JAKARTA, Arcus GPIB – Peserta Pendidikan Oikoumene Keindonesiaan (POK) GPIB melakukan audiensi ke Katedral Jakarta dan diterima Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo Jumat (24/11/2023).
Dalam kesempatan itu, peserta POK yang dipimpin oleh Ketua II MS GPIB Pendeta Manuel Raintung S.Si, MM membawa sekira 30 pendeta GPIB dan mendengarkan paparan yang disampaikan Romo Suharyo dan dilanjutkan dengan perkunjungan ke ruang-ruang ibadah gereja Katedral.

Peserta POK di ruang utama ibadah Katedral Agung Jakarta.
Dihadapan 30 pendeta Romo Suharyo banyak berkisah tentang kekristenan di Indonesia dalam perspektif politik berkaitan dengan Piagam Jakarta. Juga disampaikan bahwa Keuskupan Agung Jakarta memberi perhatian kepada UMKM.
“Jadi, ada gerakan dari umat. Tidak pergi ke restoran, tepi kalau pesan apa-apa pesan dari umat supaya mereka berkembang,” tandas Romo Suharyo. Dikatakan, manusia itu terdiri tubuh, jiwa dn Roh. Tubuh membutuhkan makanan jasmani, jiwa membutuhkan inspirasi.

Serasa enggan untuk berpisah dengan Romo Suharyo, peserta POK terus meminta swa foto.
Mengenai musik, kata Romo Suharyo, liturgi gereja katolik bermacam-macam. Gereja katolik di Indonesia adalah Gereja Katolik Roma. Oleh karena itu kalau mau 100% setia kepada nama itu lagu-lagunya yang melekat pada ritus dan bahasanya bahasa latin.
Tetapi kita tidak bisa mengingkari bahwa watak orang Indonesia sangat berbeda dengan latar belakan budaya Roma. Sejak konsili Vatikan ke-2 bahkan sebelumnya yang namanya inkulturasi sudah dijalankan.
Ketua II MS GPIB Pendeta Manuel Raintung mengatakan, kehadiran 30 pendeta di Katedral Jakarta ini dalam rangka pembelajaran kepada Romo perihal semangat kebangsaan Katolik.

Berbagai pertanyaan dari peserta POK ditujukan kepada Romo Suharyo.
“Kami dalam program belajar dalam rangka pendidikan oikoumene keindonesia bagi pendeta muda GPIB kami datang ke Keuskupan Agung mau belajar bersama Romo. Kami mengetahui bahwa di lingkungan katolik semangat kebangsaan menguat,” tutur Pendeta Manuel.
Dikatakan, melalui pertemuan-pertemuan katolik dan GPIB ini ada kebersamaan untuk membangun bangsa dan negara ini dalam bingkai kebangsaan. /fsp