JAKARTA, Arcus GPIB – Pengajar-pengajar palsu masih diumpai sampai saat ini. Ia akan terus hadir sepanjang kehidupan manusia dan ada di dalam gereja.
Mengatakan itu Pdt. (Em) Sealthiel Izaak mengangkat tema WASPADA TERHADAP BERBAGAI KEPALSUAN mengurai Firman Tuhan dari 2 Petrus 2:1-3.
Dikatakan, ada tiga kategori pengajar sesat. Pertama, pengajar sesat yang berada dalam gereja dan persekutuan Kristen adalah warga gereja atau anggota persekutuan yang menyangkal iman. Kedua, pengajar sesat yang datang dari luar persekutuan menyusup dalam persekutuan dan merusak kehidupan orang percaya. Ketiga, berbagai kepalsuan yang hadir pada zaman yang maju dengan teknologinya.
“Karena itu kita harus waspada. Kita harus membangun kehidupan iman yang kuat, supaya kita dapat mengalahkan kekuatan penyesatannya. Pengenalan akan firman-Nya menjadi penting, agar kita dimampukan mengenal ajaran-ajaran dan berbagai kepalsuan yang hendak menghancurkan kehidupan,” tutur Sealthiel.
Alumni Institut Injil Indonesia (III) Batu Malang ini mengatakan, sudah banyak orang yang menjadi korban berbagai kepalsuan pada zaman digital ini. Yang terpenting jangan menyangkal Yesus, “Penguasa yang telah menebus dan menyelamatkan umatNya”.
Di waktu yang lalu, nabi-nabi palsu tampil ditengah-tengah umat Allah. Mereka membujuk Israel untuk tidak menaati perintah Allah (baca: Yeremia 14:13-16). Guru-guru palsu adalah: a). Orang-orang yang anti kepada yang berwewenang. b). Tidak menghormati siapapun. c), Mencari kesenangan dan kepuasan diri sendiri. d). Menuruti hawa nafsu, dan menolak Tuhan (ay.1-2).
Petrus mengingatkan, agar waspada terhadap mereka, dan “semua orang yang membawa kepalsuan”. Karena mereka memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan. Dan menolak “PENGUASA YANG TELAH MENEBUS MEREKA” yaitu Yesus. Mereka merusak kelompok-kelompok Kristiani khususnya dan kehidupan manusia pada umumnya (ay.3). /fsp