PANGKAL PINANG, Arcus GPIB – Prestasi dan reputasi baik dalam hidup sesungguhnya tidak melulu diperhitungkan melalui pencapaian material yang kita miliki saat ini. Tetapi lebih pada sikap hidup kita, yang setia pada Tuhan giat melayaniNya serta hidup berdamai dengan sesama disekitar kita.
Mengatakan itu Pdt. Inri Maurent Nikijuluw-Kiroyan, S.Th Ketua Majelis Jemaa GPIB Jemaat Pangkal Pinang dalam tayangan Night Call, di youtube GPIB Indonesia Kamis 12/5/2022 yang mengurai teks Firman Tuhan dari 1 Tawarihk 6: 4-7.
Apa sajakah prestasi hidup itu? Menurut Pdt. Inri, prestasi itu bisa dalam tindakan yang gemar berempati pada sesama didalam kedukaan dan kemalangan, bisa tindakan yang menghasilkan buah-buah pikiran untuk menolong sesama keluar dari keterpurukan atau kebimbangan.
Bisa juga prestasi dalam perkataan yang mengeluarkan kata-kata positif demi membangun sesama menghibur dan menguatkan mereka serta menopang mereka dalam pelbagai sukaduka hidup yang dialami.
Khotbah yang mengangkat tema, “Nama Dicatat, Karya Diingat” Pdt. Inri meminta untuk selalu menjaga nama baik sebagaimana manusia adalah segambar dengan Allah.
“Tindakan untuk menjaga nama baik sesungguhnya menjadi tugas kita semua. Kita perlu menjaga nama baik kita secara pribadi. Sebab kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Diri kita ini mencerminkan kemuliaan Allah, kita perlu menjaga keharuman nama baik kita sebagai umat yang diberkati Tuhan,” tutur Pdt. Inri.
Sebuah pepatah berbunyi harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Bagaimana dengan manusia? Manusia ketika mati hanya akan mengggalkan sebuah nama baik, reputasi baik yang didasarkan pada prestasi kehidupan akan mengharumkan nama, nama keluarga bahkan nama Tuhan Yesus Kristus.
Kesempatan untuk hidup hanya datang satu kali, kesempatan untuk berkarya yang positif tidak selalu datang setiap hari.
Sebagai orang tua, katanya, marilah mewarisi pusaka hidup kepada generasi muda dalam rupa perbuatan, perkataan dan pikiran yang bijaksana. Bukankah kita ingin diingat dan dihargai sebagai orangtua yang tua yang bijaksana. /fsp