LAMPUNG UTARA, Arcus GPIB – Safari Pelayanan dan Kesaksian (Pelkes) 31 Mei – 4 Juni 2023 di Lampung Utara punya makna tersendiri bagi Kepala Desa Sumber Arum, Kota Bumi, Lampung Utara, Gabriel Bintoro. Ia sangat respek terhadap Pengobatan Gratis dan Pelembagaan GPIB yang dilakukan di daerahnya.
Kades Sumber Arum ini menyatakan sangat berterimakasih atas apa yang dilakukan Tim Safari Pelkes GPIB yakni Pengobatan Gratis berupa Pemeriksaan Kesehatan, Pemeriksaan Gula Darah, Asam Urat dan Kolesterol, serta pembagian kacamata baca.
Dalam mempersiapkan gedung gereja menyambut Tim Safari Pelkes dan Majelis Sinode GPIB dalam rangka Pelembagaan, Gabriel Bintoro mengaku sudah tiga hari berada di gereja bersama-sama dengan warga lainnya mempesiapkan penyambutan.
“Kami selaku Kepala Desa sangat mengucapkan banyak terimakasih kepada GPIB karena dengan adanya kegiatan in kami masyarakat sungguh dibantu tentang kesehatan. Jadi, kalau ada keluhan kesehatan dari masyarakat dapat segera ditangani untuk mendapatkan penanganan medis tingkat selanjutnya,” kata Gabriel Bintoro.
Mengenai pelembagaan GPIB Syalom Pancasila, pihaknya merasa bangga karena GPIB yang ada di Sumber Arum Pancasila sudah lama berdirinya dan kini bisa dilembagakan dan mandiri. Jemaat Syalom sudah ada sejak tahun 1967 bersamaan dengan hadirnya gereja Katolik di daerahnya.
“Gereja GPIB disini mungkin sudah ada sejak 1967 berbarengan dengan hadirya gereja Katolik,” kata Gabriel Bintoro warga jemaat Katolik di Sumber Arum Pancasila.
Orangtua Gabriel Bintoro merupakan perintis kekristenan di daerah Sumber Arum Pancasila Lampung Utara.
“Jadi, kami merasa bangga GPIB disini dilembagakan karena sudah sekian puluh tahun yang selama ini GPIB bergabung dengan Talang Jali (GPIB Petra,Red), dengan pelembagaan ini GPIB Pancasila menjadi mandiri,” tutur Gabriel Bintoro.
Catatan Arcus GPIB mengutip Lampungpost.id menyebutkan Desa Sumber Arum, menjadi salah satu daerah pemasok kebutuhan sayur-mayur untuk wilayah sekitar. Masyarakat Desa Sumber Arum atau sekitar 30 persen menggantungkan hidup sebagai petani sayuran sehingga mampu memenuhi kebutuhan 40% sayuran warga sekitar, seperti kangkung, bayam, sawi, dan selada.
“Merujuk data, dari 641 kepala keluarga, sekitar 200 KK menggantungkan hidup dari bertanam sayuran,” ujar Gabriel Bintoro. Dia menyebutkan dari 1.110 hektare luas wilayah Desa Sumberarum, luasan lahan sayuran tercatat sekitar 100 ha. Lahan yang tersebar di empat dusun atau 23 RT merupakan lahan sayuran. Sekitar 70 ha merupakan lahan padi dan sisanya merupakan tanaman perkebunan serta perumahan rakyat.
“Selain sayuran, sektor peternakan juga turut menopang ekonomi warga desa. Untuk peternakan ada ternak ayam petelur dengan jumlah tujuh kandang dan ternak babi satu unit. Sementara untuk ternak sapi hampir merata oleh 100 KK,” kata dia. /fsp
