Orang benar ialah orang berdosa yang sadar dan mengaku bahwa dia berdosa. Jadi orang yang benar dalam hal berdoa adalah orang berdosa bahwa ia berdosa.
JAKARTA, Arcus GPIB – Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) merayakan dan melaksanakan Hari Doa GPIB. Dapat dipastikan Rabu (27/03/2024) seluruh GPIB melaksanakan ibadah Hari Doa GPIB di Jemaat masing-masing.
Merayakan Hari Doa GPIB, Pendeta Em. L.Z. Raprap di GPIB Zebaoth Bogor dalam renungannya seperti ditayangkan via youtube mengatakan, doa orang benar sangat besar kuasanya dan ada hasilnya.
”Perhatikan bukan doa yang benar tapi doa orang yang benar. Yang benar orangnya bukan doanya,” kata Pendeta Raprap. Banyak orang takut kalau disuruh berdoa, itu sering menolak. Takut salah.

Pdt Em. L.Z. Raprap di GPIB Zebaoth Bogor.
Siapakah orang yang benar itu, tanya Pendeta Raprap, orang benar ialah orang berdosa yang sadar dan mengaku bahwa dia berdosa. Jadi orang yang benar dalam hal berdoa adalah orang berdosa bahwa ia berdosa.
Orang benar adalah orang yang bergantung kepada Tuhan. Doa bukan soal dapat atau tidak dapat. Dapat atau tidak itu kedaulatan Tuhan. Kadang kita minta ”A” Tuhan kasih ”B”.
”Ketika anda berdoa, spirit anda adalah spirit kebergantungan kepada Tuhan,” tandasnya.
Dihari yang sama di GPIB Maranatha Surabaya, Pendeta Alexius Letlora mengajak jemaat untuk mengerti bahwa fungsi doa bukan untuk mempengeruhi Tuhan.
”Fungsi dari doa itu bukan untuk mempengaruhi Allah. Tetapi fungsi doa itu adalah untuk mengubah kemanusiaan ini. Mengubah orang yang berdoa,” tandas KMJ GPIB Maranatha Surabaya ini. Jadi, kata dia, berdoa itu jangan dipakai sebagai sarana mengancam Tuhan.

Pdt Alexius Letlora di GPIB Maranatha Surabaya.
”Tuhan sembuhkan, kalau tidak sembuh saya tidak bayar persepuluhan. itu mengancam namanya,” tutur Pendeta Letlora. Jadi pada dasarnya doa itu, bukanlah sarana yang dipakai untuk Allah berfungi sesuai dengan kemauan manusia.
”Jadi, imbuh Pendeta Letlora, berdoalah sebagaimana berdoa dengan cara yang diajarkan Yesus.
Catatan Majelis Sinode GPIB menyebutkan, Hari Doa GPIB adalah komitmen GPIB untuk mengajak warga GPIB dan simpatisan untuk merawat iman kepada Yesus Kristus melalui doa mengembangkan spiritualitas Kristiani melalui doa.
Tidak asing di telinga berita tentang teman, sahabat, dan keluarga kita yang rela menukar iman dengan jabatan.
”Tidak asing di telinga kita berita tentang teman, sahabat, dan keluarga kita di Papua yang rela menukar iman dengan mie instan. Tidak asing di mata kita menyaksikan banyak orang merasa beriman tanpa berkarakter Kristiani sudah cukup. Tidak asing di mata menyaksikan banyak gugatan dan pertanyaan mengapa iman kami tidak dapat menjawab pergumulan.”
”Hari Doa GPIB yang dilaksanakan memberikan tiga pesan bahwa doa adalah suatu pengakuan bahwa apapun jabatan dan status sosial kita, dan bagaimanapun bersinar dan kelamnya kehidupan ini adalah makhluk ciptaan dan kita sebagai ciptaan datang menghadap ke Allah Trinitas yang menciptakan kita.”
Suatu perjalanan bersama Yesus Kristus mengarungi topan-badai kehidupan dengan rangkaian kata-kata, dan kepasrahan diri dan kita mengarungi topan-badai itu dengan keyakinan teguh bahwa Tuhan bersama kita.”
”Suatu penyerahan diri bahwa apapun jabatan atau status sosial kita, dan bagaimanapun bersinar dan kelamnya kehidupan ini, setiap kita perlu merawat iman dan mengembangkan spiritualitas agar iman Kristiani membentuk karakter Kristiani di dalam diri kita, dan iman Kristiani membentuk cara berpikir benar, cara bertindak benar, dan cara merasa benar yang bersumber di ajaran dan perbuatan-perbuatan Yesus Kristus.” /fsp