KOTA PADANG, Arcus GPIB – Perhelatan Sinodal dalam rangka HUT ke-75 Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) yang dilaksanakan di Kota Padang merangkainya dengan Dialog Kebangsaan.
Dialog yang dilaksanakan pada 31 Oktober 2023 di Truntum Hotel Padang menghadirkan Narasumber Dr. KH. Lukman Hakim Saifuddin, Ratu Ida Pangelingsir Agung Putrasukahet, Yudi Latief, Ph.D, Prof. Binsar J. Pakpahan, Ph.D, Prof. Angel Damayanti, Ph.D, Prof. Dra. Corrina D. Silalahi, Ph.D. Acara dipandu Pendeta Meilany Risamasu, M.Th.
Ketua II MS GPIB Pendeta Manuel E. Raintung S.Si, M.M dalam sambutannya menyapa warga GPIB dengan mengatakan Salam Pancasila dan Salam Kerukunan. “Kita bersyukur berada ditempat yang istimewa ini. Bagi GPIB, kota Padang adalah kota yang menjadi perhatian kami dalam rangka membangun kemajuan Indonesia,” tutur Manuel.
Dari Padang, kata Manuel, akan menggumuli keadilan dan keadaban itu senantiasa untuk diperjuangkan dan dirawat. Dialog Kegangsaan pada saat ini menghadirkan narasumber yang cukup berperan dalam rangka membangun dan merawat kebhinekaan.
Menjawab pertanyaan Peran pejabat publik ditengah tantangan politik identitas yang berbasis agama dan etnik, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, tidak hanya bagi penyelenggara negara dan pejabat yang memimpin kehidupan kita berbangsa dan bernegara, tapi seluruh anak bangsa.
“Ketika ingin merawat kebinekaan, yang pertama perlu dipahami adalah memaknai apa itu perbendaan dan bagaimana menyikapi perbedaan itu dengan bijak,” kata Lukman yang pernah menjabar Menteri Agama RI ini.
Menurutnya, menyikapi perbedaan itu dengan bijak adalah hal mendasar dan berlaku bagi semua apalagi bagi pemuka agama. Perbedaan itu perlu dimaknai karena perbedaan itu keniscayaan, itu kehendak Tuhan sesuatu yang tidak mungkin bisa diingkari.
Jadi, kata Lukman, perbedaan perlu dimaknai sesuai dengan keyakinan masing-masing sesuai dengan agama dan melihat kehendak Tuhan terhadap perbedaan itu.
“Setelah memaknai dengan bijak, adalah bagaimana penyikapannya itu ditengah-tengah kemajemukan kita. Demokrasi adalah sebuah cara kesepakaktan kita bersama ditengah-tengah keragaman aspirasi untuk bagaimana kita membangun konsensus yang harus dijaga bersama,” tandas Lukman.
Menurutnya, membangun konsensus itu merupakan pesan utama agama. Semua agama punya ajaran yang sama. Setiap umat beragama berkewajiban untuk membangun konsensus, membangun kesepakatan dan tentu mentaatinya. /fsp