Home / Misioner

Minggu, 26 Desember 2021 - 23:33 WIB

Natal Di Arab Saudi, Dulu Dilarang Kini Semarak Dengan Pernak-Pernik Natal

RIYADH, Arcus GPIB – Sejumlah warga asing yang tinggal di Arab Saudi membeberkan bebas merayakan natal. Perayaan hari besar umat Kristen itu bahkan semakin semarak di Saudi di bawah pimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Seperti dilansir CNNIndonesia.com Jumat (24/12) menyebutkan, perayaan Natal sebelumnya di Saudi dirayakan secara diam-diam.

Rubrik Internasional SindoNews.com 23/12 menyebutkan, pohon Natal dan pernak-pernik khas perayaan hari raya agama Kristen kini dijual secara terbuka di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh. Reaksi orang-orang di negara itu beragam melihat perubahan tersebut.

Situs berita IDNTimes.com menyebutkan, sejumlah warga juga sempat terkejut dengan pohon Natal yang mulai dijual secara umum. Hal yang menarik adalah mereka memiliki julukan lain untuk menjual barang tersebut, mulai dari ‘pohon liburan’, ‘pohon musim dingin’, hingga ‘pohon pinus’.

Baca juga  Soal Pendirian Rumambi Institute, Ini Pandangan Angelica Tengker, Ketua Umum KKK

Sebagian menjual pohon asli dan sebagian menjual pohon imitasi. Ada juga toko yang menjual pohon Natal secara terang-terangan dengan harga 3 ribu dolar AS atau sekitar Rp42 juta.

Kendati Arab Saudi merupakan negara yang menaungi dua masjid suci umat Islam dan menganut ideologi yang ultra-konservatif, tetap saja masih ada orang non-muslim yang bermukim di negara ini. Yang pasti mereka tidak tinggal di Mekkah atau Madinah, karena pihak kerajaan masih melarang non-muslim memasuki dua kota suci itu.

Baca juga  Pengadilan Menghukum Penggugat GPIB Obor Banten, Kuasa Hukum: Kita Tetap Berdoa

Kehadiran non-muslim yang ingin merayakan Hari Kelahiran Isa menjadikan praktik jual-beli aksesoris Natal terjadi ‘di bawah tanah’. Jangankan menjual aksesoris, sebelumnya pihak kerajaan bahkan tidak menjadikan Natal sebagai hari libur nasional, karena merayakan Natal berarti melanggar ideologi wahabi yang menjadi pemahaman umum di Saudi.

“Mereka (polisi yang menegakkan urusan agama) kini hanya melarang Sinterklas,” kata seorang penjual pohon Natal, dikutip dari Wall Street Journal. ***

Share :

Baca Juga

Diakonia

Pdt Ebser M. Lalenoh M.Th, Lugas Nan Tegas, Mitranya Menyebutnya Panser Di Medan Perang

Misioner

Dari HUT Ke-41 Yapendik: Pdt. Roberto Wagey: Eksis Menjadi Alat Tuhan Mencerdaskan Bangsa

Misioner

Semarak HUT Ke-30 YADIA GPIB, Pdt. Manuel Raintung: Wujud Nyata Cinta Kasih

Germasa

Kepemimpinan Pelayanan GPIB Di Mata Pengamat Politik Sangat Demokratis

Misioner

Tidak Ada yang Dapat Bertahan, Pdt. Sealthiel: Kekayaan, Pangkat, Jabatan akan Hilang

Misioner

“Menyuarakan Keadilan, Menghidupi Iman: Refleksi Gereja dari Kitab Yesaya”

Misioner

“Roh Allah Melekat Pada Kita, Dialah yang Membuat Kita Hidup”

Misioner

Mau Happy, Ini Caranya, Pdt. Jozef Hehanusa: Bangun Terus Pikiran Positif