JAKARTA, Arcus GPIB – Kapasitas pelayanannya tak diragukan. Hanya semalam menggalang dana ia bisa mengumpulkan donasi sebanyak Rp420.300.000,- yang akan digunakan untuk Pembangunan Gedung Gereja GPIB Lembah Silo Gunung Seriang Kalimantan Utara.
Ia adalah Tony Wenas, Ketua Dewan PKB GPIB yang selalu memberikan yang terbaik bagi giat dan layan di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Itu ia buktikan lagi dengan semangatnya untuk membangun kembali gereja Lembah Silo yang telah dirubuhkan.
”Semoga gereja yang akan dibangun di Lembah Silo itu akan bisa terwujud dalam waktu secepat-cepatnya. Dana telah terkumpul langsung diserahkan dan diawasi penggunaannya, diawasi pembangunannya supaya tepat guna,” kata Tony Wenas menjawab pertanyaan Frans S. Pong dari Arcus GPIB disela-sela acara Gala Dinner ”A Noght For Lembah Silo” di Le Meridien Jakarta, Jumat, 4/10/2024.
Dikatakan, sebelumnya gereja sudah berdiri disana, tapi karena sengketa tanah akhirnya gereja dirubuhkan yang kejadiannya pada 2022. Kondisi itu dijawab warga setempat dengan mendonasikan tanahnya 2250 meter untuk dibangun gereja.
”Sekarang kita upayakan supaya gereja itu bisa dibangun,” tandas Tony seraya menyebutkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung gereja itu sekitar Rp2 miliar.
Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta P.K Paulus Kariso Rumambi sebelumnya menyampaikan bahwa peristiwa perobohan gedung gereja Lembah Silo Kalimantan Utara tahun 2022 terasa menyakitkan khususnya warga jemaat Lembah Silo, Kaltara dan warga GPIB pada umumnya. Selain gedung gereja yang dirobohkan yang dibangun tahun 2004, Rumah Dinas Pendeta pun ikut dirobohkan.
“Pos Pelkes Lembah Silo Gunung Seriang adalah jemaat kecil dari GPIB Maranatha Tanjung Selor, Kaltara,” kata Pendeta Rumambi.
Warga jemaat Lembah Silo Gunung Seriang Kaltara pada 2004 berhasil membangun gedung gereja lengkap dengan rumah pendeta. Namun kemudian gedung gereja bersama dengan pastori dirobohkan, akibat sengketa yang amat menyedihkan di tahun 2022.
Seolah menjadi sebuah lukisan hari Pentakosta, semangat dan harapan GPIB Jemaat Lembah Silo ini telah menjadi api Roh Kudus atas ucapan Yesus bahwa IA membangun kembali Bait Allah yang baru yang tidak dibangun dengan tangan manusia.
“Mari bersama-sama berdiri, kita sebagai orang percaya yang hidup dalam kasih karunia Allah untuk berbagi dan sepenanggungan dengan GPIB Jemaat Lembah Silo untuk membangun kembali rumah Tuhan atau gedung gereja yang sirna hilang,” tutur Pendeta Rumambi.
Gereja, kata Pendeta Rumambi adalah rumah Allah, keluarga Allah, tempat dimana iman dan spiritual dibentuk dalam terang Tuhan. Sejarah bersaksi bahwa Paskah Kristus telah membangkitkan pengharapan yang baru untuk menerobos duka hidup yang sirna.
“Tanda kebangkitan Kristus dengan menyediakan tanah baru, lahan yang baru milik sendiri sebagai sebuah pemberian diri bagi jalan kebangkitan Tuhan.”
Menyikapi perobohan gedung gereja tersebut, Tony Wenas menyatakan duka yang menyayat sembari berharap gedung gereja dapat dibangun kembali.
“Kehilangan rumah Tuhan serasa kehilangan Tuhan yang mati. Sebuah trauma duka Golgota yang seolah menjelma kembali, menyayat bathin gereja. Inilah duka jeritan jemaat GPIB Lembah Silo yang juga menjadi duka kita, duka iman kita semua sebagai gereja ketika api Injil dipadamkan,” kata Tony Wenas.
Adalah suatu kehormatan bagi setiap orang percaya untuk menerima ajakan untuk membangun rumah kemuliaan Tuhan. Tidak semua orang mendapat kehormatan itu bahkan seorang raja besar seperti Daud sekalipun tidak dizinkan Allah.
“Mari bersama menerima panggilan Allah menegakkan kembali Salib kebangkitan Kristus di Tanah Kalimantan,” tandas Tony.
/FRANS S. PONG, Redaktur