JAKARTA, Arcus GPIB – Pada masa sekarang banyak aliran-aliran yang menyimpang dari kebenaran Firman-Nya. Sejalan dengan perkembangan kehidupan, muncul berbagai pemahaman yang sesat, antara lain pemahaman masalah perkawinan, dan lain-lain.
Mengatakan itu Pendeta Sealthiel Izaac mengurai Firman Tuhan dari I Timotius 1:3 “Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain”
“Kita harus waspada dan membangun kehidupan iman yang kuat, dengan tekun membaca Kitab Suci. Dalam ketekunan membaca Kitab Suci, kita dibekali dengan firman-Nya, sehingga kita dapat membedakan mana yang sesat dan benar,” Yesus dan firman-Nya adalah sumber kekuatan kita ditengah berbagai ancaman penyesatan.
Sejak adanya gereja dan orang percaya, sejak itu pula ada ajaran-ajaran sesat. Ajaran-ajaran sesat adalah ajaran yang menyimpang (bertentangan) dengan kebenaran Firman Tuhan. Tuhan Yesus berkata : “kamu sesat sebab tidak mengerti isi kitab suci” (Mat 22:29). Landasan kehidupan Kristen agar tidak tersesat adalah memahami dan mengerti isi kitab suci dengan benar.
Pelayanan Paulus di Efesus mendapat respons yang luar biasa (Kis 19). Akibatnya, dalam waktu yang singkat muncul kelompok-kelompok Kristen. Paulus pun menyadari bahwa mereka dengan mudah dipengaruhi ajaran sesat (Kis 20: 29-30). Dongeng-dongeng Yahudi yang diragukan kebenarannya dan silsilah, dipakai sebagai dasar ajaran mereka (ay.4). Terjadi pendekatan yang keliru (sesat) terhadap Taurat.
Paulus minta Timotius tinggal di Efesus untuk mencegah penyebaran ajaran sesat, agar tidak muncul berbagai persoalan (ay.3). Pengajaran Kristen yang benar harus menghasilkan Iman yang tulus ikhlas, kasih yang suci dan murni (ay.5). /fsp