JAKARTA, Arcus GPIB – Gereja yang berkualitas adalah persekutuan yang tidak pernah menyerah terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi sesama dan seluruh ciptaan.
Demikian renungan pagi mengangkat tema “GEREJA YANG BERKUALITAS” Sabtu , 28 Mei 2022 mengurai Firman Tuhan dari Kisah Para Rasul 18 : 18 – 23.
Dalam kualitas demikian, tantangan dalam karya layan diatasi dalam semangat kebersamaan dan kesadaran, bahwa gereja adalah persekutuan yang berdoa dalam penyerahan, tetapi bukan untuk lepas tangan terhadap tanggung jawab yang mesti diemban.
Gereja berbagi tugas dan tanggung jawab sesuai karunia, kapasitas, dan kompetensi yang Tuhan anugerahkan. Aplikasikan kualitas tanggung jawab iman dalam keseharian, di rumah, kantor, kampus, dan masyarakat.
Setia dalam perbuatan-perbuatan baik tidak pernah mengecewakan. Sejauh dilakkan dengan tulus dan jujur, akan melihat tangan Tuhan terlibat dalam setiap apa yang dilakukan di rumah, dalam pekerjaan maupun studi, juga kerja layan persekutuan.
“Kita disebut tim bukan karena kita bekerja bersama-sama. Kita menjadi tim, karena saling menghargai, percaya, dan peduli satu dengan yang lain.”
Kerja tim Paulus, Priskila dan Akwila di masa-masa sulit menumbuhkan kepercayaan, sikap saling menghargai, serta peduli satu dengan yang lain.
Gereja yang berkualitas adalah gereja yang bertumbuh karena mengabarkan Kabar Baik bagi sesama dan seluruh ciptaanNya.
Catatan arcusgpib.com, mengutip misi.sabda.org/gereja-bertumbuh menyebutkan bahwa gereja yang bertumbuh adalah gereja yang mengabarkan Injil.
Pekabaran Injil adalah bagaikan peredaran aliran darah dalam tubuh manusia. Jikalau peredaran aliran darah dalam tubuh baik dan lancar maka akan memiliki tubuh yang sehat. Sebaliknya jika peredaran aliran darah tidak lancar dan terganggu maka kita menjadi orang yang sakit.
Demikian juga dengan gereja, jika gereja tidak mengabarkan Injil maka gereja akan sakit dan lama-kelamaan kalau tidak disehatkan kembali maka gereja akan mati. Gereja yang tidak mengabarkan Injil adalah gereja yang siap untuk mati, 1 Korintus 9:16).
Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang berorientasi pada peranan Jemaat tidak boleh berorientasi atau berpusat pada pendeta, penginjil, majelis atau aktivis lainnya. Semua orang percaya, segenap anggota jemaat harus berperan bahkan berfungsi sebagai imam yang memanjatkan doa syafaat untuk sesama.
Gereja berkualitas juga didukung tim kerja yang baik, mengutip popbela.com/career perlunya sikap respek dan saling menghargai terhadap kemampuan teman satu tim. Bila ada teman satu tim yang kesusahan harus dibantu.
Berkomunikasi dengan baik. Segala macam kesulitan dan pemecahan masalah harus dikomunikasikan dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Saling berbagi informasi. Bekerja dalam tim berarti bersedia berbagi dan menerima informasi dalam berbagai cara. Cara ini juga membantu untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
Mendengarkan pendapat rekan kerja satu tim. Menjadi pendengar yang baik memang cukup sulit untuk dilakukan. Namun, mendengarkan kesulitan yang dialami oleh partner kerja dan mencari solusi bersama membuat satu sama lain jadi lebih dekat.
Kerjasama tim berarti kita harus mendukung satu sama lain. Bangun kebersamaan dengan makan siang atau nonton film bersama sesudah kerja. Kalau kalian sering melakukan ini, masing-masing orang akan mempunyai sense of belonging terhadap tim. /fsp