Bogor, Arcus GPIB – Berbagai cara untuk bisa meningkatkan kapasitas bagi pendeta dalam melakukan tugasnya dilakukan. Salah satunya lewat acara Pembinaan Dasar Pendeta (PDP) gelombang ketiga bertempat di Wisma Abdi 1, Cisarua, Bogor pada 20 – 24 November 2023.
Acara yang dihadiri 22 pendeta yang telah melakukan tugas pelayanan dalam kurun waktu 6 hingga 10 tahun ini diikuti dengan antusias. Acara yang dibuka Ketua Umum Majelis Sinode Pdt.Paulus K.Rumambi ini, meminta peserta untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
“Ada hal khusus yang ingin saya sampaikan tentang pembinaan kali ini. Orientasi PDP tidak berhenti pada pembekalan pengetahuan. Pembinaan yang selama ini hanya bergerak di kisaran Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah (Lower Order Thinking Skill) diarahkan menjadi Kemampuan Berpikir Kritis (Higher Order Thinking Skill). Untuk itu PDP menerapkan pendekatan Pragmatisme yang digagas oleh John Dewey. Yaitu, ciri khas dari Pragmatisme Dewey adalah partisipasi peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan atas dasar pengalaman. Bagi John Dewey, pendidikan adalah proses penggalian dan pengolahan pengalaman secara terus-menerus. PDP menempatkan porsi yang signifikan bagi peserta untuk berekspresi, berdialog, berdiskusi dan mengeksplorasi pengalaman dengan dipandu oleh fasilitator atau pemandu diskusi. Untuk itu mari kita gunakan kemampuan berpikir kritis kita untuk berinovasi,” kata Pdt. Rumambi.
Acara ini diarahkan pada penajaman manajerial skill pendeta dengan fokus pada isu spiritualitas, adaptasi transformasi serta faktor pendukung seperti keuangan dan pengelolaan asset. Isu spiritualitas akan disasar pada peningkatan spiritualitas diri pendeta serta alternatif pertumbuhan spiritualitas di sisi jemaat. isu transformasi akan difokuskan pada peralihan dari pendekatan multi generasi menjadi intergenerasi di era digital serta kemampuan adaptasi KMJ di lingkungan yang terus berubah.
Pemilihan topik tersebut, dilandaskan pada pertimbangan bahwa ada permasalahan dan keputusan Persidangan Sinode yang perlu direspons di tingkat jemaat . Permasalahan yang dicermati, antara lain kemampuan adaptasi di lingkungan yang terus berubah, baik oleh faktor sistem seperti mutasi, maupun faktor perkembangan eksternal seperti digitalisasi. Selain itu, keputusan hasil PS seperti ibadah ekperimental dan eksperiansial masih terbuka untuk didaratkan di lingkup jemaat.
Sejumlah narabina dalam PDP batch ke 3, seperti Pdt. Ir. Yoel M. Indrasmoro, S.Th dari Gereja Kristen Jawa yang akan membawakan Materi “SPIRITUALITAS PELAYAN YANG MENYERUPAI YESUS”, Pdt. Prof. Joas Adiprasetya, Th.D. dari GKI Pondok Indah, yang akan membawakan materi PERAN PELAYAN DALAM MEMAHAMI DAN MENDORONG PERTUMBUHAN SPIRITUALITAS JEMAAT, lalu Ericko Tandayu, S.E, Interim Country Team Leader dari LeaderSource SGA, yang juga pernah menjadi country manager, Christian Vision, akan membawakan materi TRANSFORMASI PELAYANAN DAN IBADAH MULTIGENERASI MENJADI INTERGENERASI DI ERA DIGITAL.
Dari lingkup intern GPIB beberapa nama lintas generasi, antara lain Pdt. Joel Klokke, S.Th., Pdt. I Nyoman Djepun, M.Th dan Pdt. Boydo R. Hutagalung, S.Si (Teol), M.A. akan terlibat dalam diskusi panel ADAPTASI DAN TRANSFORMASI PELAYAN UNTUK MENJAWAB TANTANGAN KONTEKSTUAL PELAYANAN DI JEMAAT DAN POS PELKES.
Energi baru
Salah seorang peserta, Pdt. Christ Banizman Zai, KMJ Margahayu, Rasau Jaya, Kalimantan Barat, menyambut gembira undangan untuk hadir sebagai peserta dalam PDP. Berikut pendapat ybs:
“Semua yang hidup atau yang bergerak membutuhkan energi. Pendeta adalah pembina dan pengajar dalam jemaat. Dalam melaksanakan pelayanan yang holistik, wajar energinya berkurang dan menipis. Sebab itu Pendeta sebagai pengajar, harus selalu mau untuk belajar. Mengisi ulang energinya untuk dapat berpelayanan secara prima. Pembinaan Dasar Pendeta diharapkan dapat menjadi sumber energi baru bagi para Pendeta dengan usia pelayanan 6-10 tahun. Kiranya melalui pembinaan ini para Pendeta dapat menjadi pelayan yang setia, berintegritas serta bertanggung jawab sebagai utusan Kristus di dalam dunia.”
Semoga semua materi yang ditawarkan dalam PDP batch III dapat menjadi sumber energi bagi KMJ dan PJ untuk dapat berkiprah lebih baik lagi di tengah jemaatnya. (iris tutuarima/phil)