JAKARTA, Arcus GPIB – Sekretaris Umum Majelis Sinode Pendeta Elly D. Pitoy De Bell, S.Th mengatakan, orang percaya bukanlah sosok orang biasa karena ada power atau kuasa yang diberikan Tuhan baginya untuk melaksanakan misi Allah.
”Kita bukanlah sosok biasa-biasa tapi sosok yang sudah dibekali Tuhan dengan power atau kuasa untuk melakukan perubahan,” kata Pendeta Elly saat melayani di GPIB Paulus Jakarta, di ibadah hari Kenaikan Yesus ke Surga, Kamis 09/05/2024.
Mengurai tema: ”Pemberitaan Telah Dialihkan”, Pendeta Elly meminta Firman Tuhan tidak ditempatkan sebagai yang eksklusif karena Firman Tuhan bisa didengar oleh siapa saja, tidak ditempat-tempat yang eksklusif dan priority.

Paduan suara GPIB Paulus Jakarta.
”Firman Tuhan itu tidak di tempat-tempat aksklusif tapi bisa didengar oleh siapa saja. Jangan merasa ini punya kami saja. Tuhan, memberikan sesuatu untuk dikerjakan, Ia memberikan Roh Kudus sebagai penolong dalam kehidupan kita. Roh Kudus itu power dan itu bukan untuk diri kita sendiri,” tandas Pendeta Elly mengisahkan perjalanan saat di Pos Pelkes Tembilahan yang berbecek dan lubang yang kala itu ditempuh 18 jam dari Pakan Baru menggunakan motor.
Dikatakan, Tuhan tidak sekadar membentuk begitu saja orag pecaya. Tapi ada yang dipercayakan. Ruah atau Nefes itu menjadi catatan penting bahwa kehidupan di dalam rahama atau rahim itu adalah anugerah Tuhan.
”Kita dipanggil keluar untuk karya Allah. Kamu akan menerima kuasa, sesuatu yang tidak bisa kita terima begitu saja. Power itu datang dari perbuatan yang disebut bilamana Roh Kudus turun atas kamu,” kata Pendeta Elly.

Pdt. Dr. Jozef M.N. Hehanussa, M.Th
Dari Maranatha Denpasar, dihari yang sama, Pendeta Dr. Jozef M.N. Hehanussa, M.Th meminta orang percaya meyakini bahwa keselamatan yang Tuhan berikan tidak hanya kepada orang percaya tapi kepada semua orang kehendaki.
”Sering kali kita masih percaya bahwa kasih Kristus itu hanya untuk kita. Kita mencoba membatasi kasih Kristus untuk diri kita dan tidak untuk orang lain. Kita hanya peduli Yesus dengan pikiran kita,” kata Pendeta Josef yang akrab disapa Otje ini saat melayani di Ibadah hari Kenaikan Yesus Kristus, di Jemaat GPIB Maranatha Denpasar.
Dosen Fakultas Teologi Duta Wacana Yogyakarta ini menandaskan bahwa kasih Kristus ditujukan buat siapa saja dan tidak bisa dibatasi. Namun, katanya, sering terjadi bahwa orang-orang percaya meminta Yesus lebih memperhatikan orang-orang percaya, orang-orang yang sudah menerima kasih Kristus dan meminta Yesus mengutamakan pihaknya yang lain diabaikan.

Paduan suara di jemaat GPIB Maranatha Denpasar
”Para mur.id meminta Yesus untuk meninggikan Israel dan menghancurkan bangsa Romawi. Yang harus ditinggikan Israel yang lain dihancurkan. Para murid meminta agar perhatian Yesus diarahkan kepada mereka ketimbang diarahkan kepada orang lain,” tutur Otje menunjuk Kisah Para Rasul 1 : 6.
Menurut Otje, situasi murid-murid Yesus mungkin saja bisa terjadi di jemaat, keributan antara presbiter yang satu dengan yang lainnya yang merasa lebih benar dan yang lain salah.
”Jangan-jangan juga terjadi di gereja. Penatua ribut dengan Diaken, atau Penatua Diaken ribut dengan Pendeta,” kata Otje seraya mengajak untuk menyimak teks Firman Tuhan untuk berubah yang dimulai dari Yerusalem yang disebutnya sebagai diri sendiri.
Mulai dari Yerusalem, artinya mulai dari diri sendiri sebelum berusaha mengubah orang lain. Mulai dengan kesadaran bahwa kasih Kristus sudah mengubah. “Jadi, harus mulai dari diri sendiri,” imbuh Otje.

Pdt. Ny. Dina Haba – Akihary, S.Th
Dari GPIB Kasih Karunia Ciledug, Pendeta Ny. Dina Haba – Akihary, S.Th dalam memperingati hari Kenaikan Yesus mengajak warga jemaat untuk peduli terhadap penginjilan, kapan dan dimanapun berada.
”Tugas kita memberitakan Injil melalui sekolah dimana kita belajar, tempat kuliah, tempat kerja, memberitakan Injil melalui Rumah Tangga masing-masing, memberitakan Injil melalui sikap hidup dimana Tuhan percayakan kita, disitulah nama Tuhan dipermuliakan,” kata Pendeta Dina di Ibadah hari Kenaikan Yesus, di Jemaat GPIB GPIB Kasih Karunia Ciledug.
Dikatakan, waktu Tuhan itulah waktu yang terindah. Waktu Tuhan beda dengan waktu manusia. Jadi, kata Dina, fokuslah pada pekerjaan Tuhan, jangan fokus pada hal-hal duniawi. Pengorbanan Kristus luar biasa diberikan karena Yesus mengasihi manusia.

Sukacita Hari kenaikan Tuhan Yesus bersama Paduan Suara GPIB Kasih Karunia Ciledug.
Mengikut Kristus ada kebahagiaan, ada berkat, ada sukacita. Tetapi kalau meninggalkan Juruselamat bukan sukacita yang kita peroleh tetapi banyak hal yang fatal.
”Yesus naik kesurga menyediakan tempat bagi kita. Berhentilah melihat keatas, Tuhan suruh kita melihat dunia ini. Kita ada di dunia ini, fokus kita adalah memberitakan injil karena Yesus berjanji akan datang kembali ke dunia ini. /fsp