Home / Misioner / Pelkes

Rabu, 14 Juni 2023 - 09:47 WIB

Hindari Krisis Pangan, Guru Besar IPB Minta GPIB Konsumsi Pangan Lokal

Tim UPB/CC GPIB: Pangan lokal lebih O.k

Tim UPB/CC GPIB: Pangan lokal lebih O.k

JAKARTA, Arcus GPIB – “Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) perlu mendorong jemaat mengonsumsi pangan lokal ketimbang impor untuk menghindari krisis pangan”

Narabina Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa – Guru Besar IPB dan Moderator Dr. Lenny Syafei

Demikian salah satu hasil diskusi Respon GPIB terhadap Ancaman Krisis Pangan yang digelar secara daring oleh Unit Penanggulangan Bencana (UPB) Lingkup Sinodal GPIB pada Sabtu, 10 Juni 2023.

Diskusi daring yang menghadirkan Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa – Guru Besar IPB khusus bidang pangan, banyak memaparkan data-data terkait kondisi pangan di Indonesia maupun secara global.

Peserta diskusi daring: Antusias

“Jika tidak ada perubahan yang mendasar dalam pola konsumsi dan impor maka masyarakat Indonesia akan lebih mengonsumsi gandum ketimbang beras. Saat ini kaum milenial lebih suka makanan mie instan, burger dan variasi gandum lainnya ketimbang nasi” ungkapnya dengan nada keprihatinan.

Baca juga  Perjalanan Melihat Ibadah Syukur Hasil Laut Di Pulau Padi

Merespon akan hal tsb maka usaha pertanian di Pos 6c yang merupakan bagian dari GPIB Wisma Asih Lembang bisa menjadi salah satu model kemandirian pangan.

Jemaat yang semuanya berprofesi sebagai petani, saat ini menggarap sayur-sayuran, kopi, gula aren dan padi. Selain bekerja sebagai buruh tani, jemaat juga mempunyai lahan sendiri maupun menyewa lahan selama satu musim panen.

Tim UPB bersama jemaat/petani

Diskusi yang dibuka oleh Pdt Marthen Leiwakabessy sebagai K1 MS dan dihadiri 20 utusan mupel dan beberapa jemaat, telah melahirkan 8 kesimpulan, yaitu:

  1. Dari data yang disampaikan oleh Prof Andreas maka dapat dipastikan bahwa tidak akan terjadi krisis pangan di Indonesia ditahun 2023.
  2. Mendorong pemanfaatan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Pasar pangan global saat ini dikuasai oleh negara maju dengan jumlah lahan yang sangat minimal namun bisa memproduki pertanian dengan jumlah yang besar.
  3. Mendukung peningkatan pendapatan petani jika ada usulan kenaikan harga disektor pertanian.
  4. Mendorong gereja agar lebih berperan dan berkomitmen terhadap produk pangan lokal dan variannya. Diprediksi import gandum yang olahannya berupa mie instan, burger, makanan Korea, dstnya akan mendominasi Indonesia dimasa yad ketimbang beras.
  5. Gereja lebih berperan aktif mendukung program pemerintah yaitu food estate yang mengalami banyak kendala alias tidak berjalan sebagaimana mestinya.
  6. Gereja lebih aktif mengedukasi jemaat agar lebih waspada terhadap isu perubahan iklim khususnya berdampak langsung terhadap petani.
  7. Gereja dapat mendukung petani dengan mempromosikan benih-benih padi yang unggul.
  8. Mendorong gereja agar kaum milenial lebih tertarik berpartisipasi disektor pertanian mengingat 40% masyarakat Indonesia adalah petani.
Baca juga  Dari FGD W. J. Rumambi, Diharapkan Rumambi Institute untuk Semua Kalangan

Pdt. Johannes Cinun (KMJ Wisma Asih Lembang/ WAL) mengingatkan dalam pesannya bahwa Pos 6c tidak hanya milik WAL namun milik GPIB secara bersama untuk didukung persekutuan, pelayanan dan kesaksiannya.

Chris Wangkay, UPB/CC GPIB

Share :

Baca Juga

Misioner

“Jangan Mencari Kehormatan dari Manusia, Cari Kehormatan dari Tuhan”

Misioner

WAWANCARA. Pesan Iman Pdt. Yessi A. Hutapea: “Hati-Hati Perpecahan”

Misioner

“Hati-Hati Dengan Orang yang Merasa Paling Benar dan Paling Hebat”

Misioner

Bertanggung Jawab Atas Perkembangan Diri Kita Sendiri

Misioner

HUT ke-43 Yapendik GPIB, Pembina: Didiklah Generasi Beradab

Germasa

Audiensi Majelis Sinode GPIB Ke Katedral Jakarta Disambut Kardinal Suharyo

Pelkes

Usai Kalbar, Tim Visitasi Pelkes Siap Rambah Beberapa Bajem Di Kaltim

Misioner

MS Bangga atas Capaian Anak-anak GPIB: “Berikan Kesempatan Anak Sampaikan Ide”