”Di tengah penindasan, kita tidak hanya dipanggil untuk berharap, tetapi juga untuk bertindak sebagai agen perubahan yang menghidupi janji Tuhan bagi dunia.”
JAKARTA, Arcus GPIB – ”Sebagai umat Tuhan, melihat penderitaan korban-korban di Palestina seharusnya memotivasi kita untuk berani menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan.”
Demikian renungan pagi di Sabda Bida Umat (SBU) GPIB Rabu 22 Januari 2025 mengangkat tema: PENGHARAPAN DI TENGAH PENINDASAN mengurai Firman Tuhan dari Wahyu 21 : 1 – 4.
Lanjut disampaikan, aksi-aksi unik nan sederhana di media sosial menunjukkan bahwa masih banyak orang berkomitmen untuk keadilan dan pengharapan. Meskipun tampak sederhana, tindakan-tindakan semacam itu mencerminkan perjuangan untuk memastikan bahwa janji Allah tentang pembebasan dan kesejahteraan terus dinyatakan dan diwartakan.
”Di tengah penindasan, kita tidak hanya dipanggil untuk berharap, tetapi juga untuk bertindak sebagai agen perubahan yang menghidupi janji Tuhan bagi dunia.”
Kondisi peperangan yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina memperlihatkan kedalaman penderitaan yang dirasakan oleh banyak orang di seluruh dunia. Meskipun ada perdebatan di kalangan umat Kristen mengenai apakah tindakan-tindakan tersebut sah atau sesuai dengan kehendak Allah?
Penting untuk mengingat bahwa Allah tidak mendukung penindasan atau kekerasan Pertanyaan mendalam sering muncul: Apakah Allah membiarkan air mata jatuh tanpa akhir? Apakah Dia membiarkan terjadinya kekerasan?
Kitab Wahyu memberikan pengharapan yang mendalam melalui gambaran simbolis tentang kehidupan yang bebas dari penindasan.
Dalam Wahyu 21:1-4, Tuhan berjanji untuk menghapus segala air mata, membebaskan umat dari maut, perkabungan, ratap tangis, dan dukacita. Janji ini mencakup pemulihan total dan pembaruan.
”Langit dan bumi yang baru menggambarkan era baru di mana penderitaan dan kesedihan tidak lagi ada. Bahwa janji Allah itu menguatkan umat yang sementara bergumul dengan realitas hidupnya. Ini adalah janji Kristus kepada umat-Nya yang berpengharapan dan bersandar padaNya, meskipun waktu pasti penggenapannya tidak kita ketahui.”
”Janji ini memberikan pengharapan yang kokoh di tengah ketidakadilan dan penderitaan dunia, menunjukkan bahwa Allah akan memulihkan segala sesuatu dan membawa kedamaian yang kekal.”
“Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi. Tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (ay.4) /fsp