Oleh: Dr. Wahyu Lay, Warga GPIB Cipeucang, Dosen Filsafat
HARI PASKAH dirayakan oleh umat Kristen dari segala mashab sebagai peringatan kebangkitan Jesus kristus dari kematian. Kematian Jesus Kristus disalib diperingati lambang pengorbanan diriNya dalam usaha mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya.
Sedangkan kebangkitanNya dari kematian tiga hari kemudian diperingati sebagai tanda bahwa Allah mengabsahkan segala parbuatan dan pangorbanan-Nya. Pertanyaan yang mungkin timbul Adakah bukti bahwa yesus Kristus benar mati disalib dan dibangkitkan kembali dari kematian?
Bukti-bukti ilmiah,memang tidak ada. Umat Kristen berkeyakinan bahwa iman tidak memerlukan dukungan bukti -bukti ilmiah. Namun selama beberapa tahun terakhir ini orang mulai berbicara tentang suatu bukti “JESUS benar-benar mati disalib dan bangkit kembali dari kematian. “Bukti” itu adalah sehelai kain kafan yang disebut kain Kafan Turino.
Pada tahun 1978 suatu tim pakar dari Amerika Serikat datang ke Turino (Italia) untuk menyelidiki sehelai kain kafan pembungkus janazah. Semua peralatan yang canggih seperti photo micrography, fiber optic, radiasi sinar-X digunakan untuk meneliti kafan ini . kemudian penelitian tindak lanjut diadakan di arizona dan new york, Amerika Serikat, apa keistimawaan kafan ini ?
Menurut dugaan, kain kafan ini adalah pembungkus jenazah Jesus dua ribu tahun yang lalu. Kain yang berukuran 4,3 x I meter ini konon dibawa ke Turki, ke Konstantinopel dimana para kesatria Templar menemukannya, lalu dibawa ke Prancis pada tahun 1204, lalu ke Turino pada tahun 1354.
Seolah-olah tercetak, dikain kafan itu ada “gambar” depan dan belakang tubuh seorang laki-laki yang berbadan kekar dengan tinggi 180 sentimeter. Wajahnya yang lonjong mennunjukkan raut muka yang agung, tenang dan sayu. Ia berjanggut dan rambutnya panjang melewati pundak hampir ke pinggang.
Dengan peralatan yang digunakan untuk menerjemahkan potret ruang angkasa menjadi tiga dimensi, para pakar menemukan tanda bekas luka dan memar di wajah dan bengkak di sebelah atas kedua alis mata dan di bawah mata kiri. Juga ditemukan lebih dari seratus bekas luka cemeti di punggung, pundak pinggang dan kaki. Kadua pundaknya menunjukkan tanda bekas tertekan
benda berat. Kepala dan dahinya belang dengan noda darah dari luka tusukan. Pergelangan tangan dan kaki menunjukkan lubang bekas paku.
Panelitian kimiawi dan Spectroacople menunjukkan bahwa noda di kain kafan ini adalah darah hemoglobin, Noda di sekitar dada menunjukkan darah dan seram. Komputer yang membuat gambar tiga dimensi menunjukkan bahwa di pelupuk matanya ada bekas benda bulat dan pipih.
Menurut para pakar tanda-tanda itu adalah bekas uang logam Kerajaan Roma yang dikeluarkan oleh Pontius Pilatus antara tahun 29 dan Masehi. Pada zaman itu ada kebiasaan di Palestina untuk menutup mata janazah dengan batu pipih atau uang logam Se-lanjutnya di kain itu juga ditemukan serbuk tanaman yang tumbuh hanya di Palestina dua ribu tahun y.l. Kain ini sendiri adalah tenunan dari jenis yang dipakai di Timur Tengah pada abad itu.
Yang menjadi teka-teki adalah bagaimana wajah dan tubuh itu dapat terletak di kain kafan Para pakar mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena aksi kimiawi cairan tubuh. Tidak ada tanda pembusukan jenazah, padahal para patolog memastikan bahwa kain ini adalah bekas pembungkus suatu jenazah. Menurut para pakar, “gambar” di kain kafan ini mungkin tarjadi karana semacam letupan energi cahaya yang memancarkan dari tubuh itu dengan kecepatan 1/500 detik, yang bagaikan film fotografis memindahkan wajah dan tubuh itu ke kain yang membalutnya.
Benarkah kain kafan ini bekas pembungkus jenazah Jesus? Benarkah ketiadaan gejala pembusukan jenazah merupakan bukti kebangkitan? Untuk umat Kristen pertanyaan itu tidak relevan.
Umat Kristen percaya bahwa Jesus dibangkitkan dan dihidupkan kembali ; dan kepercayaan itu bukan bukan berdasarkan suatu bukti, biar bagaimanapun otentiknya bukti itu seandainya nanti para pakar menyimpulkan bahwa kain ini betul betul adalah kain kafan Yesus dan bahwa “gambar” itu muncul karena kebangkitan. Gereja sama sekali tidak akan menggunakan kain kafan ini sebagai bukti.
Kepercayaan umat Kristen akan kebangkitan Kristus bukan berdasarkan bukti melainkan berdasar pada pengakuan bahwa Allah bertindak dan membangkitkan Kristus. Ia dibangkitkan supaya hidupnya yang hanya tiga puluh tiga tahun itu jangan tamat sampai disitu melainkan menjadi permulaan suatu kehidupan baru bagi umat manusia.
Peristiwa paksa tidak memerlukan bukti, sebab “bukti” nya terletak dalam kehidupan baru yang seharusnya dijalani oleh setiap insan Kristiani setiap hari dengan caramempraktekan gaya hidup Jesus Kristus yang di tandai dengan mengampuni, menolong, menghargai, menaruh perhatian, mendamaikan, meluruskan, memulihkan, menumbuhkan, membesarkan hati, menghibur, menyambut, memberi dan mengasihi. ***