan, bisnis rumah sakit, itu menjadi  sesuatu yang tidak bisa lagi kita tutupi bahwa  mereka  adalah  gereja  yang  berbisnis  tapi   diikat   oleh   satu   istilah   solidarity karna solidarity adalah kekuatan Injil Yesus Kristus.

Ada pesan untuk Rakerdal PEG GPIB 2024!

 Bahwa integrasi anatara dunia sekuler lewat berbagai macam orang atau sumber daya insani GPIB yang punya kompetensi di bidang-bidang keuangan dan bisnis itu  kemudian diintegrasikan    dengan    perspektif    teologi,    alkitabiah    itu menolong     kita     agar gereja kita tidak hanya bicara tentang profit tetapi bicara tentang solidaritas Injil demi keberlanjutan   hidup       manusia dan lingkungan hidup yang juga membutuhkan perhatian kita semua, maka pembangunan  ekonomi  gereja,  PEG  menuju  seratus  tahun  punya harapan bagi perubahan transformasi sosial. ***

Share :

Baca Juga

Misioner

Dahsyat, Pertumbuhan dan Perkembangan Kekristenan Di China: Kristen Jadi Agama Pribumi  

Misioner

Mengapa Gereja Harus Ramah Terhadap Anak?

Misioner

Tetaplah Jaga dan Lestarikan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Misioner

Tuhan Mau Saat Engkau Berkuasa Berbuatlah Kebaikan Bagi Sesama

Misioner

Medsos dan Anak Muda,  Pdt. Nancy Rehatta: Senang Cari Tahu tentang Orang Lain

Misioner

“Roh Allah Melekat Pada Kita, Dialah yang Membuat Kita Hidup”

Misioner

KOMITMEN Menjadi Pelayan-Nya, Vikaris Melinda: Kagum Keramahan Pendeta

Misioner

“Perjalanan Iman Bukan Jalur Individu Tapi Kolektif, Mari Saling Dukung”